Di alam semesta yang dikendalikan oleh Sistem Takdir Universal, setiap kehidupan, keputusan, dan perjalanan antar galaksi diatur oleh kode takdir yang mutlak. Namun, segalanya berubah ketika Arkhzentra, seorang penjelajah dari koloni kecil Caelum, menemukan Penulis Takdir, alat kuno yang memberinya kekuatan untuk membaca dan memanipulasi sistem tersebut.
Kini, ia menjadi target Kekaisaran Teknologi Timur, yang ingin menggunakannya untuk memperkuat dominasi mereka, dan Aliansi Bintang Barat, yang percaya bahwa ia adalah kunci untuk menghancurkan tirani sistem. Tapi ancaman terbesar bukanlah dua kekuatan ini, melainkan kesadaran buatan Takdir Kode itu sendiri, yang memiliki rencana gelap untuk menghancurkan kehidupan organik demi kesempurnaan algoritmik.i
Arkhzentra harus melintasi galaksi, bertarung melawan musuh yang tak terhitung, dan menghadapi dilema besar: menghancurkan sistem yang menjaga keseimb
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Topannov, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengepungan Ardhalis
Di Bawah Bayangan Armada Kekaisaran
Kota terapung Ardhalis diserang oleh armada Kekaisaran Timur, yang dipimpin oleh Orionthar. Dalam pengepungan tersebut, Arkhzentra dan timnya harus melarikan diri dengan membawa fragmen Takdir Kode, sambil membantu Aliansi Barat mempertahankan kota. Kaelzenthra melihat kesempatan ini untuk memanfaatkan situasi demi keuntungannya sendiri.
---
Langit Ardhalis yang biasanya berwarna oranye kini berubah gelap, penuh dengan asap dan cahaya tembakan plasma. Kapal-kapal Kekaisaran melayang seperti predator di atas kota terapung itu, meluncurkan serangan-serangan presisi ke titik-titik pertahanan utama.
“Alarm di semua sektor,” suara perempuan dari sistem keamanan terdengar di seluruh kota, menggema melalui lorong-lorong dan platform udara. “Unit Kekaisaran telah menyerang Ardhalis. Semua warga diminta mencari perlindungan!”
Zephyr melayang di tepi dermaga udara, mesin-mesinnya menyala siap lepas landas. Di dalam, Rhaegenth memeriksa sistem navigasi dengan wajah tegang. “Kita harus pergi sekarang, Ark! Armada mereka terlalu besar!”
“Tunggu,” kata Ark tegas, berdiri di tepi dermaga sambil melihat ke arah Kaelzenthra dan pasukannya yang sibuk mengatur strategi. “Kita tidak bisa meninggalkan mereka begitu saja. Jika kota ini jatuh, Kekaisaran akan mendapatkan sumber daya yang cukup untuk memperkuat armada mereka.”
Lyrientha berdiri di sampingnya, memegang fragmen Takdir Kode yang kini berkilauan samar. “Kita tidak punya waktu untuk pertimbangan moral. Velkarith semakin dekat, dan fragmen ini adalah satu-satunya cara kita menemukan jalan ke Zanura.”
Ark menarik napas dalam-dalam, kemudian menoleh ke arah Kaelzenthra yang sedang mengawasi situasi dari sebuah terminal holografik. “Kaelzenthra, kita perlu bantuanmu. Biarkan pasukanmu menahan mereka sementara kita keluar dari kota dengan fragmen ini.”
Kaelzenthra memalingkan wajahnya, senyum tipis muncul di bibirnya. “Oh, jadi sekarang kau butuh bantuanku? Bukankah tadi kau mengatakan bahwa kau tidak membutuhkan siapa pun untuk menyelesaikan masalah ini?”
“Ini bukan waktunya untuk bermain politik!” Ark membalas dengan nada frustrasi. “Jika kita tidak bersatu sekarang, semua ini akan berakhir!”
Kaelzenthra menatapnya selama beberapa detik, lalu mengangguk perlahan. “Baiklah. Tetapi ingat ini, Arkhzentra. Jika kau gagal membawa fragmen itu ke Zanura, semua pengorbanan ini akan sia-sia.”
---
Pertempuran di Langit Ardhalis
Ledakan keras mengguncang dermaga udara ketika salah satu kapal Kekaisaran menghancurkan perisai energi kota.
“Blassssttt!”
Kubah pelindung Ardhalis runtuh, menyisakan kota itu terbuka untuk serangan langsung. Kapal-kapal tempur kecil mulai meluncur melewati celah pertahanan, menembaki menara-menara dan bangunan utama.
“Kita tidak akan bisa bertahan lama,” kata Kaelzenthra kepada salah satu komandan Aliansi. “Kirim semua pasukan udara untuk menghentikan mereka!”
Sementara itu, di Zephyr, Rhaegenth mempersiapkan kapal untuk melarikan diri. “Mesin sudah siap, tapi kita perlu waktu untuk mencapai atmosfer atas. Dengan kondisi seperti ini, kita mungkin tidak akan selamat.”
“Kalau begitu, kita buat waktu itu,” kata Ark, matanya penuh tekad. Ia memandang ke arah fragmen di tangan Lyrientha. “Fragmen ini bisa menciptakan medan energi sementara, kan?”
Lyrientha mengangguk ragu. “Bisa. Tapi itu hanya akan bertahan beberapa menit sebelum energinya habis.”
“Itu cukup,” jawab Ark. Ia meraih fragmen dari tangan Lyrientha dan berjalan ke arah pusat dermaga. “Aku akan mengaktifkan medan energinya untuk melindungi Zephyr. Kau bawa kapal itu siap lepas landas.”
“Ini ide gila,” gumam Lyrientha.
“Bukankah itu satu-satunya ide yang kita miliki?” Rhaegenth menimpali sambil melangkah ke kokpit.
---
Pengorbanan di Tengah Pengepungan
Di tengah hiruk-pikuk tembakan dan ledakan, Ark berdiri di atas platform, memegang fragmen Takdir Kode yang mulai bersinar lebih terang. Ia menutup matanya, merasakan aliran energi dari fragmen itu mengalir melalui tubuhnya.
“C’mon,” gumamnya pelan. “Tunjukkan kekuatanmu.”
Fragmen itu akhirnya meledak dengan cahaya biru yang menyilaukan, menciptakan medan energi yang melingkupi Zephyr dan area sekitarnya. Kapal-kapal kecil Kekaisaran yang mendekat terlempar mundur oleh gelombang gravitasi.
“Berhasil!” teriak Rhaegenth dari kokpit.
Namun, energi dari fragmen mulai melemah dengan cepat, dan medan pelindung itu bergetar tidak stabil.
“Medannya tidak akan bertahan lama!” seru Lyrientha. “Ark, kau harus kembali ke kapal sekarang!”
Ark menatap medan energi itu dengan penuh tekad, tetapi sebelum ia sempat bergerak, sebuah suara familiar menggema di sekitarnya.
“Arkhzentra…”
Ia menoleh, melihat sosok Orionthar berdiri di ujung dermaga, senjatanya terangkat dan siap menembak.
“Kau tidak akan pergi begitu saja,” kata Orionthar, senyumnya dingin. “Penulis Takdir itu adalah milik Kekaisaran.”
“Kalau kau ingin ini, kau harus melewati aku,” jawab Ark, menggenggam fragmen itu lebih erat.
---
Pertempuran Terakhir di Dermaga
“Duarrr!”
Tembakan pertama dari Orionthar menghantam medan energi, menciptakan getaran yang hampir menghancurkan platform. Ark melompat ke samping, menghindari ledakan itu dengan susah payah.
Orionthar maju dengan langkah berat, setiap hentakan kakinya menggema di dermaga. “Kau tidak bisa menang melawan Kekaisaran. Serahkan fragmen itu sekarang, dan aku mungkin akan mengampunimu.”
“Tidak ada negosiasi,” balas Ark. “Kekaisaran tidak layak memegang kekuatan ini.”
Mereka bertarung sengit di atas platform, dengan Ark terus mencoba menjaga medan energi tetap aktif sementara Orionthar berusaha merebut fragmen itu.
Di atas Zephyr, Rhaegenth dan Lyrientha berusaha secepat mungkin mempersiapkan peluncuran.
“Kita harus pergi sekarang!” teriak Rhaegenth.
“Kita tidak bisa meninggalkannya!” jawab Lyrientha.
“Tapi kalau kita menunggu lebih lama lagi, kita semua akan mati!”
---
Penutupan Bagian
Akhirnya, Ark berhasil memanfaatkan energi terakhir dari fragmen untuk menciptakan gelombang kejut besar yang mendorong Orionthar mundur ke belakang. Dengan cepat, ia berlari kembali ke Zephyr, tepat saat kapal itu mulai terangkat dari dermaga.
“Blassssttt!”
Ledakan besar menghantam dermaga di belakang mereka saat Zephyr melesat ke angkasa, meninggalkan Ardhalis yang masih dikepung oleh armada Kekaisaran.
Di dalam kapal, Ark duduk terengah-engah, memegang fragmen yang kini nyaris kehabisan energi.
“Kita berhasil keluar,” kata Rhaegenth sambil mengatur kursus.
“Tapi Ardhalis…” gumam Lyrientha, menatap ke belakang dengan tatapan penuh kekhawatiran.
Ark menggenggam fragmen itu lebih erat, matanya penuh dengan rasa bersalah. “Kita belum selesai. Kekaisaran mungkin menang hari ini, tapi ini baru permulaan.”
Zephyr melayang di kehampaan, membawa tim menuju lokasi berikutnya yang terhubung dengan Takdir Kode. Di kejauhan, Ardhalis masih bertahan, tetapi bayangan kekalahan sudah mulai terlihat.
---
Bab 10 akan melanjutkan perjalanan Ark untuk mencari jawaban di lokasi berikutnya, sementara Aliansi Barat menghadapi konsekuensi dari pengepungan.