NovelToon NovelToon
Jejak Tanpa Nama

Jejak Tanpa Nama

Status: sedang berlangsung
Genre:Mata-mata/Agen / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dyy93

Jejak Tanpa Nama mengisahkan perjalanan Arga, seorang detektif muda yang berpengalaman dalam menyelesaikan berbagai kasus kriminal, namun selalu merasa ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya. Suatu malam, ia dipanggil untuk menyelidiki sebuah pembunuhan misterius di sebuah apartemen terpencil. Korban tidak memiliki identitas, dan satu-satunya petunjuk yang ditemukan adalah sebuah catatan yang berbunyi, "Jika kamu ingin tahu siapa yang membunuhku, ikuti jejak tanpa nama."

Petunjuk pertama ini membawa Arga pada serangkaian kejadian yang semakin aneh dan membingungkan. Saat ia menggali lebih dalam, ia menemukan sebuah foto yang tampaknya biasa, namun menyembunyikan banyak rahasia. Foto itu menunjukkan sebuah keluarga dengan salah satu wajah yang sengaja dihapus. Semakin Arga menyelidiki, semakin ia merasa bahwa kasus ini lebih dari sekadar pembunuhan biasa. Ada kekuatan besar yang bekerja di balik layar, menghalangi setiap langkahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dyy93, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Persimpangan Takdir

rga, Alya, dan Lina terengah-engah, berlari melalui jalanan sempit yang semakin gelap. Ketegangan yang mengikat mereka sejak pertama kali melarikan diri dari kejaran Helios kini semakin nyata. Udara malam yang dingin terasa menembus tulang mereka, namun perasaan terancam jauh lebih kuat dari rasa dingin itu. Mereka tahu, setiap detik yang berlalu, semakin dekat dengan bahaya.

“Kita harus sampai ke tempat itu segera,” kata Lina dengan nada cemas, berlari paling depan. Wajahnya pucat, meskipun dia berusaha keras untuk tidak menunjukkan kepanikan.

Alya menghela napas berat. “Tapi mereka pasti sudah tahu kita akan pergi ke sana. Mereka pasti menunggu kita.”

“Tidak ada pilihan lain,” jawab Lina, tidak menoleh. “Tempat itu adalah satu-satunya yang masih bisa memberikan kita kesempatan.”

Arga menatap Alya yang tampak gelisah di sampingnya. Meskipun mereka sudah berlari jauh, rasa aman masih terasa jauh dari jangkauan. Helios adalah kekuatan yang tak terbayangkan. Jaringan mereka ada di mana-mana, dan waktu mereka semakin terbatas. Namun, Arga tahu bahwa mereka tidak bisa terus bersembunyi. Mereka harus mencari cara untuk menghentikan Helios, atau dunia yang mereka kenal akan hancur.

Mereka berbelok ke sebuah gang sempit, berhenti sejenak untuk menilai situasi. Arga mencoba mendengarkan suara apa pun yang mungkin terdengar, berharap mereka tidak diikuti.

“Semua ini terasa seperti mimpi buruk,” kata Alya, meremas pundaknya. “Apa kita benar-benar bisa menghentikan mereka?”

“Kalau kita tidak melawan, siapa lagi yang akan?” jawab Arga, matanya penuh tekad. “Ini bukan hanya tentang kita lagi, Alya. Dunia ini bisa saja jatuh ke tangan Helios kalau kita tidak bertindak.”

Lina mengangguk, lalu melangkah maju. “Ikuti aku. Kita harus cepat.”

Mereka kembali berlari, kali ini menuju ke bagian kota yang lebih terpencil, jauh dari keramaian. Lina sudah memetakan rute ini sejak awal—sebuah tempat aman yang dikenal oleh sedikit orang. Namun, bahkan tempat yang ‘aman’ pun tidak berarti bebas dari ancaman. Mereka harus bergerak tanpa ada jejak yang terlihat.

Setelah beberapa lama, mereka sampai di depan sebuah gedung besar yang tampak terlantar. “Ini dia,” kata Lina dengan suara pelan, menunjuk ke pintu besar yang terkunci. “Tempat ini bisa menampung kita sampai kita mendapatkan informasi lebih lanjut.”

Alya melirik Arga. “Apakah ini aman?”

Lina mengeluarkan kunci dari sakunya dan mulai membuka pintu. “Cukup aman, tapi kita tidak bisa tinggal lama. Helios mungkin sudah mengirimkan tim untuk mencari kita. Mereka tidak akan berhenti.”

Pintu terbuka dengan suara berderak, dan mereka memasuki ruangan yang gelap, dipenuhi dengan tumpukan barang-barang lama dan beberapa peralatan yang tampaknya sudah usang. Namun, di balik semuanya, ada keheningan yang aneh, seolah tempat ini sudah lama tidak digunakan.

Di dalam ruangan, ada seorang pria bertubuh tegap yang sedang duduk di meja. Ketika melihat Lina, ia segera berdiri dan menatap mereka dengan tatapan tajam.

“Kalian terlambat,” pria itu berkata dengan suara rendah dan penuh peringatan. “Helios hampir saja menangkap kalian.”

Lina mengangguk pelan. “Kami tahu. Itu sebabnya kami datang ke sini. Kita butuh perlindungan, waktu untuk merencanakan langkah selanjutnya.”

Pria itu memandang mereka satu per satu. “Aku tahu apa yang kalian coba lakukan, tapi ini bukan jalan mudah. Mereka pasti sudah tahu kalian masih hidup, dan mereka akan melacak kalian ke sini dalam waktu singkat.”

Arga merasakan ketegangan yang mulai menghimpit dadanya. “Apa yang harus kita lakukan? Kami tidak bisa terus bersembunyi. Kita harus menghentikan mereka, sebelum semuanya terlambat.”

Pria itu melangkah ke sebuah rak yang dipenuhi peta dan perangkat komunikasi. “Kalian ingin melawan Helios? Baik. Tapi itu bukan tugas yang bisa diselesaikan dengan mudah. Mereka sudah menyiapkan rencana besar, dan kalian hanya akan menjadi bagian dari kekacauan mereka jika tidak berhati-hati.”

Lina, yang sejak tadi terdiam, berbicara dengan suara rendah namun penuh keyakinan. “Kami tahu risikonya. Tapi kami tidak punya pilihan lain.”

Pria itu memandang mereka dengan tatapan tajam. “Kalian harus tahu satu hal. Helios memiliki jaringan yang jauh lebih besar dari yang kalian kira. Mereka mengendalikan banyak hal di dunia ini, dan jika kalian tidak tahu cara melawan mereka, kalian hanya akan menjadi bagian dari permainan mereka. Kalian membutuhkan lebih dari sekedar perlindungan.”

Alya yang selama ini diam, akhirnya berbicara. “Kami sudah tahu itu. Tapi kami tidak bisa menyerah begitu saja. Kami akan bertarung sampai akhir.”

Pria itu menghela napas panjang dan akhirnya mengangguk. “Baiklah. Aku akan bantu kalian. Tapi kalian harus tahu, ini akan menjadi pertempuran yang lebih besar dari yang kalian bayangkan. Dan kalian akan membutuhkan lebih banyak orang untuk menghentikan mereka.”

Arga merasa sedikit lega mendengar kata-kata pria itu, meskipun ia tahu ini bukan akhir dari masalah mereka. Bahkan, ini baru permulaan.

“Kami akan melakukan apapun yang diperlukan,” kata Arga dengan tegas. “Kami akan menghentikan Helios, apa pun yang terjadi.”

Pria itu berjalan menuju meja dan mulai membuka sebuah peta besar yang tergeletak di sana. “Ini adalah lokasi penting bagi Helios. Di sini, mereka akan melancarkan operasi besar yang akan mengubah tatanan dunia. Jika kalian ingin menghentikan mereka, ini adalah tempat yang harus kalian tuju.”

Arga menatap peta itu dengan serius. “Jadi kita harus menyerang mereka di jantungnya.”

“Ya,” jawab pria itu. “Tapi kalian akan membutuhkan lebih dari sekedar kekuatan. Kalian perlu melibatkan orang-orang yang memiliki sumber daya, informasi, dan kemampuan yang lebih besar. Tanpa itu, kalian hanya akan sia-sia.”

Lina memandang Arga dan Alya. “Kita harus bersiap untuk ini. Tidak ada lagi jalan mundur.”

Alya menarik napas dalam-dalam, menatap rute yang harus mereka ambil. “Tapi kita tidak sendirian. Kita punya teman, kita punya informasi, dan yang lebih penting, kita punya tekad.”

Arga mengangguk. “Kita akan membuat Helios menyesal telah mengejar kita.”

Dengan itu, mereka mulai merencanakan langkah selanjutnya, menyadari bahwa pertempuran besar sudah di depan mata, dan mereka hanya memiliki satu pilihan: maju atau mati.

---

1
La Otaku Llorona <33
Tungguin lama-lama juga bikin kangen 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!