"Setahun menjadi istriku maka kau akan mendapatkan uang 500 juta yang kau butuhkan!" Kata Justin pada Lily yang sedang membutuhkan dana yang sangat besar untuk membantu ekonomi keluarganya.
Tawaran yang terdengar cukup menguntungkan untuk dirinya membuat Lily terpaksa menerima tawaran Justin. Lily berpikir jika tawaran yang Justin berikan kepadanya saat itu merupakan jalan keluar dari permasalahannya.
Tanpa Lily sadari jika satu tahun pernikahan yang dia jalani bersama Justin membuatnya terbelenggu dengan cinta pria itu dan membuatnya sulit untuk melepaskannya di saat wanita yang pria itu cintai telah kembali dan ingin merebut posisinya sebagai istri Justin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 - Bagaimana Ini?
Di tengah kebingungan yang melanda, Justin mencoba menghubungi Marsha berniat mempertanyakan sesuatu kepadanya. Namun beberapa kali mencoba menghubunginya, Marsha tak kunjung mengangkat panggilan telefon dari Justin hingga membuat pria itu jadi frustrasi.
"Sejak menetap di singapura, Marsha sulit sekali untuk dihubungi." Gumam Justin. Jika biasanya Justin dapat mengerti dengan kesibukan Marsha, kini justru tidak. Justin sedikit sebal karena di saat ia sangat membutuhkan Marsha untuk saling bertukar pendapat, kekasihnya itu sangat sulit untuk dihubungi.
Tak memiliki tempat untuk bertukar pikiran untuk saat ini, Justin pun menghubungi salah satu sahabat baiknya. Dia meminta mereka untuk bertemu karena ada hal penting yang ingin ia bicarakan. Untung saja tidak ada drama dalam ajakan tersebut. Sahabat baik Justin langsung saja mengiyakannya hingga akhirnya kini mereka sudah berada di sebuah kafe yang menjadi tempat mereka untuk bertemu.
"Jadi ada masalah apa sehingga kamu mengajakku bertemu di sini?" Tanya Leon. Sahabat baik Justin sejak mereka masih duduk di bangku sekolah pertama.
Justin menceritakan permasalahannya. Mendengar ceritanya tersebut, Leon pun mengangguk seakan dapat menangkap inti permasalahan tersebut.
"Apa kamu gak mau jujur pada Tante Amanda kalau saat ini Marsha sudah pindah ke Singapura dan gak bisa menikah dalam waktu dekat?" Tanya Leon.
Justin menggeleng. "Aku takut membuat Mama jadi kecewa. Kamu tahu sendiri gimana senangnya mama aku saat tahu rencanaku ingin menikah dalam waktu dekat!" Balas Justin.
"Lantas apa yang ingin kau katakan pada Tante Amanda kalau dia jadi datang ke sini dan mempertanyakan keberadaan Marsha?" Lagi, Leon bertanya dan membuat Justin menghembuskan napas kasar di udara.
"Aku gak tau. Maka dari itu aku ajak kamu ketemuan di sini. Aku gak sanggup buat mama kecewa. Kamu tau sendiri gimana mama, nenek dan kakek menginginkan aku menikah dalam waktu dekat ini."
Leon diam. Dia mencoba berpikir untuk mencarikan solusi atas permasalahan Justin saat ini. Mengerti jika Leon sedang berpikir, Justin pun ikut diam tak mengajak pria itu untuk berbicara.
"Menurutku, jika kamu gak bisa membawa Marsha pulang ke sini dalam dalam waktu dekat, solusi terbaik yang bisa kamu ambil untuk gak buat Tante Manda kecewa hanyalah membawa peran pengganti untuk Marsha." Kata Leon.
"Peran pengganti, maksud kamu gimana?" Justin nampak tak mengerti.
Leon menghela napas sejenak kemudian menjelaskan maksud perkataannya. Mendengar perkataannya tersebut, lantas saja membuat kedua kelopak mata Justin melotot sempurna.
"Jangan bercanda, kamu. Aku gak mungkin memperkenalkan wanita lain sebagai calon istriku pada mama. Bisa kecewa mama nantinya jika mengetahui aku berbohong kepadanya dan tak jadi menikah dengannya!"
"Memangnya kamu punya cara lain untuk keluar dari permasalahan kamu saat ini? Jika tidak, menurutku hanya itulah caranya agar kamu bisa keluar dari permasalahan kamu saat ini dan gak buat Tante Manda yang sudah berharap jadi kecewa.
Justin bergeming. Semakin frustrasi saja dia dengan permasalahannya saat ini. Jika saja Marsha tak mendapatkan tawaran pekerjaan di Singapura, pasti saat ini hidupnya tidak akan rumit. Dia bisa membawa Marsha bertemu dengan ibunya dan memperkenalkannya sebagai calon istri.
"Tapi siapa wanita yang mau aku bawa bertemu mama, Leon? Dan wanita mana yang mau diajak bekerja sama agar tidak memborkan kebohonganku pada Mama?" Tanya Justin.
Leon kembali berpikir. Namun baru saja beberapa saat memikirkan siapa wanita tersebut, fokusnya sudah terganggu saat mendengarkan suara benda terjatuh dari arah yang tidak terlalu jauh dari dirinya.
Pandangan Leon dan Justin sontak tertuju pada sosok wanita yang tidak sengaja menjatuhkan piring dan gelas bekas pelanggan ke atas lantai akibat tersenggol oleh anak kecil yang berlarian di dalam kafe.
"Lila, dia Lila kan, teman kita saat SMA dulu?" Tanya Leon pada Justin dan diangguki Justin sebagai jawaban
***
Selamat datang di karya baru Shy. Jangan lupa komen dan rate bintang ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ dulu ya sebelum lanjut🤗