Alea baru mengetahui dirinya hamil saat suaminya telah pergi meninggalkannya. Hal itu di sebabkan karena sang suami yang kecewa terhadap sikapnya yang tak pernah bisa menghargai sang suami.
Beberapa bulan kemudian, mereka kembali bertemu. Suami Alea kini menjadi seorang CEO tampan dan sukses, suaminya secara tiba-tiba menemuinya dan akan mengambil anak yang baru saja dia lahirkan semalam.
"Kau telah menyembunyikan kehamilanmu, dan sekarang aku datang kembali untuk mengambil hak asuh anakku darimu,"
"Jangan hiks ... aku ... aku akan melakukan apapun, tapi jangan ambil putriku!"
Bagaimana selanjutnya? apakah Ady yang merupakan suami dari Alea akan mengembalikan putrinya pada ibu kandungnya? ataukah Ady akan mengambil putri Alea yang baru saja dia lahirkan semalam?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20: Cicit kesayangan kakek Robert
"Anak Ady?" tanya Robert.
Siska mengangguk, Robert menatap Ara tak percaya. Dari awal dirinya sudah jatuh hati pada bayi tersebut, tetapi bayi ini ternyata anak Ady dan Alea.
"Mas, aku cariin ternyata disini," ujar Naura yang baru saja memasuki kamar Shaka.
Naura tersenyum melihat ayunan bayi, tetapi keningnya mengerut ketika melihat Ara yang tengah menggenggam jari telunjuk suaminya.
"Bayi siapa itu? bukankah kau melahirkan bayi laki-laki?" heran Naura sambil berjalan mendekati mereka.
"Itu bayi Ady eyang, cantik bukan?" ujar Siska sembari tersenyum.
"HAH?" kaget Naura.
Siska terheran, dia kira Ady telah memberitahu semuanya. Ternyata salah, Naura dan Robert belum tahu soal Ara.
"Ady tak bicara apapun, yang ku tahu dia sudah menikah. Itu saja," ujar Naura dan menduduki dirinya di karpet berbulu itu.
Naura mendekati dirinya pada Ara, tangannya terulur dan mengambil Ara dari ayunannya.
"Cantik, mirip banget sama Ady. Warna matanya, ngikutin kamu mas," ujar Naura.
Ara tertawa, Naura di buat gemas oleh bayi itu. Naura pun menciumi pipi Ara yang membuat bayi itu tertawa.
"Kapan dia lahir?" tanya Robert.
"Sama kayak Shaka, hanya berbeda jam saja sebab Ara di lahirkan caesar," terang Siska.
"Caesar?" tanya Naura.
"Iya, Alea terpaksa harus melahirkan Ara yang saat itu masih berusia 8 bulan di kandungan. Ady bilang jika Alea pendarahan dan harus segera di oprasi," ujar Siska.
Naura mengangguk mengerti, dia menatap Ara dengan senyum.
"Tadi siapa namanya?" tanya Robert.
"Chiara Elmira Zeinaya, di panggil Ara," jawab Naura.
"Kenapa tidak ada padanya nama Dominic?" heran Robert.
Seketika Siska dan Naura menatap Robert dengan terkejut, awalnya mereka takut jika Robert tak menerima Ara. Namun, dugaan mereka salah. Robert malah menanyakan nama Dominic di belakang nama Ara.
"Itu ... kakek tanyakan saja pada Ady," ujar Siska.
Sedangkan di ruang makan, Ady tampak merangkul Alea. Sedari tadi wanita itu terus berkata takut jika Robert mengusirnya dan memisahkan dirinya dengan putrinya.
"Sudah Alea, kakek tidak sekejam itu," ujar Ady.
"Dia memarahiku Ady, bahkan dia membawa Edgar dalam hal ini," ujar Alea.
"Aku akan berbicara pada kakek," ujar Ady dan pergi dari ruang makan.
Alea menutupi wajahnya, untunglah tidak ada Edgar sehingga anak itu tidak mendengarnya.
"Sudahlah Alea, tak perlu kamu fikirkan. Apa kau tahu? kakek sangat menginginkan cicit perempuan, apalagi Ara memiliki bola mata berwarna ke abuan persis seperti kakek. Padahal anak-anak kakek tidak ada yang menuruni warna matanya itu," terang Amanda.
"Mamah mertuamu benar, kakek memang seperti itu. Tapi papah yakin dia akan menerima kalian," sambung Ethan.
Tak lama Ady kembali dengan Ara di gendongannya, di belakangnya terdapat Robert dan Naura yang berjalan berdampingan.
"Ara kenapa?" tanya Amanda.
Alea menatap putrinya itu, dia mengulurkan tangan agar Ady memberikan Ara padanya. Ady yang mengerti pun memberikan Ara pada Alea, setelah itu dia duduk di sebelah istrinya itu.
"Ayo pi kita makan, bukankah habis ini papi akan pulang bukan?" ujar Ethan.
"Siapa bilang aku akan pulang sehabis makan? memangnya aku kesini hanya menumpang makan saja?" ujar Robert sambil menduduki dirinya di kursi paling ujung.
Mereka semua bingung dengan ujaran Robert kecuali Alea yang memang sedang menatap putrinya.
"Tadi papi bilang 'aku tidak mau berlama-lama disini, apalagi dengan wanita itu,' Apa papi lupa?" tanya Amanda.
Tampak Robert salah tingkah. "YA-yak! menantu, kau jangan berbohong," ujar Robert tak terima.
"Aku berbohong? apa aku harus memeriksa CCTV pi?" ledek Amanda.
Robert gelagapan, Naura pun sudah menahan tawanya melihat itu.
"Habis ini ada pekerjaan yang harus ku bahas dengan Ethan." ujar Robert sambil membuang wajahnya.
"Loh, kerjaannya kan udah beres tiga hari laku pi?" bingung Ethan.
Mereka akhirnya tertawa melihat Robert yang bingung akan menjawab seperti apa lagi. Alea pun ikut tersenyum, dia jadi tahu jika Robert tak seburuk yang ia kira.
Ady ke dapur untuk mengambil susu putrinya, Setelahnya di kembali dan memberikan susu itu pada Alea.
"Dia haus, sedari tadi dia tak berhenti memainkan lidah," ujar Ady.
"Tapi mas, tadi pagi di baru saja meminum susu. Takutnya kekenyangan dan muntah," ujar Alea.
"Bayi memang sering memainkan lidah Ady," kesal Ethan.
Ady menggaruk pelipisnya, dia tak tau banya hal tentang bayi. Yang dia tahu hanyalah masalah kecil seperti bayi nangis karena lapar atau popok basah. Itu semua dia pelajari dari internet.
***
Robert tengah berada di kamar Ady, dia menatap sekeliling dan kembali menatap Ara yang menatapnya dari box bayi.
"Cicit kakek, cicit cantiknya kakek,"
Ara tersenyum, dia menendang-nendang kakinya dan berceloteh ria.
Robert memperagakan wajah yang lucu, Ara yang melihat itu menjadi terkejut. Tiba-tiba saja dia menangis kencang membuat Ady berlari ke kamarnya.
"Kenapa dengan Ara kek?" heran Ady.
"Gak tau, tadi kakek cuma liat dia sebentar terus nangis.
" OEEKK ... OEEKK,"
Ady menggendong putrinya, dia menepuk punggung kecil putrinya dengan pelan. Tangisan Ara mereda menjadi sesenggukan, netranya menatap Robert dengan bingung.
"Kenapa kakek ada disini? bukankah kakek sedang menonton pertandingan bola?" heran Ady.
"Ta-tadi aku mendengar tangisan Ara. Jadinya kakek kesini," ujar Robert.
Ady mengernyit heran. "tadi kakek bilang ...,"
"Mas, titip Ara sebentar. Aku harus ke sekolah Ady untuk rapat wali," ujar Alea yang baru saja memasuki kamar.
"Susu Ara habis loh, kalau dia lapar gimana? kamu kan belum pompa asi lagi," ujar Ady.
Alea tampak bingung begitu pula dengan Ady, Ady pun teringat jika Ethan juga pasti ke sekolah Razka untuk rapat.
"Minta di wakilkan papah saja, kau tetap disini mengurus Ara. Aku ada meeting sebentar lagi," ujar Ady.
"Baiklah, berikan Ara padaku," pinta Alea.
Ady pun menyerahkan Ara, tetapi baru saja Alea menggendongnya Ara sudah menangis kencang.
"Ada apa dengannya?" heran Robert.
Bukan hanya Robert, Alea dan Ady juga bingung. Tidak biasanya putri mereka seperti ini.
"Dia tidak mau lepas darimu Ady," ujar Robert.
"Tapi kek, biasanya Ara tidak seperti ini," heran Ady.
Alea pun mencoba hal lain, dia mengambil botol susu untuk memancing putrinya. Tetapi tetap, Ara tak ingin bersama Alea.
"Yasudah, aku harus membatalkan meetingku," ujar Ady.
"Ady, kau akan rugi ratusan juta jika mereka kecewa denganmu!" ujar Robert.
Alea yang merasa tak enak pun mengambil paksa Ara, dia menimang Ara yang menangis sambil membawanya keluar.
"Diam yah sayang, ayah mau kerja dulu. Nanti kalau ayah gak kerja, keperluan Ara gimana?" bujuk Alea.
Ady menyusul istrinya, dia mendekati Alea yang sedang berada di ruang tengah.
"Berikan Ara padaku!" pinta Ady.
"Kamu berangkat saja, biarkan Ara menangis. Nanti juga dia diam," ujar Alea.
Ady tak menggubrisnya, dia mengambil putrinya yang sudah lelah menangis itu ke dalam gendongannya.
"Putriku jauh lebih penting dari meeting itu," tegas Ady.
Alea takut jika Robert akan marah karena Ara menghambat Ady untuk bekerja.
"Iya ayah gak berangkat sayang, ayah disini sama Ara," bujuk Ady.
Tangisan Ara terhenti, bayi itu sesenggukan dan menatap sang ayah dengan polos.
"Pemirsa telah di beritakan bahwa terjadinya tabrakan beruntun di jalan XX, sekarang kami sedang berada di lokasi kejadian ...,"
Alea dan Ady saling tatap setelah melihat berita itu, keduanya tampak terkejut dan menatap Ara yang ternyata sudah tertidur akibat kelelahan.
"Ara melarangku karena perasaannya tidak enak, mungkin itu feeling seorang bayi," gumam Ady.
alea &ady 👍👍👍
Barulah crita mreka remaja.
Dan crita ttg Bela.
Apkh Bela mempunyai watak buruk?
yaitu dia ahirny jdi seorang pelakor?
Trimksih Author critany yg membuat Sy terhibur.