kisah seorang gadis yatim piatu yang sejak bayi tak mengetahui bagaimana rupa wajah kedua orangtuanya, semenjak gadis kecil itu berusia 5 tahun tiba-tiba saja muncul kekuatan tak kasat mata melindunginya.
banyak misteri menaungi gadis itu kisah pelik antara dua dunia menjadi bunga bunga tidur gadis itu yang tak kunjung damai sampai akhirnya takdir mengatakan bahwa dia adalah kunci dari segala hal dari keselamatan dunia,..
penasaran yukk simak
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon juannita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode delapan
Brakk
Duakk
Gedebumm
Aaahhhkkk
"Sial**n... Apa apaan ini siapa yang berani menyerang ku..." Ucap seorang pria paruh baya itu.
"Hallo pak tua... " Nampak suara merdu mendayu Dayu keluar dari mulut seseorang yang memakai serba hitam ala ninja,dan yang terdengar dari pendengaran pria paruh baya tersebut seperti seorang wanita.
Yah memang pemilik suara itu adalah seorang wanita sedangkan pria paruh baya tersebut tidak tahu apa permasalahan nya sampai sampai markasnya diserang dengan sedemikian rupa.
"Si siapa kamu bang**t..." Terdengar umpatan keluar dari mulut pria paruh baya tersebut yang tak lain adalah Lazard Samuel Eto'o Hattrick yang tak lain adalah pemimpin black metal salah satu pemimpin mafia didunia bawah.
"Coba tebak aku siapa tuan Lazard...." Terdengar kembali ditelinga Lazard sebuah suara yang sangat merdu mendayu dayu.
Otak Lazard seolah mati dia ngeblank beberapa saat tak lama kemudian diapun sadar Lazard pun jadi ketakutan saat mengetahui siapa sosok mahluk serba hitam yang berada didepannya ini.
Wajahnya memerah karena ketakutan tubuhnya gemetar suaranya pun seolah olah tercekat tak mampu mengeluarkan kata kata meskipun itu hanya satu kalimat.
Dia tahu sosok didepannya ini adalah dijuluki Angel Black Rose yang ditakuti oleh banyak mafia didunia bawah. Siapa yang tidak takut akan sepak terjang sosok didepannya ini bahkan dia tidak tahu pemilik suara merdu ini benar-benar wanita ataukah hanya jadi jadian saja pasalnya tak ada seorang pun yang melihat rupa dari sosok yang ada didepannya ini.
Bahkan suaranya saja ditakuti meskipun suara itu slow kalem lembut tapi mengandung aura mistis yang sangat kental dan paling ditakuti apalagi jika dibarengi dengan aroma mawar tamatlah sudah nyawanya.
Itu baru sedikit yang dia ketahui bahkan menurut cerita dari teman temannya yang pernah menyaksikan sendiri sepak terjang sosok yang ada didepannya ini bergidik ketakutan kala mengingat apa yang dia saksikan entah seperti apa temannya tersebut disaat melihat sosok itu beraksi tapi dari reaksinya nampaknya itu sungguh sangat menakutkan, dari cerita saja sudah begitu menakutkan apalagi kalau menyaksikannya langsung alamak apa kabar nyawanya nanti??.
Pikiran pikiran semrawut nampak sudah traveling diotak Lazard saat ini,tiba tiba suasana disekelilingnya menjadi suram dan dingin bahkan dari udara pun nampaknya juga tak bersahabat dengan nya.
"No nona... Eh tu tuan... Aduh salah apa be benar t tapi saya tidak tahu harus memanggil anda apa dan bbagaimana..." Nampak terbata bata pria paruh baya itu mencoba menempatkan kata perkata atau kalimat yang harus diucapkan itu dengan baik dan agar tidak menyinggung sosok dihadapan nya ini.
"K kenapa ... Aduhh.." lagi dan lagi dia kesulitan mengucapkan kata-kata mutiara nya dihadapan sosok serba hitam ini.
Sosok itupun melangkah selangkah demi selangkah dengan sangat pelan dan pasti,tapi itu justru makin membuat seorang Lazard yang terkenal akan kegarangannya dan kebringasan nya menjadi semakin ketakutan.
"Panggil saja aku apapun yang membuatmu nyaman pak tua..." Kini suara merdu mendayu Dayu kembali terdengar ditelinga pria paruh baya tersebut.
"A ap appa salah ssaya no nona... Ap appakah ssaya pernah mengusik an anda??" Meskipun masih dengan terbata bata Lazard pun mampu menyelesaikan kalimatnya.
Nampak wajah tenang dengan seringai an meskipun tak nampak Dimata Lazard tapi dari gesture dan cara bicara serta logatnya pun Lazard tahu kalau sosok yang ada didepannya ini tengah menyeringai.
Dan Lazard pun tak berani mengumpat dalam hati dia berusaha semaksimal mungkin agar mulut dan batinnya tak mengumpat karena dari kabar yang dia tahu sosok yang ada didepannya ini mampu membaca hati dan pikiran lawan bicaranya.
Lazard menggigil ketakutan tubuhnya kian diterjang gemetar yang semakin mendera, sampai sampai cairan bening keluar dari balik celana nya. Lazard pun memejamkan kedua matanya bahkan untuk bernafas saja susahnya minta ampun.
"Kau masih belum menyadari kesalahan mu apa pak tua..." Meskipun dalam keadaan terdesak dan gemetar Lazard masih mampu berfikir dan mencoba mengingat ingat apa letak kesalahannya itu.
"Ckk... Lama..." Gumam sosok itu
Wuss
Dalam sekali kedip sosok itu sudah tak nampak didepan Lazard,tapi belum sempat Lazard mengambil nafas sosok itu kembali lagi sudah berada didepannya entah sejak kapan Lazard tidak tahu karena dia tak melihat tapi hanya bisa merasakan hembusan angin lembut yang menerpa wajahnya.
"Ambil ini dan baca ...." Kini sosok itu sudah kembali menjauh dari hadapan Lazard seperti angin berhembus kencang namun lembut Lazard sampai tak bisa mendeskripsikan seperti apa dan bagaimana sebutan yang pantas untuk sosok itu, apakah malaikat pencabut nyawa ataukah iblis berkedok wanita cantik ataukah mahluk jadi jadian semata.
Karena dari pergerakan nya sangat tidak masuk akal jika dilihat secara kasat mata kecepatan nya bahkan melebihi angin yang lewat itu menurut Lazard. Dan semua itu diluar nalar manusia biasa seperti dirinya.
"No nona...."
"Sampai kan pada klienmu untuk menjauh dari buruannya atau kepala mu dan juga seluruh keluarga mu akan aku gantung di depan gerbang mansion mu" 'wuss' entah sejak kapan sosok itu menghilang dari hadapan Lazard dia mendengar suaranya tapi tidak dengan sosoknya.
Kini bolehkah Lazard mengambil nafas tentu tekanan dari sosok itu membuat Lazard tidak bisa berkutik sama sekali,pelan tapi pasti tubuh Lazard yang tadinya tidak bisa bergerak sama sekali kini mulai bergerak sedikit demi sedikit.
Sungguh berhadapan dengan sosok itu andrenalin seorang Lazard benar benar diuji,dia masih belum siap mati karena masih banyak urusan yang harus diselesaikan.
"Sial... Kenapa aku jadi berurusan dengan mahluk itu ssshhh...." Mengingat barusan yang terjadi padanya sungguh membuat Lazard seperti akan dipaksa melepaskan jantung nya.
"Siapa sebenarnya orang itu kenapa sosok itu begitu melindungi mereka...." Gumam Lazard kini dia tengah duduk dikursi kebesarannya.
Tut
Tut
" Ya tuan ada yang bisa saya bantu... " Jawab seorang diseberang sana.
"Ron... Kau cepat kemari ada tugas untuk mu..." Lazard kini memijit pelipisnya dengan sedikit kasar karena tiba-tiba saja kepalanya pusing.
Tok
Tok
Tok
Cklek
"Tuan..."
"Atur pertemuan ku dengan klien sekarang juga ada hal penting yakan aku bicarakan dengan mereka ini penting dan tidak bisa ditunda" perintah Lazard tegas...
"Baik tuan ..." Ucap Ronald dengan hormat.
Tapi sedetik kemudian Ronald berhenti dia memberanikan diri untuk bertanya akan keadaan ruangan tuannya yang berantakan.
"Kau suruh ob bersihkan ruanganku segera..."
Seolah olah tahu akan apa yang ada dipikiran Ronald Lazard pun memerintahkan Ronald agar ruangannya segera dibersihkan.
"Baik tuan..." Ronald pun segera berlalu dari tempat itu,dalam hatinya bertanya-tanya 'apakah terjadi sesuatu dengan tuannya itu??'
Ronald mencoba menepis pikiran pikiran buruk akan apa yang menimpa tuannya akhirnya Ronald pun segera dengan cepat berlalu agar sang tuan tidak marah.
Sementara itu di mansion Dimitri.
"Darimana saja kamu gadis kecil heumm...." Abhisya terlonjak kaget mendengar suara omnya.
"Dari main om...." Dimitri memutar bola matanya malas.
"Jangan suka main main sayang... Om tidak mau kamu terluka okay..." Ucap lembut Dimitri.
"Huum siap om...." Sambil hormat Abhisya pun tersenyum imut yang mana tidak akan bisa membuat seorang Dimitri marah pada gadis itu. Dimitri menghela nafas panjang kemudian ia berkata " ya udah sok naik... Lalu bersihkan dirimu ganti baju kalau belum makan siang kamu makan sana biar maid yang akan memasak untuk mu kalau udah makan langsung tidur " ucap Dimitri sambil mengacak rambutnya.
"Om... Aku bukan anak kecil iiihhh..." Gerutu gadis itupun tak diindahkan Dimitri malah pria itu semakin gemes dibuatnya.