Jia menemukan kembali arah hidupnya setelah dia bercerai dari Alex.
Namun siapa sangka, perceraian itu membuat Alex kehilangan pijakan kakinya.
Dan Rayden adalah bocah kecil berusia 4 tahun yang terus berharap mommy dan daddy nya kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AD BAB 33 - Mobil Dream Ice Cream
Hari minggu.
Karena Jia tidak bekerja dan hanya tinggal di rumah, pembantu panggilan yang biasa membersihkan rumah Jia tidak datang. Rumah juga masih terlihat bersih, jadi Jia tidak perlu repot.
Tapi Rayden kurang kerjaan, dia mengikuti kemanapun mesin penyedot debu otomatis berjalan, andai di rumah Alex, dia tidak akan dibolehkan bersikap konyol seperti ini.
Sofia pasti akan selalu menegurnya.
Sementara Jia terus memperhatikan dengan sesekali tertawa melihat tingkah sang anak, tangannya pun sibuk menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.
Hanya menu sederhana, nasi goreng dan telur omelet. Dia juga akan mengiris beberapa buah untuk mereka.
Asik tidur sambil memeluk, pagi ini mereka sama-sama bangun kesiangan.
"Rayden, hati-hati nanti jatuh."
Bukan langsung menjawab, anak berusia 4 tahun itu malah terkekeh, dia seperti menemukan mainan baru, sebuah robot.
"Kenapa di rumah daddy tidak ada mesin penyedot debu seperti ini Mom? aku juga mau," ucap Rayden sekaligus bertanya.
"Rumah daddy terlalu besar sayang, juga ada lantai 2, tidak akan efektif memaki itu."
"Tapi aku mau."
"Itu bukan mainan."
Rayden mencebik, tapi tak lama kemudian dia kembali tersenyum dan mengikuti mesin itu.
15 menit berlalu dan semua makanan buatan Jia tersaji diatas meja makan, dia dan Rayden pun sarapan bersama.
"Masakan Mommy memang yang terbaik!" ucap Rayden antusias, dia makan dengan lahap. Meski sudah bisa makan sendiri namun kini Rayden selalu ingin Jia suapi.
Masih asik sarapan, tiba-tiba terdengar suara bell rumah.
Jia lantas segera memberi minum Rayden dan menjeda makan bersama mereka, takutnya itu adalah tamu penting jadi Jia langsung membuka pintu itu. Rayden pun mengikuti langkah sang ibu.
Jia dan Rayden sama-sama heran saat melihat tamu yang datang. Dua orang pria muda dengan seragam baju penjual ice cream.
"Anda siapa?" tanya Jia.
"Kami dari Dream Ice Cream Nona, ada seseorang yang membuat pesanan ice cream untuk alamat ini, untuk Rayden Carter."
Bocah yang namanya disebut langsung menyembul dari balik pintu, keluar dengan sempurna.
"Namaku Rayden Carter, tapi aku tidak memesan ice cream."
2 pemuda itu tersenyum.
"Yang memesan adalah Tuan sapu tangan, hanya itu yang tertera. Dan itu adalah pesanannya. Anda bisa makan sepuasnya."
Salah satu menunjuk ke arah halaman, dan memperlihatkan sebuah mobil box ice cream di sana.
Ha? bukan hanya Rayden, Jia pun terperangah.
"Tapi ini masih pagi," ucap Rayden.
"Kami akan tetap disini sampai malam hari."
Ha? lagi-lagi Jia dan Rayden terperangah.
Dream Ice Cream terkenal sangat enak, bahkan itu juga adalah ice cream favorit Rayden. Karena tadi sudah makan, kini Rayden diperbolehkan untuk makan 1 ice cream dan Jia juga mau.
Mereka berdua duduk di teras rumah dan menikmati ice cream itu.
"Siapa Tuan sapu tangan?" tanya Jia dan Rayden mengedikkan bahunya.
"Tidak tahu."
Tapi mereka tidak ambil pusing, tetap menikmati ice cream yang rasanya benar benar sangat enak.
Dan di ujung saja, si Tuan sapu tangan tersenyum saat melihat ponselnya yang menunjukkan gambar seorang bocah kecil dan wanita cantik menikmati ice cream kiriman dia.
Tuan sapu tangan tahu jika itu adalah ibu dan anak, tapi di matanya mereka terlihat seperti adik dan kakak.
Jia mengikat rambutnya tinggi, menggunakan baju putih senada dengan Rayden dan celana levis pendek setengah paha.
Cantik sekali.