NovelToon NovelToon
Pewaris Yang Dianggap Mati (Killer Mafia)

Pewaris Yang Dianggap Mati (Killer Mafia)

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Mafia / Balas Dendam / Menantu Pria/matrilokal / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: DF_14

Diego Murphy, dia adalah seorang pembunuh berdarah dingin, dan dia juga adalah seorang mafia yang telah mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi kepada klan Dark Knight. Bahkan dia telah mendapatkan julukan sebagai The Killer, siapapun yang menjadi targetnya dipastikan tidak akan pernah bisa lolos.

Ketika dia masih kecil, ayahnya telah dibunuh di depan matanya sendiri. Bahkan perusahaan milik ayahnya telah direbut secara paksa. Disaat peristiwa kebakaran itu, semua orang mengira bahwa dirinya telah mati. Padahal dia berhasil menyelamatkan dirinya sendiri.

Setelah beranjak dewasa, Diego bergabung dengan sekelompok mafia untuk membalaskan dendamnya dan ingin merebut kembali perusahaan milik ayahnya.

Disaat dia melakukan sebuah misi pembunuhan terhadap seorang wanita, malah terjadi sebuah insiden yang membuat dia harus menjadi menantu dari pembunuh ayah kandungnya sendiri. Sehingga dia terpaksa harus menyembunyikan identitasnya.

Apakah Diego berhasil membalaskan dendamnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Malam itu, setelah Vanessa menghajar Jerry, wanita itu memutuskan untuk pergi ke lantai keenam. Mungkin karena di lantai tersebut suasananya sangat sepi sekali. Vanessa memang seorang wanita yang tidak suka dengan keramaian.

Di sebuah ruangan yang ada di lantai keenam, terlihat Vanessa yang sedang menenangkan diri di sebuah balkon, mungkin karena dia masih sangat kesal kepada Jerry yang hampir saja melecehkannya.

"Hhhh... beruntung sekali aku cepat menghajar dia. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah mau menikah dengan pria seperti itu." Walaupun sebenarnya dia pun kadang sangat merasa gondok dengan sikapnya Diego, tapi setidaknya lebih baik tinggal bersama dengan pria menyebalkan seorang Diego daripada harus menikah dengan pria kurang ajar seperti Jerry.

Namun, Vanessa tiba-tiba saja dikejutkan dengan suara tembakan yang berdesing cukup keras.

Dooorrr!

Mungkin suara itu adalah suara sebuah tembakan yang dilepaskan oleh Diego ketika menembak kepala Tuan Aldo.

Di balkon sana, Vanessa melihat ke lantai bawah ada banyak orang yang sedang berlarian, begitu ricuh, berdesak-desakan untuk keluar dari aula.

"Siapa yang tertembak?" Tanya Vanessa kepada dirinya sendiri.

Wanita itu pun memutuskan segera keluar dari ruangan tersebut. Akan tetapi, dia dikejutkan dengan kehadiran seorang pria yang mengenakan pakaian serba hitam, memakai topi, wajahnya ditutup oleh masker berwarna hitam, dan menggendong ransel yang berukuran kecil, mungkin sebagai tempat untuk menyimpan senapannya. Pria itu tiba-tiba masuk ke sebuah ruangan tempat Vanessa berada.

Vanessa sangat yakin pasti pria itu adalah orang yang telah membuat kekacauan di malam ini. Tidak sia-sia dia membawa pistol di dalam tasnya, sehingga dengan cepat dia menodongkan pistol ke arah pria tersebut. "Siapa kamu?"

Diego nampak terperangah, memandangi wanita yang sedang menodongkan pistol ke arahnya. Dia sama sekali tidak menyadarinya bahwa Vanessa rupanya berada di ruangan tersebut.

Diego sangat yakin bahwa Vanessa tidak akan mengenalinya, karena saat ini dia menutupi wajahnya dengan masker dan memakai topi untuk menyembunyikan gaya rambutnya. Diego segera berjalan mendekati Vanessa.

"Jangan mendekat atau aku tembak!" Teriak Vanessa. Wanita itu tidak main-main dengan ucapannya. Ingin menekan pelatuk.

Dengan gerakan cepat, Diego segera menepis pistol dari tangan Vanessa, sehingga pistol tersebut terlempar ke lantai. Berhubung Vanessa bisa bela diri, dia segera menyerang Diego sebagai bentuk pembelaan diri, mungkin karena mengira bahwa pria dihadapannya itu adalah seorang penjahat. Padahal pria itu adalah suaminya sendiri.

Sebenarnya Diego bisa saja membunuh Vanessa malam ini, tapi untuk saat ini dia tidak bisa melakukannya, mungkin karena dia masih membutuhkan Vanessa untuk melancarkan aksi balas dendamnya. Sehingga pria itu sama sekali tidak melawan, dia hanya menahan setiap serangan yang dilakukan oleh Vanessa kepadanya.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Diego menahan tangan Vanessa yang hampir saja akan menghajar wajahnya. Pria itu segera menarik tangan Vanessa, membuat wanita itu membalikkan badannya, kemudian dia membawa Vanessa menuju sebuah balkon yang ada disana.

Pria itu menarik syal yang menutupi lehernya Vanessa, dan mengikat tangannya dengan teralis balkon menggunakan syal tersebut.

"Kau mau apa? Lepaskan aku!" Teriak Vanessa.

Diego tak menghiraukan teriakan Vanessa. Pria itu segera meninggalkan ruangan tersebut.

Jika telat beberapa menit saja, mungkin Diego akan ketahuan, karena kini Sean dan anak buahnya telah memasuki ruangan tersebut.

"Vanessa! Ada apa denganmu?" Sean pura-pura khawatir. Walaupun sebenarnya dia sangat menyesali, mengapa Vanessa tidak dibuat mati saja orang yang menyanderanya itu.

Setelah bertanya seperti itu, Sean segera melepaskan ikatan syal yang mengikat tangan Vanessa dengan teralis balkon.

"Ada pria asing yang tiba-tiba datang ke ruangan ini. Pria itu memakai masker dan memakai topi, dan dia juga mengenakan pakaian serba hitam. Kami terlibat perkelahian. Tapi ngomong-ngomong siapa yang tertembak?" Tanya Vanessa kepada sang kakak.

"Om Aldo." Jawab Sean, pria sedang memperhatikan Vanessa dari ujung kaki ke ujung kepala. Padahal Vanessa mengatakan bahwa dia terlibat perkelahian dengan seorang pria asing yang memakai masker dan topi. Tapi mengapa sama sekali tidak ada anggota tubuh Vanessa yang terluka ataupun memar?

"Siapakah penembak itu? Mengapa dia tidak ingin melukai Vanessa?" Kata hati Sean.

Sementara itu, Diego telah berhasil merubah penampilan. Pria itu sengaja memakai kemeja berwarna putih dan jas hitam. Bahkan dia telah memakai kaca mata, kumis palsu, dan rambut palsu. Pria sedang berjalan dengan santai ditengah-tengah orang yang sedang berkerumun berdesakan untuk keluar dari gedung tersebut.

Pria itu pun tersenyum kecut ketika melihat ada banyak sekali bodyguard yang sedang berusaha untuk mencari keberadaan orang yang telah menembak Tuan Aldo. Rupanya Diego telah berhasil menyadap CCTV yang ada di gedung tersebut, agar keberadaannya tidak bisa dilacak.

1
Mary Randaging
Aduh..Diego jngn smpi kmu melupakan misimu
ALVARO DIRGANTARA
Luar biasa
Anonymous
keren
YuWie
kerennn..walo telat dan dibaca ngebut... tapi selalu bagus.
LAJ
Luar biasa
YuWie
bapaknya vaness akhirnya yg bunuh sean paling supaya tdk ada dendam antara vanes dan diego
YuWie
akhirnya2..semoga kamu tidak buta2 amad sekarang ya diego
YuWie
grace2 blm tau kau ini ya..anak dan bapak sama saja
YuWie
jangan bodho2 tho diego..selidiki jg tuh yg kamu dewa2kan tuan leo
YuWie
kapan kartu mati tuan leo akan kamu ketahui diego
YuWie
aneh2 wae si vanes kie bahasane...adu mekanik.
YuWie
penipu gantian di tipu ya..mmg enakk.. ini berlaku untuk tuan arthur dan sean
YuWie
disetiap afa vaness mengapa jantung iniii, berdetak lebih kencang seperti genderang mau perang.... xixixi pukul mundurrr terusss napsu mu pak Diego, dan kujamin bakal semakin kenyut2 tuh kepala..vaness mmg makhluk Tuhan paling sexsi..sexsi sekali...
Ismu Srifah
es krim lebih enak thor ada manis² nya hehheheh
YuWie
nanti nyeselll..si cerewet itu soul mate mu lhoo
YuWie
uhuk uhuk...keselek biji salak yo
YuWie
Luar biasa
YuWie
sudah ku duga
YuWie
anak rak genah kok mbok sodor2kan tho pak Leo pak Leo
YuWie
awal yg menyakitkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!