Sebuah cerita horor yang mengikuti petualangan tiga orang sahabat sejati Maxim, Alexa Dan Leo yang tinggal diDesa Batu Chadas yang terletak diHolland Tengah. Pada malam Halloween tiba mereka memutuskan untuk menyelidiki sebuah Rumah Tua yang terkenal angker dan dihuni oleh penyihir yang bernama Hiltja. Ketiga nya terdorong rasa ingin tahu untuk menemukan bukti yang katanya dirumah tua itu terdapat sebuah kutukan yang berhubungan dengan dunia kegelapan. Setelah mereka berhasil mengungkapkan misteri rumah tua itu. Mereka menyadari bahwa rumah tua bukan hanya berhantu saja. Melainkan bisa menghubungkan dunia lain. yaitu Dunia manusia dan roh. yang memprediksi tentang kebangkitan roh roh jahat yang bisa membuat manusia diambang kehancuran antara hidup dan mati.
Bagaimana kah kelanjutan kisah ini. nantikan kelanjutan nya..
pesan moral yang bisa ambil. Dengan ketulusan dalam persahabatan bisa mengalahkan semuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wida_Ast Jcy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8. MENUNGGU MALAM KEBANGKITAN ROH
“Sudah siap semua?” tanya Maxim, suaranya datar tetapi matanya memancarkan tekad.
Alexa mengangguk sambil menggenggam erat buku mantra di tangannya. “Aku sudah menghafal bagian terpenting dari mantranya.
Leo, yang duduk di sudut pondok, hanya terdiam. Dia memandang belati yang kini ada di tangan Maxim. “Bagaimana kalau rencana ini gagal?” tanyanya pelan, suaranya terdengar penuh keraguan.
“Leo…” Maxim menoleh dengan tatapan serius. “Aku tahu kamu takut. Kita semua takut.
Leo menghela napas panjang, eehhmmmm...lalu mengangguk perlahan.
“Aku mengerti. Aku faham. Tapi janji ya, kalau salah satu dari kita terluka... kita tetap saling melindungi.” ucap Leo.
“Tentu saja,” jawab Maxim sambil tersenyum kecil. “Kita bertiga sudah sejauh ini. Aku tidak akan meninggalkan kalian.” jawap Maxim.
"Kita akan selalu bersama -sama. "jawap nya lagi.
Malam ini mereka sedang membuat persiapan untuk menutup gerbang roh itu. Sambil menunggu waktu yang tepat. Banyak hal yang mereka bisa persiapkan. seperti menghafal mantra mantra yang diajarkan pak Adward. Dan mantra mantra yang tertulis dibuku kuno yang mereka temukan dirumah tua itu.
Malam itu, suasana di desa benar-benar terasa berbeda. Langit gelap seperti menyelimuti seluruh pedesaan dengan aura muram yang menyesakkan. Awan hitam yang tampak diatas, bergerak perlahan seperti makhluk hidup yang tengah mengintai. Angin dingin menusuk kulit, membawa suara-suara ganjil, seolah berasal dari dunia lain bisikan samar, tawa serak, dan derap langkah yang entah milik siapa.
Maxim, Leo, dan Alexa berkumpul di pondok kecil yang tersembunyi di tepi hutan. Tempat itu sudah lama menjadi markas mereka selama mempersiapkan misi yang berbahaya ini.
Alexa mengangguk mantap. Di tangannya, ia memegang erat sebuah buku tua yang penuh dengan catatan mantra.
“Aku sudah menghafal bagian terpenting dari mantranya. Aku berharap kalau semuanya berjalan sesuai rencana, kita bisa menutup gerbang itu sebelum Hiltja sempat melawan.”ucap nya.
Leo, yang duduk di sudut ruangan, tampak lebih resah. Ia memeluk lututnya, yang terasa sejuk itu. Wajahnya dipenuhi keraguan.
“Tapi bagaimana kalau rencana ini gagal?” tanyanya lagi untuk kali kedua. Suaranya hampir tenggelam dalam suara angin yang terus berdesir di luar pondok.
Maxim menoleh ke arah Leo, menatapnya dengan tajam. “Leo, kita kan selau bersama sama. Kalau kita tidak melakukannya, roh-roh itu akan keluar. Desa ini akan hancur. Hiltja akan menjadi semakin kuat, dan tidak ada yang bisa menghentikannya.”
Leo menunduk, wajahnya penuh kebimbangan. Setelah beberapa saat, ia menarik napas panjang dan mendongak.
“Baiklah,” aku siap. "ucapnya akhirnya. “Tapi aku mau kita terus bersama sama. apa pun pun itu rintangan kita.
“Jangan kwatir” jawab Maxim sambil tersenyum kecil. Ia berjalan mendekat dan meletakkan tangan di bahu Leo.
"Apa pun bahaya yang datang kita pasti akan bersama sama. kita bertiga tidak akan terpisah kan. "ucap Maxim.
Alexa, yang sedari tadi mendengarkan, menambahkan, “Kita tidak bisa mundur sekarang. Kita bertiga adalah satu tim. Kalau kita bersatu, aku yakin kita bisa melakukannya.”
Keheningan singkat menyelimuti mereka dengan penuh semangat.
“Mantra ini,” kata Alexa sambil menunjuk sebuah halaman.
“Menurut Pak Edward, ini adalah kunci utama untuk menutup gerbang. Tapi aku harus membaca ini dengan sempurna tanpa terputus.” ini adalah hal yang sulit bagi ku.
Leo, yang masih tampak sedikit gugup, menatap buku itu dengan cermat.
“Dan apa yang akan terjadi kalau kamu salah ucap atau terputus?” Apakah itu sangat berbahaya sekali. "Tanya Leo kepada Alexa.
Alexa menghela napas, lalu menatap Leo dengan serius. “Kalau itu terjadi, bukan hanya kita yang dalam bahaya. Gerbangnya akan terbuka sepenuhnya, dan Hiltja akan lebih kuat dari sebelumnya.”
“Jadi, tugas kita jelas,” kata Maxim sambil mengatur perlengkapan mereka. “Aku akan melindungi Alexa saat dia membaca mantra. Leo, tugasmu memastikan tidak ada roh atau gangguan lain yang mendekat.”
Leo mengangguk perlahan. “Baik. Tapi... bagaimana kalau Hiltja muncul sebelum kita selesai?”
Alexa menjawab dengan nada tegas, “Kita tidak boleh panik. Kita harus tetap fokus. Hiltja hanya bisa diusir dengan belati itu. Kalau dia muncul, Maxim akan bertarung dengannya. Kamu pastikan aku tetap aman.”
Percakapan mereka terhenti ketika suara ketukan pelan terdengar di jendela. Mereka bertiga langsung saling menatap, wajah mereka berubah tegang. Maxim berjalan perlahan ke arah jendela dan mengintip ke luar.
Tidak ada siapa pun di sana. Hanya pohon-pohon yang bergoyang ditiup angin. Tapi entah kenapa, udara di sekitar mereka terasa lebih dingin dari sebelumnya.
"Suara apa itu tadi??? " tanya Leo Dan Alexa berbarengan.
"Ranting kering jatuh mengenai jendela. Tapi aku pun tidak yakin itu suara ranting yang jatuh. Arrk... sudah lah jangan bahas lagi. jangan fikir kan lagi. bawa bertenang semuanya ok. " jawap Maxim.
"Kira kira kapan malam itu akan datang??? Mungkin kah sudah dekat dekat. " Tanya Alexa.
"Yah seperti nya begitu sudah mulai dekat. kerena akhir akhir ini suasana malam nya agak lain. Dingin nya tidak seperti biasa. Bahkan waktu pagi pun udara nya terasa dingin. bukan dingin seperti yang biasa. " jawap Maxim.
Untuk menunggu malam itu tiba mereka sudah mempersiapkan semuanya. Mereka hanya perlu menunggu malam itu tiba saja. Kadang mereka berharap untuk segera cepat datang malam kebangkitan roh itu. Biar urusan mereka selesai. kerena mereka pun tidak mau menunggu terlalu lama. Mereka takut kalau dibiar kan terlalu lama. Hiltja bisa leluasa keluar kapan pun dia suka. Tapi tidak mungkin dia keluar dia masih berada didalam cermin itu.
"Kali ini kita pasti tidak akan bertarung seperti malam malam sebelum nya. Aku yakin pasti akan jauh lebih susah untuk ditaklukkan. " ucap Maxim
"Iya.. betul. aku hanya berharap semuanya berjalan lancar. aku berharap apa sudah kita pelajari tidak akan sia sia. kita harus tetap semangat. " jawap Alexa.
"Ya.. sudah pasti kita harus semangat. Aku akan terus berusaha membuang perasaan takut ku. kita pasti bisa kita harus semangat. "ucap Leo pulak.
Seperti janji kita. kita akan selalu bersama sama. selagi kita terus bersama. selagi itu perasaan takut pada diri kita pasti akan hilang. Dan selagi kita tetap bersama tidak akan ada yang mengalahkan kita. kita harus yakin Dan percaya itu. " ucap Maxim.
"Tentu kita harus tetap semangat. Jangan menyerah. malam itu akan segera tiba. kita mantap kan diri kita. untuk melalui nya dengan bersama sama. " ucap Leo pulak.
Saat mereka berbicara tokk... tokkk... terdengar lagi suara ketukan dijendela suara yang sangat jelas ketukan tangan. Bukan hanya ketukan dari setangkai ranting kering.
(Suara ketukan apakah itu???)
BERSAMBUNG....