Rachel seorang mualaf mantan kupu-kupu malam dan dinikahi oleh seorang anak ustad, berharap pernikahannya akan membawanya ke surga yang indah.
Namun, ternyata semua tidak seindah yang dia bayangkan. Farhan menikahi Rachel hanyalah untuk menolongnya keluar dari dunia hitam.
Mampukah Rachel bertahan dalam rumah tangga yang tanpa cinta?
Jangan lupa subcribe sebelum melanjutkan membaca.
info tentang novel mama bisa di dapat di
ig reni_nofita79
fb reni nofita
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33. Kenapa Menggunakan Cadar?
Tatapan mata Andin tampak seperti mengejek melihat penampilan Rachel. Bukan wanita itu tidak menyadarinya, tapi pura-pura tidak tahu. Rachel bahkan memperat pelukannya di lengan Farhan dan menyandarkan kepala di bahu pria itu.
"Mas, apa kita harus berdiri terus," ucap Rachel manja.
Farhan lalu mengajak kedua wanita itu untuk duduk. Setelah itu memesan makanan. Andin hanya diam melihat Rachel yang terus saja memeluk lengan suaminya. Wanita itu bersyukur karena Farhan tidak menepis tangannya. Ketiganya hanya diam, larut dalam pikiran masing-masing.
"Kalian kenal di mana?" tanya Andin, untuk memecahkan kebisuan diantara mereka.
Farhan dan Rachel saling tatap. Tidak mungkin mereka mengatakan yang sejujurnya di mana pertama kali kenalan dan bertemu.
"Aku dan Rachel kenalan di ...."
"Kami dikenalkan sama Ustadz yang mengajari aku mengaji," ucap Rachel memotong ucapan Farhan. Suaminya itu menganggukkan kepala untuk meyakinkan Andin.
"Mengajar mengaji? Setahuku Farhan sudah mahir membaca Al-Quran dari kecil. Kenapa belajar lagi?" tanya Andin. Sepertinya dia kurang yakin dengan jawaban yang diberikan Rachel.
"Bukan Mas Farhan yang belajar, tapi aku. Kebetulan aku mualaf," ucap Rachel.
"Oh, kamu mualaf." Andin menarik napas dalam. Mungkin dia tidak tahu harus bicara apa lagi. Wanita itu merasa kurang nyaman karena ada Rachel istrinya Farhan.
Sebenarnya Andin telah mengetahui dari Mia jika Farhan telah menikah. Namun, dari cerita yang dia dengar dari Yuni dan Mia, pria itu sepertinya masih mencintai dirinya. Itulah alasan Andin ingin bertemu, berharap Farhan datang sendiri.
"Maaf Farhan, Rachel, apa aku boleh tahu kenapa kamu memilih menutup wajahmu dengan cadar? Apa untuk menutupi bekas luka di wajah atau menutupi jerawat? Bukankah kamu mualaf, pasti sebelumnya tidak memakai hijab," ucap Andin.
Mendengar pertanyaan Andin, Rachel jadi tertawa kecil. Memandangi suaminya.
"Mas, apa menurut kamu aku menggunakan cadar untuk menutupi luka atau jerawat?" tanya Rachel pada suaminya.
"Bukan, Andin. Rachel tidak memiliki luka atau jerawat di wajahnya. Muka Rachel mulus banget. Justru dia menggunakan cadar untuk menutupi kecantikan wajahnya. Aku yang minta," ucap Farhan.
"Dan bukankah jilbab itu wajib bagi wanita muslim. Kedua mertuaku juga mengatakan itu. Mereka senang melihat pakaianku begini, walau tidak bisa mengikuti mode saat ini seperti Mbak Andin," ucap Rachel.
Jawaban yang diberikan Farhan dan Rachel seperti menghantam ulu hati Andin. Dia tidak menyangka jika pria itu memuji istrinya dengan begitu bangganya. Bukankah menurut kedua sahabatnya Farhan masih mencintai dirinya. Apakah sahabatnya yang telah berbohong? Tanya Andin dalam hati.
Sedangkan Rachel memandangi wajah suaminya dengan penuh cinta. Jawaban Farhan itu membuat dia terharu. Walau pria itu tidak mencintainya, tapi masih membela dia di depan wanita yang dicintai.
Ketiganya kembali diam. Tidak lama, makanan yang mereka pesan datang. Melihat menu yang disajikan, Andin tampak bahagia. Senyum semringah terukir dari bibirnya.
"Han, kamu masih saja ingat menu kesukaanku, semuanya kamu pesan. Nanti kalau aku kalap makannya, gimana?" tanya Andin dengan tersenyum.
"Aku pasti akan senang jika kamu menghabiskan semua makanan ini. Kamu sejarang jauh lebih kurus," ucap Farhan.
Andin tersenyum mendengar ucapan Farhan. Dia lalu memandangi wajah Rachel, seolah ingin mengatakan jika Farhan masih perhatian dengannya walau telah memiliki istri. Rachel membalas dengan tersenyum, walau mungkin Andin tidak melihatnya karena tertutup cadar.
Ketiganya mulai menyantap menu yang tersedia di atas meja. Saat ingin mengambil sup iga, kuahnya tumpah mengenai baju Andin. Farhan yang melihat itu langsung berdiri dan mengambil sapu tangan dari saku celana dan mengelap bajunya Andin.
Melihat itu Rachel menarik napas dalam. Baru saja dia bahagia dan terharu karena Farhan memuji kecantikannya, dia dihempaskan kembali dengan kenyataan jika suaminya itu masih mencintai sang mantan. Andin terlihat tersenyum mengejek ke arah Rachel.
Rachel lalu berdiri dari duduknya. Merebut sapu tangan dari suaminya.
"Mas, tidak lupa 'kan dengan ucapanmu, kalau kita tidak boleh menyentuh wanita yang bukan mahram-nya," ucap Rachel.
Farhan langsung terdiam. Dan kembali duduk. Dia tampak sedikit menunduk, mungkin sadar dengan kesalahannya.
"Kamu bisa bersihkan sendiri dengan tisu itu 'kan? Ingat Andin, di antara kamu dan Farhan itu tidak boleh bersentuhan," ucap Rachel kembali mengingatkan keduanya.
Rachel mencoba menahan sesak di dadanya. Nyeri terasa di tusuk belati.
"Mulai hari ini akan aku katakan pada diriku sendiri, jika kita tidak perlu menempatkan seseorang terlalu tinggi. Jangan menaruh harapan pada seseorang secara berlebihan, karena itu yang aku lakukan kemarin dan ternyata sangat menyakitkan," ucap Rachel dalam hatinya.
...----------------...
Bonus Visual Rachel
Farhan
Andin