Kulepas Suamiku Dengan Elegan

Aku update dua bab

Ken keluar dari kamar yang ditempati oleh Felix dan juga ane, sekarang tujuannya adalah pergi ke kamar Kiara yang berada di sebelah kamar kedua anak kembarnya. Ketika masuk ke dalam kamar Kiara, rasa sedih langsung menggelayuti hati ken, selalu seperti ini, dia selalu merasakan perasaan yang hampa ketika masuk ke dalam Putri pertamanya.

Ken mendudukkan dirinya di sebelah ranjang yang ditempati oleh putrinya, wajah Kiara terlihat damai ketika memejamkan matanya. Mata Ken menatap Kiara dengan sendu, dia sekarang dekat dengan semua anaknya tapi terasa jauh karena semua anaknya membencinya.

Perlahan tangan Ken tergerak untuk merapikan rambut yang menutupi pipi putrinya, tak bisa dibayangkan betapa beratnya penyesalan Ken dan juga hukuman Ken saat ini, saat dia sudah bertaubat semuanya sudah terlambat, saat dia ingin memperbaiki semuanya, semua harapan tertutup, Ane Felix dan juga Kiara mungkin tidak akan pernah menganggap kehadirannya.

Dan sekarang apa yang bisa Ken lakukan? Tidak ada, Ken tidak akan pernah bisa melakukan apapun selain hanya datang dan diam lalu menatap ketiga anaknya tanpa bisa melakukan apapun.

15 menit berlalu, Ken menarik selimut untuk Kiara, seperti biasa Dia pamit pada putrinya walau hanya dalam hati. Namun baru saja Ken akan bangkit dari duduknya, tiba-tiba tangan Ken tersentuh sesuatu hingga lelaki itu pun langsung menoleh ke arah belakang, jantung Ken seperti akan keluar dari rongga dadanya ketika Kiara membuka matanya, bahkan menatapnya dengan intens hingga tubuh lelaki itu langsung terdiam mematung, bahkan dia merasa tubuhnya tidak bisa digerakkan, bisa Ken melihat tatapan putri pertamanya begitu penuh luka.

"Kiara!" Panggil Ken dengan suara gemetar, untuk pertama kalinya Kiara merespon ucapannya dengan mengedipkan mata, karena biasanya Kiara tidak pernah merespon orang-orang di sekitarnya.

Ken menggenggam tangan Kiara, lelaki itu kemudian sedikit mencondongkan tubuhnya lalu mengelus rambut putrinya.

"Kau mau ikut pulang dengan papa?" Tanya Ken entah kenapa pertanyaan itu terlintas begitu saja, padahal Ken juga sudah tahu jawabannya bahwa putrinya tidak akan pernah memaafkannya.

Dan anehnya Kiara malah mengedipkan matanya pertanda mengiyakan ucapan Ken, hingga Ken terdiam selama beberapa saat, dia bahkan tidak percaya dengan apa yang dia lihatnya.

Bukankah seharusnya Kiara membencinya, bukankah seharusnya Kiara tidak ingin melihatnya, lalu kenapa Kiara malah ingin tinggal dengannya.

Sebenarnya Ken tidak mengetahui, bahwa setiap dia datang ke kamarnya Kiara selalu terbangun. Dan sebenarnya pula, tinggal di rumah Agatha ternyata membuat Kiara tidak nyaman, ada rasa nyeri yang menggerogoti hati Kiara ketika melihat interaksi kedua adiknya bersama Agatha, tentu saja karena dia tidak mau merasakan sosok ibu jangankan sosok ibu sosok ayah pun tidak ada. Dan setiap melihat Agatha dan kedua adiknya, hati Kiara selalu nelangsa.

Sedangkan untuk Ken, sepertinya rasa sayang Kiara jauh lebih besar daripada rasa bencinya pada Ken, sudah lama sekali Kiara ingin menyentuh tangan ayahnya setiap ayahnya datang ke kamarnya, tapi Kiara tidak seberani itu.

Sedari dulu Kiara selalu ingin dekat dengan ayahnya, hari-hari anak itu selalu berharap bahwa ayahnya akan melihat padanya, menatapnya dengan hangat. Awalnya tentu saja Kiara takut bahwa ayahnya hanya bersandiwara tapi selama bertahun-tahun ini dia bisa merasakan ketulusan ayahnya.

Dan ya, sekarang keinginan Kiara terkabul, ayahnya melihat ke arahnya, walaupun dia harus mengalami hal yang mengenaskan. Sedari dulu Kiara hanya ingin disayangi oleh Ken, dan sekarang ketika Ken berubah Kiara ingin menebus waktu yang terlewat, menikmati kasih sayang ayahnya.

Dan mungkin tidak ada satupun yang tahu, bahwa Kiara sudah bisa berjalan, pikiran gadis kecil itu sudah kembali normal walaupun terkadang masih seperti orang Linglung, Kiara berpura-pura tetap seperti itu agar bisa terus merasakan perhatian ayahnya yang selalu memperhatikan diam-diam. Jika ayahnya tahu bahwa dia sudah pulih, mungkin saja ayahnya akan kembali seperti dulu mengabaikannya dan akan lebih menyayangi kedua adiknya.

Ya, Kiara tahu bahwa Ane dan Felix adalah adiknya, dan pada akhirnya terjawab sudah, kenapa saat itu ayahnya ingin sekali dekat dengan Ane dan memanfaatkannya sampai dia tersakiti. Tidak, Kiara sama sekali tidak membenci kedua adiknya, hanya saja saat ini dia ingin menikmati waktu lebih banyak bersama ayahnya, sebelum ayahnya kembali meninggalkannya dan lebih memilih untuk dekat dengan kedua adiknya.

Bulir bening langsung terjatuh dari pelupuk mata Ken mengetahui bahwa Kiara ingin tinggal bersamanya, lelaki itu bangkit dari duduknya kemudian dia berjalan keluar dari kamar Kiara, untuk pergi ke kamar Agatha.

"Agatha ... Agataha." Sangking senangnya Ken, Dia mengetuk ke kamar Agatha dengan keras, rasanya dia ingin memberitahukan pada Agatha, bahwa Kiara sudah merespon dirinya dan ingin tinggal bersama.

Dan setelah mengetuk pintu selama beberapa kali, akhirnya pintu terbuka muncul sosok Agatha yang menetapkan dengan sebal karena Ken membangunkan yang baru saja terlelap.

"Apa kau tidak punya otak kenapa kau menggedor kamarku dengan keras!"Agatha berbicara dengan bersungut-sungut, seperti biasa dia tidak pernah ramah pada Ken. Baru saja Agatha akan berbicara lagi karena dia masih merasa kesal, tiba-tiba tubuh Agatha diam membeku ketika Ken memeluknya.

"Terima kasih Agatha ... Terima kasih." ken memeluk Agatha semakin erat, sungguh beribu-ribu terima kasih dan ucapkan pada mantan istrinya karena mau merawat Kiara

Tubuh Agatha sempat menegang ketika dia dipeluk lagi oleh mantan suaminya, wanita itu dengan cepat tersadar lalu mendorong tubuh Ken.

"Ah maaf ....." Kan langsung meminta maaf, dia juga tadi tidak sadar memeluk Agatha. Kini tiba-tiba kecanggungan melanda keduanya.

"Ada apa, kenapa kau menggedor ke kamarku dengan keras?" Tanya Agatha, sebisa mungkin dia menormalkan ekspresinya padahal dia penasaran dengan apa yang terjadi pada mantan suaminya.

"Tadi aku menawarkan Kiara untuk tinggal bersama, dan dia mengedipkan matanya pertanda dia setuju. Terima kasih Agata, selama ini kau mau memasuh Kiara."

"Apa kau mengancamnya!" Alih-alih percaya pada ucapan Ken, Agatha malah curiga bahwa Ken memaksa Kiara, dia tidak akan membiarkan Kiara ikut dengan Ken karena takut Ken akan melukai Kiara.

"Tidak, sungguh aku tidak mengatakan apapun, ketika aku akan pergi Kiara menyentuh tanganku."

Agatha tidak menjawab ucapan Ken, wanita itu memutuskan untuk masuk ke dalam kamar Kiara dan memastikan semuanya.

"Kiara!" Panggil Agatha, dia menggerakkan pipi Agatha agar melihat ke arahnya, karena barusan Kiara menatapku sembarang arah.

"Kau ingin pulang dengan papamu, tolong kedipan matamu sekali jika iya, jika papamu mengancammu tolong kedipkan matamu dua kali."

Dan pada akhirnya Kiara pun mengedipkan matanya satu kali, pertanda dia ingin pulang dengan ayahnya.