Mayra begitu bahagia dijodohkan dengan pria pilihannya, akan tetapi harapannya dicintai harus pupus dan kandas. Rayyan Atmadja sangat membenci Mayra namun dirinya enggan untuk melepaskan.
Apakah Mayra mampu mempertahankan dan membuat Rayyan mencintainya atau Mayra lama-lama menjadi bosan lalu meninggalkan pria pilihannya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 - Aku Ingin Bertemu
Setelah menempuh perjalanan 20 menit, mereka pun tiba di rumah. Membuka pintu lalu Mayra melangkahkan kakinya ke dapur. Selama di mobil Mayra memilih diam, ia tak menjawab pertanyaan dari putranya malah Lanny yang mengalihkan perhatian bocah tersebut agar melupakannya.
"Makanlah, mungkin ayam gorengnya sudah tidak hangat lagi!" Mayra memindahkan makanan dari kotak nasi ke wadah piring kaca.
"Tidak apa-apa, Ma!" kata Rama gegas menyantap makanannya.
"Mama mau melipat pakaian, kamu habiskan makanannya!"
"Iya, Ma."
Mayra melangkah ke arah belakang rumah, mengangkat pakaian lalu membawanya ke ruang tengah. Meletakkannya diatas karpet yang tergelar. Mayra menyeka air matanya agar tidak membasahi pipinya. Dirinya bingung harus menjelaskan sosok Rayyan, ia ingin melupakan pria itu apalagi Rayyan tak pernah mencintainya.
Rama yang selesai makan menghampiri Mayra, ia duduk di sebelah ibunya. "Mama tidak makan?"
"Sebentar lagi, Nak."
"Ma, maafin aku, ya!" Rama memeluk lututnya dan menundukkan wajahnya.
Mayra menoleh dan bertanya lembut, "Maaf untuk apa?"
"Hari ini aku sudah membuat Mama bersedih," kata Rama mendongakkan wajahnya.
Mayra mencoba tersenyum lalu berucap, "Tidak, Rama. Hari ini Mama tak bersedih."
"Aku tahu Mama pasti sedih jika aku bertanya tentang papa," ucap Rama.
"Mama tidak sedih, Mama belum siap saja bercerita denganmu yang sebenarnya. Mungkin ketika kamu sudah sedikit lebih besar, Mama akan memberitahumu," kata Mayra.
"Apa papa masih hidup?" tanya Rama menatap wajah ibunya berharap mengiyakan pertanyaannya. Apalagi selama ini Mayra tak menjelaskan apakah ayahnya Rama ada atau tidak. Mayra selalu bilang jika Rayyan ada di suatu tempat.
"Apa kamu sudah meletakkan piring di wastafel?" Mayra mengalihkan pertanyaan putranya.
"Sudah, Ma."
"Pergilah ke kamar, ambil bukumu. Mama akan mengajarimu menulis," kata Mayra.
"Baiklah, Ma!" Rama beranjak dari duduknya dan melangkah ke kamarnya.
"Maafkan Mama, Nak!" lirih Mayra.
***
Esok harinya, Rama dan Mayra pergi ke rumah Lanny. Di sana mereka membantu Lanny menyusun beberapa barang yang akan dibawa ke luar kota.
"Jika Bibi kembali ke sini, jangan lupa bawa oleh-oleh yang banyak!" pinta Rama seraya mengayunkan kedua tangannya dihadapannya Lanny.
"Oh, tentunya. Bibi akan membawamu banyak jajanan dan mainan!" janji Lanny.
"Oh, ya Bibi. Jika bertemu dengan papa aku, katakan padanya aku ingin bertemu," kata Rama membuat Lanny terdiam sejenak.
Lanny dengan cepat tersenyum kemudian mengangguk mengiyakan agar Rama tak merasa kecewa.
"Terima kasih, Bibi!" ucap Rama senang.
Selepas mengantarkan Lanny berangkat ke luar kota, Mayra dan putranya kembali ke rumah. Begitu sampai, Ratih juga kebetulan baru pulang dari kampung. Rama berlari menghampirinya lalu memeluknya, ia begitu senang.
"Kalian dari mana?" tanya Ratih menatap wajah Mayra.
"Kami dari rumah Lanny, Bu. Hari ini dia pergi ke luar kota," jawab Mayra.
"Apa dia menetap di sana?" tanya Ratih.
"Tidak, Bu. Hanya tiga bulan saja," jawab Mayra. "Tapi, Bu...." lanjutnya namun terjeda.
"Tapi, kenapa?" tanya Ratih penasaran.
Mayra lalu menyuruh putranya untuk bermain di luar bersama teman-temannya yang lainnya.
"Lanny mendapatkan tugas bekerja di perusahaannya Rayyan, Bu!" ucap Mayra setelah Rama keluar rumah.
"Astaga, kenapa dia yang harus ditugaskan ke sana?" Ratih tampak khawatir apalagi Lanny sangat membenci Rayyan setelah mendengar cerita dari Mayra.
"Lanny tidak bisa menolak, Bu."
"Semoga saja itu anak tidak kebablasan dan memarahi Rayyan," harap Ratih.
"Ya, semoga saja kalau dia tidak mau dipecat," kata Mayra.
***
Seminggu kemudian....
Rama yang asyik sedang menonton televisi terkejut mendengar suara ponsel berbunyi. Ia pun bergegas menoleh dan menatap layar tertera nama Lanny, ia pun segera mengangkatnya lalu menempelkannya di telinganya.
"Halo Mayra, aku sudah tahu bagaimana wajah ayahnya Rama!"
"Bibi, bertemu dengan papaku?"
Lanny yang berada diujung telepon mendadak terdiam ketika mendengar suara Rama menyahuti ucapannya.
"Halo, Bibi!"
Salam kenal
Terus semangat berkarya
Jangan lupa mampir ya 💜