Daren begitu tergila-gila dan rela melakukan apa saja demi wanita yang di cintainya, Tapi cintanya tak terbalas, Sarah yang di cintai Daren hanya mempunyai secuil perasaan padanya, Di malam itu semua terjadi sampai Sarah harus menanggung akibat dari cinta satu malam itu, di sisi lain keduanya mau tidak mau harus menikah dan hidup dalam satu atap. Bagaimana kelanjutan kisah Mereka. akankah Daren bisa kembali menumbuhkan rasa cinta di hatinya untuk Sarah? Dan apakah Sarah bisa mengejar cinta Daren?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon II, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hati-hati
Di kamar, Sarah malu-malu duduk di ujung ranjang, Daren berjalan perlahan menghampiri Sarah. Terlihat keduanya nampak canggung satu sama lain, ini bukan yang pertama tapi rasanya lain.
Daren memberanikan diri untuk duduk di samping Sarah yang menatap asal kamar. Karena bingung Daren menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. Entah kenapa suasana yang hening dan intim menjadi penuh kecanggungan, Selama ini satu kamar dan pernah berhubungan tidak membuat keduanya bisa bersantai dan saling terbuka, Ini seperti pertama lagi. Layaknya pengantin baru.
Ehem....Daren berdehem. "Ka-kamu-
Sarah segera menoleh. "Daren?"
"Iya, kenapa?" Tanya Daren dengan wajah gugup. Begitu salah tingkah ketika Sarah menatapnya.
"Kita belum ke kamar mandi?" Sarah Mengingat tadi sarapan, beradegan ranjang pasti akan berciuman.
Daren mengangguk. "Ok, kita ke kamar mandi, setelah itu-
Kalimat Daren menggantung, seolah malu untuk melanjutkan. Sarah paham buktinya anggukan kepala di perlihatkan.
Keduanya berjalan bersama ke dalam kamar mandi, saling membersihkan rongga mulut penuh rasa campur aduk. Di depan cermin mata keduanya bertemu, Mulut yang sudah bersih itu perlahan saling mendekat.
"Rasanya pasti Mint." Bisik Sarah.
Daren tertawa kecil mendengar Sarah menggodanya. tanpa ingin membuang waktu di sana keduanya saling memadu kasih di lanjutkan ke atas ranjang, Daren mengendong Sarah yang mana keduanya tak berhelai benang. Pagi menjelang siang itu di hiasi dengan desahan dan suka cinta. Seperti biasa Daren yang memegang kendali membuat Sarah pasrah di buatnya, beberapa Rode mereka selesai, sampai kedua terkulai.
"Jam 2 siang," Ucap Daren melirik jam di dinding, setelahnya mengecup kening Sarah yang mana berada di dalam dekapannya.
Dengan berbalut selimut Sarah berbalik membuka mata melirik luar jendela nampak gumpalan awan hitam di sana.
"Sepertinya mau hujan lagi."
"Itu bagus,"
"Kita bisa tidur nyenyak," Sarah berbalik lagi menghadap dada Daren yang bening tak berbulu itu. "Daren?" Panggil Sarah..
Hemmm.
"Kalau suatu hari nanti ada yang menganggu kita, bagaimana tanggapan kamu?" Tanya Sarah dengan tawa kecil. Ini pertanyaan yang harus di ajukan. Ingin mengetahui respon Daren.
Daren lantang menjawab. "Aku tidak akan melakukan itu, Entah dengan mu, tapi kalau sampai kamu mendua, aku akan membawamu ke tengah laut -
"Kamu mau ceburin aku begitu?" Sarah mendongak membawa wajah ketus.
Daren mengangguk sembari menahan tawa. "Bukan hanya itu, aku juga akan membawamu ke tengah laut di mana ada ratusan ikan hiu yang lapar."
Sarah melotot tak percaya, Menepuk-nepuk dada Daren kesal. "ihhh, ga mau, aku takut, ga mau Daren."
Hahahahahahha Daren tertawa puas di buatnya. Anehnya seorang wanita, dia yang mengajukan pertanyaan tapi dia juga yang tak terima dengan jawabannya yang di berikan.
"Ga lah, aku ga akan lakuin itu, Mudah-mudahan kamu bisa menjaga hati kamu, seperti aku menjaga hatiku, Tapi kalau sampai terjadi aku akan membawamu ketengah lautan." Sambung Daren dengan masih tertawa.
Kali ini Sarah ikut tertawa karena kalau di pikir-pikir lucu juga. "Tidak akan pernah, aku sudah belajar dari masa lalu."
Mendengar Sarah mengatakan itu Daren terdiam membuat Sarah bertanya. "Kenapa?"
Daren menatap Sarah sembari mengecup bibirnya lagi. "Dua tahun yang lalu, ayah pernah menjodohkan aku dengan seorang wanita, namanya Yasmin, dia anak Om Dahlan dan Tante Ajeng, kerabat ayah, aku menolak karena setelah aku sadar kamu tidak akan pernah mencintai aku, aku memilih mengejar Kinan, dan setelah itu aku tidak pernah bertemu dengan mereka lagi."
Entah kenapa Sarah menjadi waspada ekspresi wajahnya tidak bisa berbohong. "Namanya cantik orangnya juga pasti cantik." Ada rasa cemburu di sana. Daren bisa merasakan itu.
"Semua wanita itu cantik, tapi-" Daren menarik tengkuk Sarah sampai-sampai area sensitif keduanya beradu membuat Sarah merinding.
"Bagiku kamu yang paling cantik, aku tidak akan pernah membuat kesalahan, tidak akan pernah."
Sarah bukannya menjawab, dirinya malah mendesah nikmat membuat Daren tersenyum. Pada akhirnya terjadi lagi...
Satu Minggu berlalu artinya bulan madu selesai, Daren dan Sarah memilih tetap di villa cempaka keduanya melukis indah masa-masa honeymoon melupakan kemewahan villa NM7
Pak Supir mengemasi barang-barang kedua majikannya, Daren dan Sarah masih sibuk sarapan.
"Yank, Ayah minta ke Bandung dulu. Bagaimana?" Tanya Daren di sela sarapan.
Sarah yang belum terbiasa dengan panggilan itu tersenyum malu-malu, Mengangguk setuju sebagai jawaban.
"Kamu kenapa? Senyum-senyum sendiri?" Tanya Daren.
Sarah menjawab pelan. "Seneng di panggil sayang sama kamu."
Daren memalingkan wajahnya yang memerah. Percakapan penuh semangat itu berakhir keduanya masih di kuasai rasa malu-malu kucing, apalagi selama honeymoon mereka betah di kamar menghabiskan waktu di atas ranjang tanpa ingin melakukan apapun. Sampai-sampai Sarah kesusahan untuk berjalan, di sana perih dan linu. Lain dengan Daren yang bisa berjalan gagah buktinya berjalan menuju mobil Daren baik-baik saja, sedangkan Sarah tertatih beruntung Daren ada di sisinya. "Aku gendong ya, biar cepat."
"Ga mau, malu, nanti apa kata mereka." Sarah melirik para staf villa.
"Apa bedanya." Sahut Daren, dengan cepat membopong Sarah supaya bisa cepat masuk kedalam mobil. Mengabaikan mata staf villa yang mana mereka hanya kebagian rasa iri nya saja.
"Non Sarah kenapa Den?" Tanya Pak supir khawatir. Apalagi Sarah sampai di bopong begitu.
Sarah hanya tersenyum malu, Sedangkan Daren menatap Pak supir. "Kakinya keseleo."
"Oh... jalan sekarang Den?"
Daren yang mana sudah berada di dalam mobil mengangguk. "Ke bandung Pak, sama nanti kalau ayah tanya, benar jemput saya dan Sarah ke bandara bilang aja iya, nanti saya kasih bonus."
"Siap Den."
Mobil meninggalkan Villa cempaka menuju Bandung, Di dalam mobil Pak supir sesekali menghela napas panjang. Mendengar suara tawa dari bangku belakang.
"Pengantin baru namanya juga." gumam Pak Supir. Memilih fokus membawa mobil berusaha mengabaikan suara dan tawa dari kedua majikannya yang mana seperti tengah di mabuk cinta.
Sementara itu, Yasmin yang sudah mengetahui kabar kalau Daren dan Sarah akan pulang setelah berbulan madu, kembali menyambangi kediaman Pak Darwin berta mengajak ayahnya Pak Dahlan. Selain itu keduanya juga membahas kerja sama antar perusahaan.
"Selamat siang Om," Sapa Yasmin. Seperti biasa menyalami Pak Darwin sopan.
Sebelum mendekati anaknya aku harus mengambil hati Pak Darwin terlebih dahulu, memberi kesan baik dan sopan,
Gumam Yasmin dalam hati, kembali mencoba mengambil perhatian Daren yang mana di dukung sepenuhnya olah sang ayah Pak Dahlan. Sudah mengetahui pernikahan Daren dan Sarah tapi laki-laki yang memiliki usaha di tambang batubara itu masih kekeh dan penasaran, dengan begitu keluarganya yang terkenal akan semakin terkenal lagi jika berbesanan dengan keluarga Darwin. Yang mana perusahaannya itu bertengger di posisi 3 sebagai perusahaan terbesar di Indonesia.
Pak Darwin memiliki beberapa perusahaan di antaranya yang paling terkenal yang mana bergerak di bidang minyak bumi, Selebihnya mempunyai usaha yang mencakup penginapan, restoran beberapa gerai makanan, dan juga sekarang tengah berkerja sama dengan perusahaan Pak Dahlan untuk membangun Mall. Keberhasilan perusahaannya berkembang pesat sampai-sampai Perusahaan Golden Grup yang mana di miliki Daniel tidak kuasa mengejar.
Itu kabar gembira bagi Pak Dahlan yang mana sungguh ngebet ingin merebut Daren untuk bisa bersanding dengan putri kesayangannya, Yasmin.
"Mari masuk, Om sudah siapkan makan siang." Ajak Pak Darwin.
Yasmin dan Pak Dahlan mengikuti langkah Pak Darwin sampai ketiganya menyantap makan siang dengan suka cita.
"Bagaimana Yasmin, sekarang sudah punya pacar atau calon suami mungkin?"
Pak Dahlan melirik Yasmin.
Yasmin jelas menggelengkan kepala. "Belum om, Yasmin belum kepikiran lagi buat cari pacar atau menikah, Pernikahan itu hal yang sakral dan tidak boleh di buat mainan, jadi untuk sekarang Yasmin fokus ke usaha aja."
Pak Dahlan mengangguk lega. Tersenyum melihat bagaimana putrinya bisa di andalkan.
"Wah, hebat kamu ya, Ngomong-ngomong sekarang kamu lagi usaha apa?" Tanya Pak Darwin lagi antusias, melihat Yasmin membuatnya takjub. Gadis cantik yang di besarkan dengan cinta dan limpahan materi tidak serta merta membuatnya menjadi sosok gadis yang manja. Padahal usianya sepantaran dengan menantunya tapi Yasmin bisa berpikir dewasa. Seingatnya Sarah masih seperti anak kecil yang haus akan kasih sayang. Tanpa sadar Pak Darwin membandingkan Keduanya.
Tapi bagaimana pun Sarah dia adalah menantu ku, dia yang aku pilihkan untuk anakku, selain itu Daren sudah sangat mencintai Sarah. Yasmin bahkan tidak sebanding dengan Sarah di mata Daren.
"Butik baru berjalan satu tahun ini, om mungkin tau kalau Yasmin juga usaha Cake dan kalau menantu Om mau, Yasmin siap bekerja sama." Papar Yasmin.
Pak Darwin mengangguk antusias. "Nanti kamu tanyakan langsung ke Sarah, ya,"
"Ok Om." Sahut Yasmin, melirik Pak Dahlan yang tersenyum puas.
Makan siang terus berlanjut sampai mereka tidak mengetahui di luar mobil yang membawa Daren dan Sarah datang.
"Selamat datang Den Daren, Non Sarah." Sambut pelayan yang membukakan pintu mobil.
Sarah tersenyum, sedangkan Daren hanya acuh seperti biasanya.
"Ayah ada?" Tanya Daren.
"Ada Den, lagi ada tamu juga?"
"Siapa?" Tanya Sarah alih-alih Daren yang bertanya lagi.
"Bapak Dahlan."
Daren menatap Sarah, Sedangkan Sarah menyempitkan kedua matanya membuat Daren memalingkan wajah.
"Ayo masuk?" Ajak Sarah, begitu kasar menarik Daren masuk kedalam rumah.
"Jangan bilang ada anaknya juga." Gumam Sarah sembari melirik Daren yang mana bersikap datar.
"Assalamualaikum," Teriak Sarah. Berdiri bersama Daren dengan saling bergandengan tangan.
Pak Darwin, pak Dahlan dan Yasmin menoleh kearah suara.
"Waalikumsalam." Sahut Pak Darwin sembari berjalan mendekati keduanya.
"Kalian lama sekali?"
Yasmin mengepalkan tangan melihat Sarah yang mana begitu lengket mengandeng Daren. Melihat Yasmin bersikap demikian, Pak Dahlan sedikit menendang kaki Yasmin.
"Jangan seperti itu, ingat."
Mendengar suara sang ayah, Yasmin merubah ekspresi wajahnya. Tersenyum penuh rasa bahagia ke arah Daren dan Sarah.
"Ayo kita sambut mereka." Ajak Pak Dahlan sambil beranjak.
"Dia Yasmin?" Bisik Sarah ke arah Daren.
Daren mengangguk pelan.
"Dia mendekat, Sayang dia mendekat, Awas ya kalau kamu pegang tangan dia." Bisik Sarah lagi.
"Hai," Yasmin tersenyum kearah Sarah dan Daren.
"Hai juga." Balas Sarah datar.
"Selamat ya atas pernikahan kalian." Yasmin mengulurkan tangan kearah Daren.
Di bawah sana Sarah menginjak kaki Daren, Berhubung Pak Darwin dan Pak Dahlan asik berbincang hal tersebut luput dari perhatian..
Daren berusaha menahan sengatan sakit di kakinya. Menatap Sarah seakan berbicara ini harus di bayar mahal.
Karena tidak ingin membuat Yasmin malu, Daren mengangkat tangan, Melihat itu Sarah mengambil alih, ia maju dan memeluk Yasmin.
"Terimakasih ya, kamu udah repot-repot datang kesini buat ngucapin selamat." Ucap Sarah dengan hangat, menepuk punggung Yasmin pelan sampai Yasmin merasakan tekanannya semakin besar.
Sarah mendekati daun telinga Yasmin. "Kamu jangan macam-macam, aku bukan tipikal istri yang menye-menye, kamu bukan tandingan ku, kalau niat kamu ingin cosplay jadi pelakor sebaliknya segera ganti peran itu."
Setelah puas Sarah mendorong tubuh Yasmin di temani senyuman hangat.
Yasmin terpaku, terdiam seperti orang kebambet.
Daren tersenyum penuh rasa curiga, melirik Sarah yang masih tersenyum.
"Kamu ngomong apa?" Tanya Daren.
"Aku cuma ngomong, kalau kamu cinta mati sama aku, dan siap mati bareng-bareng."