"Devina, tolong goda suami Saya."
Kalimat permintaan yang keluar dari mulut istri bosnya membuat Devina speechless. Pada umumnya, para istri akan membasmi pelakor. Namun berbeda dengan istri bosnya. Dia bahkan rela membayar Devina untuk menjadi pelakor dalam rumah tangganya.
Apakah Devina menerima permintaan tersebut?
Jika iya, berhasilkah dia jadi pelakor?
Yuk simak kisah Devina dalam novel, Diminta Jadi Pelakor
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 Ingin Dekat
"Kalian bukan saudara. Kenapa kamu harus berbohong?" Ucap Wina setelah berhasil menyela ucapan tunangannya.
Wina tidak terima Elang membela Devina yang bukan siapa-siapa pria itu, dari pada dirinya yang jelas-jelas adalah tunangan Elang. Dia tahu Elang memang dekat dengan mantan asistennya itu, karena sebenarnya Elang mencintai Devina.
Tapi Wina bisa membuat Elang menjadi miliknya, dan Devina dari kehidupan pria itu. Harapan tidak sesuai kenyataan. Selalu saja nama Devina dan kedua adik kembarnya yang hadir dalam pembicaraan mereka. Membuat Wina geram dan kesal. Apalagi pria itu tidak pernah membicarakan kelangsungan hubungan mereka.
Hingga suatu hari Wina mendengar kabar bahwa Devina diangkat menjadi sekretaris pimpinan Cakrawala Company. Wina pun menemui Sandra untuk membantunya.
Flash back.
"Sandra, aku butuh bantuan kamu," ucap Wina pada sahabatnya itu.
"Bantuan apa?" tanya Sandra.
"Aku ingin membuat Elang membenci Devina."
"Apa hubungannya dengan aku?" tanya Sandra.
"Tentu saja ada. Devina sekarang jadi sekretaris Gilang, suami kamu."
"Suami pura-pura," sahut Sandra.
"Terserah, mau pura-pura atau sungguhan. Aku ingin kamu minta Devina untuk menggoda Gilang."
Sandra diam sesaat, lalu dia bertanya pada Dita. "Bagaimana Di?" tanyanya.
"Aku juga sudah lelah berstatus istri Gilang."
"Ini kesempatan baik. Kamu bisa minta cerai dengan alasan Gilang selingkuh dengan Devina. Kamu bisa bebas tanpa harus bersandiwara punya suami. Aku juga bisa menunjukkan keburukan Devina pada Elang," ucap Wina menimpali.
"Bagaimana?" Ucap Wina lagi.
"Apa Devina mau?"
"Kita tawar kan uang padanya,"
"Kamu yakin?" tanya Sandra ragu.
"Coba saja,"
Setelah diskusi dengan Dita, Sandra setuju untuk kerjasama dengan Wina. Mereka pun menyusun rencana. Sayangnya, permintaan terakhir mereka ditolak oleh Devina. Meskipun sudah sering kali mendapatkan teror dan ancaman, Devina tetap pada pendiriannya. Yang akhirnya membuat mereka merubah rencana.
Flash back off.
"Jangan ikut campur jika tidak ingin aibmu aku bongkar disini!" balas Elang.
"Elang, aku ini tunangan kamu. Dia hanya mantan ---."
"Sudah aku katakan, jangan usik keluargaku jika kamu tetap ingin jadi tunanganku." Potong Elang ucapan Wina.
"Tapi kamu masih saja menganggu saudaraku. Itu berarti kamu yang menginginkan pertunangan ini berakhir."
Wina menggeleng. "Jangan putuskan," ucapnya memohon. Dia lupa dengan perjanjian mereka sebelum pertunangan. Salah satu poin penting, Wina tidak boleh mengusik keluarga Elang dan orang-orang terdekat pria itu. Diantaranya Devina.
Elang mengabaikan permohonan Wina. Kini dia kembali fokus pada awak media. "Maaf jika penjelasan Saya terganggu. Di sini Saya hanya ingin menegaskan bahwa Devina tidak seperti yang kalian bicarakan. Berita yang beredar sengaja dibuat oleh seseorang yang ingin menghancurkan karir Saya. Dia sangat tahu kelemahan Saya, dengan menyerang anggota keluarga Saya."
"Siapa orang yang ingin menghancurkan karir Anda?" tanya salah satu wartawan infotainment.
"Apa dia tunangan Anda?" tanya yang lain.
"Tolong satu-satu, jika ingin mengajukan pertanyaan," ucap Eki, sebagai moderator.
Elang mengangkat tangannya agar para awak media tenang. "Tolong dengarkan baik-baik penjelasan Saya," ucapnya setelah para pemburu berita tenang.
"Saya tidak akan memberitahu siapa orangnya. Yang pasti bukan Wina. Karena dia hanya dimanfaatkan saja oleh orang yang ingin karir Saya hancur," jawab Elang.
Seorang wartawan mengangkat tangan untuk bicara. "Silakan," balas Elang.
"Mas Elang, kalau Anda tidak punya hubungan dengan Devina, berarti benar dia punya hubungan dengan pak Gilang?" tanya wartawan tersebut.
"Untuk masalah itu, mungkin Pak Gilang yang bisa menjawabnya," jawab Elang sambil mempersilahkan Gilang untuk bicara.
"Pak Gilang apa hubungan Anda dengan Devina?" tanya salah satu wartawan lagi.
"Benar anda selingkuh?"
"Tenang! Biarkan pak Gilang menjelaskan."
Seruan dari Elang membuat suasana hening sejenak. Ketenangan itu dimanfaatkan Eki untuk menampilkan beberapa foto Devina yang tengah duduk berhadapan dengan Sandra di cafe Art. Menggantikan foto sebelumnya, Devina yang dipeluk oleh Elang. Mata para awak media kini fokus pada layar. Lalu, perlahan audio di aula itu menyala, memperdengarkan percakapan antara Devina dan Sandra setelah mereka selesai makan malam.
Gilang dan Eki sudah merencanakan semua ini. Bahkan Devina tidak tahu, jika saat itu Eki diam-diam memasukkan alat perekam suara di tas Devina. Penjelasan tanpa bukti, tidak ada gunanya. Jika sudah begini, tidak ada yang bisa mengatakan Gilang dan Devina berbohong.
"Jangan coba kabur," tegur Salma menahan Sandra yang mundur dari barisan depan untuk meninggalkan aula.
Yang Sandra takutkan terjadi. Setelah audio yang memutar percakapan antara Devina dan Sandra berakhir. Para pemburu berita langsung meminta penjelasan pada Sandra. Mengapa dia meminta Devina menggoda Gilang.
***
Sandra mengamuk di apartemen yang menjadi tempat tinggalnya setiap kali dia tidak pulang ke rumah yang dia tempati bersama Gilang. Kehancuran karirnya kini di depan mata. Hujatan demi hujatan masuk ke akun media sosial miliknya. Gilang telah mempermalukan dirinya.
Pria itu bahkan membongkar rahasia penyebab mereka menikah. Sandra tidak tahu jika Elang menyelidiki kehidupannya. Dia pikir, diamnya pria itu karena tidak mengetahui apa-apa. Dan tidak peduli dengan pernikahan mereka. Justru itulah yang Sandra inginkan. Berstatus menikah, tapi tidak perlu terikat dengan aturan pernikahan. Nyatanya, Gilang tahu segalanya, tentang dirinya.
"Ini belum seberapa Sandra. Aku hanya memberitahu mereka tentang hubungan kita yang sebenarnya. Aku masih berbaik hati menyimpan rahasia kamu yang pastinya akan lebih memalukan dari sekedar menjebak ku menjadi suami kamu."
"Aku yang meminta Devina menerima permintaan kamu."
"Aku berterima kasih. Karena permintaan kamu, aku bisa dekat dengan Devina."
"Aku jatuh cinta sejak pertama dia berdiri dihadapan ku."
Setiap kalimat yang Gilang ucapkan terus bermain di kepala Sandra. Dia tidak mengira Gilang tahu dia yang menyuruh Devina menggoda pria itu. Harusnya dia curiga, mengapa Devina bisa dengan mudah menaklukan pria yang super dingin itu pada wanita. Tapi yang lebih membuat Sandra kesal, Gilang mengakui mencintai Devina.
"Tidak ada gunanya kamu marah seperti ini," ucap Dita menegur Sandra.
"Karir kamu tidak akan hancur, hanya karena masalah ini. Tenang dan tidak usah ditanggapi semua hujatan-hujatan yang masuk. Nanti juga akan berlalu," ucap Dita lagi.
Sandra menoleh pada Dita, satu-satunya orang yang selalu ada untuknya. Orang yang bisa membuatnya nyaman, orang yang paling mengerti apa yang dia mau. Terlalu nyaman, membuat Sandra tidak bisa jauh dari Dita.
Tidak jauh berbeda dengan Sandra, Wina juga mengamuk di kamarnya. Elang memutuskan pertunangan mereka dihadapan para awak media. Itu adalah hal yang memalukan bagi Wina.
"Salah sendiri, kamu berani mengusik Devina. Bukankah sudah aku ingatkan, jangan ganggu gadis itu," ucap Lala. asisten Wina, saat mereka dalam perjalanan pulang.
Tanpa Wina tahu. Jika selama ini Lala banyak memberi informasi pada Devina. Bagi Lala, Devina adalah teman yang terbaik. Gadis itu selalu menguatkan dia untuk sabar menghadapi sikap Wina yang arogan pada bawahan nya.
"Kerja dimanapun, kita pasti akan mendapatkan masalah. Ingat saja tujuan kita bekerja untuk apa. Keluarkan jurus sabar. Bukankah kamu masih butuh pekerjaan ini untuk membiayai hidup ibu dan adik-adik kamu," ucap Devina menasehati Lala.
Setiap kali Lala dihina dan direndahkan Wina, maka gadis itu akan berkeluh kesah pada Devina. Dan seperti biasa, Devina akan menguatkan kembali tujuannya untuk bekerja. Karena itu, saat tahu Wina kembali menganggu Devina, Lala memilih membela Devina yang sudah terlalu sering dicurangi oleh Wina.
***
Devina tidak banyak bicara seusai konferensi pers. Tadinya dia sudah menyiapkan amunisi untuk melawan Wina dan Sandra. Devina punya banyak bukti yang dikirimkan Lala padanya. Kehadiran Elang membuat Devina mengurungkan rencananya. Kecewa itu ada, tapi Devina selalu bisa mengambil dari segi positifnya.
"Vi," panggil Gilang.
Devina menoleh. "Bapak sudah tahu tujuan Sandra dari awal, kenapa masih meminta Saya menerima tawaran dia?"
"Karena Saya yang ingin dekat dengan kamu," jawab Gilang jujur.
"Mengapa?"
"Karena Saya sudah suka kamu sejak pertama kita bertemu. Tapi Saya tidak tahu, dari mana Saya memulainya. Karena kamu terus menjaga jarak."