Fahira Salsabila, seorang wanita yang ditinggal mati suaminya dan mempunyai satu anak perempuan bernama Yumna Arsyila.
Dia yang berstatus janda dinikahi oleh seorang pria yang bekerja sebagai Manager perusahaan ternama yang bernama Arka Ardinatha karena dijodohkan oleh orangtua Arka.
Fahira dinikahi tapi tak pernah disentuh oleh suaminya sampai dua tahun lamanya hanya dengan alasan tidak mencintainya.
Lalu bagaimana dengan perasaan Fahira yang tulus padanya, Apakah Fahira akan tetap terus bertahan dengan siksa batinnya ?
Atau justru dia akan pergi meninggalkan Arka ?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Tak Tersentuh
By: Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 10
Cukup lama Arka dan Fahira melakukan perjalanan menuju Jakarta menggunakan jalur Tol agar lebih cepat dari perkiraan. Hanya membutuhkan waktu dua jam, mobil Arka sudah sampai di halaman rumahnya.
Jam sudah menunjukkan pukul 21.30 malam. Arka keluar dari mobilnya mengambil barang yang ada di dalam bagasi mobil. Sedangkan Fahira mengambil Yumna dari kursi belakang lalu menggendongnya karena tertidur selama perjalanan.
Fahira membaringkan nya di atas kasur dan kembali keluar dari kamarnya untuk mengambil barang miliknya yang dibantu Arka membawanya masuk.
"Ini koper mu, istirahatlah.. Selamat malam."
Setelah mengucapkan itu Arka masuk ke dalam kamarnya sambil menyeret koper miliknya. Sedangkan Fahira yang melihat Arka masuk ke dalam kamar hanya menatapnya dengan diam hingga punggung sang suami hilang dari penglihatannya.
*
Pagi harinya, Fahira memasak dan membuatkan sarapan untuk Arka. Dia begitu sibuk menyiapkan semuanya setelah sholat subuh tadi. Fahira berpenampilan berbeda kali ini.
Dia menggunakan kaos tanpa lengan, dan celana leging warna hitam juga rambut yang ia gerai begitu saja hingga pinggang membuat aura kecantikannya di atas rata-rata.
Arka yang sudah siap, keluar dari kamarnya dengan kondisi yang sudah segar tentunya. Langkahnya terhenti saat melihat Fahira berbeda hari ini.
"Sarapan Mas.."
Tawaran Fahira membuat lamunannya buyar, dia kembali menetralkan ekspresinya lalu melangkah mendekat menuju meja makan. Arka menarik kursinya dan duduk dengan sesekali melirik Fahira yang sedang sibuk menyiapkan piring di meja.
"Mau sarapan apa Mas ?" tanya Fahira sambil menenteng piring kosong ditangannya.
"Nasi goreng saja sama telor nya satu.."
Setelah menjawab pertanyaan Fahira, Arka masih saja melirik Fahira di hadapannya. Sedangkan Fahira tak menyadari itu, dia masih dengan ekspresi biasanya mengurus suami dan anaknya.
Fahira lalu menarik kursinya dan duduk di sebelah Yumna kemudian menyuapi putri nya itu dengan telaten. Di meja makan cukup hening, Arka yang sudah menghabiskan nasi nya langsung berdiri berpamitan pada Fahira.
"Aku berangkat dulu, ini uang bulanan mu. Dan ini uang belanja bulanan kebutuhan dirumah.."
Arka menyerahkan dua amplop putih untuk Fahira, dia memberi nafkah pribadi untuk diri Fahira, dan memberikan nafkah kebutuhan rumah. Fahira yang melihat itu merasa heran.
"Tapi uang yang kemarin kau beri masih utuh di atm Mas.." sahut Fahira.
"Simpan saja untuk mu, ini sudah ganti bulan. Jadi sudah sewajibnya aku memberinya nafkah yang baru.."
Setelah mengucapkan itu Arka memakai jasnya dan mengambil tas kerjanya kemudian pergi meninggalkan Fahira yang masih kebingungan dengan nafkah yang diberikan Arka.
"Sebentar ya sayang, Bunda keluar dulu.."
Fahira berdiri melangkah mengikuti Arka untuk mengantarnya hingga depan pintu. Setelah melihat mobil Arka pergi, dia kembali masuk tak lupa menutup pintunya. Fahira kembali duduk di kursi meja makan menghabiskan sarapannya lalu akan pergi ke pusat perbelanjaan.
*
Jam sebelas siang, Fahira sudah berada di Mol bersama Yumna. Fahira berbelanja sesuai kebutuhan pribadi dan rumahnya. Fahira juga tidak lupa untuk pergi ke salon karena ingin merawat dirinya.
"Yumna main disini yaa ? Jangan kemana-mana, kalau mau apapun harus panggil Bunda, Mengerti !"
"Iyaa Bunda.."
Fahira menyuruh Yumna duduk ditempat bermain yang ada disalon itu, setelah mengatakan itu, Fahira lalu duduk di kursi tidur karena akan dikeramas lebih dulu.
Dengan senang dan penuh senyuman, Fahira menuruti apa yang diperintah pekerja salon. Tadinya ingin pijat spa, tapi takut Yumna menangis akhirnya ia urungkan untuk melakukan itu.
Tiga jam Fahira menghabiskan waktunya untuk mempercantik diri di salon. Setelah selesai dan melakukan pembayaran, Fahira memilih untuk makan di restoran favoritnya.
"Yumna lapar tidak ?" tanya Fahira sambil menggandeng tangan Yumna.
"Lapar sekali Bun.."
"Ya sudah kita makan dulu yuk ? Setelah itu kita pulang. Oke !"
Fahira kini lebih sumringah karena ingin membahagiakan diri sendiri dan anak semata wayangnya itu. Dia berjalan menuju restoran kesukaannya jika sedang berada di Mol tersebut.
Fahira yang sudah duduk dengan Yumna, memilih menu makanan yang akan ia pesan.
"Mbak, aku pesan chiken sup dua, nasi chiken steak nya dua, dan minumnya eemm.. orange jus saja dua, jangan lupa air putihnya yaa.."
Fahira memesan makanan sesuai keinginan Yumna. Selesai memesan, Fahira terus mengajak Yumna mengobrol dan bercanda. Hanya Yumna yang bisa ia ajak bicara saat ini untuk menyenangkan hatinya.
Tak lama pesanan datang, keduanya tanpa pikir panjang langsung melahap makanan itu ke dalam mulutnya sambil saling menyuapi dan sedikit bercanda.
Selesai makan kini keduanya memilih untuk pulang karena hari sudah hampir sore. Fahira takut Arka pulang tak ada dirinya dirumah akan menjadi masalah.
Cukup lama Fahira melakukan perjalanan menggunakan taksi, akhirnya dia sampai di rumah milik suaminya itu. Sesampainya dirumah, Fahira membereskan semua barang belanjaannya di dapur.
"Yumna mau bantuin Bunda boleh ?"
Fahira tersenyum saat melihat putrinya dengan begitu comelnya ingin membantu dirinya yang sedang memasukkan semua belanjaannya ke dalam kulkas.
"Boleh sayang, nih Yumna rapikan yang ini saja ya ?" kata Fahira diangguki oleh Yumna.
"Assalamualaikum.."
Fahira menoleh ke sumber suara dan melihat Arka sudah pulang dengan wajah lesu dan lelah kemudian dirinya menyahut salam sang suami.
"Waalaikumsalam, tumben jam segini sudah pulang Mas ?" tanya Fahira sedikit merasa heran.
"Entahlah, tubuhku rasanya lelah sekali. Sepertinya aku sedang tidak enak badan.."
Fahira yang mendengar Arka tidak enak badan langsung meninggalkan pekerjaannya dan menghampiri suaminya yang sedang duduk diruang keluarga. Fahira duduk disamping Arka dan menatap wajah suaminya begitu lekat.
"Badanmu sedikit panas, sebentar aku ambilkan alat suhunya dulu.."
Setelah menempelkan telapak tangannya, Fahira bangkit dan mencari alat pengukur suhu badan untuk memeriksa kondisi tubuh Arka.
Dimasukkannya Alat di ketek Arka, dan Fahira meninggalkannya sebentar membuatkan teh jahe untuk suaminya itu.
"Ini Mas di minum teh jahe nya, agar sedikit lebih reda pusingnya."
Fahira memberikan satu cangkir teh jahe pada Arka dengan senyuman termanisnya. Arka yang diperlakukan seperti itu sedikit merasa canggung. Dia yang sudah menyimpan luka dihati Fahira, namun kebaikan yang ia dapat dari sang istri.
"Terimakasih Fahira.."
Setelah mengucapkan terimakasih dengan senyumannya, Arka menyeruput teh itu dengan sesaat memejamkan mata. Dia begitu merasakan nikmat yang luar biasa saat menelan teh jahe buatan Istrinya itu.
Fahira lalu mengambil alat suhu dari ketek Arka, dan melihatnya. Ternyata suhu tubuh Arka mencapai 39°. Hal itu membuat Fahira sedikit khawatir. Dia lalu melakukan pertolongan pertama menyuruh Arka mandi lebih dulu dan akan ia obati setelah mandi.
"Sekarang kau mandi dulu ya Mas, nanti akan aku beri obat setelah itu.."
Arka mendengar perintah dari Fahira hanya mengangguk patuh. Menuruti apa yang Fahira katakan adalah jalan satu-satunya saat ini, agar dirinya bisa sembuh dan sedikit lebih baik.
"Oke, sekali lagi terimakasih Ra.."
"Iya sama-sama Mas.."
Arka kemudian melangkah pergi menuju kamarnya setelah mendapat jawaban dan senyuman dari Fahira. Sedangkan Fahira hanya menatap punggung Arka yang melangkah pergi dengan langkah tertatih seakan kakinya begitu berat untuk berjalan.
...----------------...
Bersambung...