Faiz cucu dari seorang pengusaha terkenal di kota tempat tinggalnya harus rela menikahi anak dari sahabat sang papa yang tak lain wanita satu-satunya yang sangat dia cintai namun Faiz harus rela memendam perasaan itu setelah sang gadis memutuskan untuk menyerah mendekatinya dan memilih kuliah di luar kota.
Namun takdir mempersatukan mereka dengan cara yang yang tak terduga yaitu Faiz harus menggantikan pria yang telah meninggalkan Naira di hari pernikahannya gara-gara di tangkap polisi.
Namun hati dan perasaan Naira pada Faiz sudah hilang karena Naira sudah mendapatkan pengganti Faiz. Namun takdir berkata lain Naira harus rela menjadi istri dari cinta pertamanya.
Apakah Naira masih ada perasaan untuk Faiz?.
Apakah Faiz bisa membuat Naira jatuh cinta lagi padanya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masalah Maura dan Sakti.
Naira menghampiri mama dan sang kakak yang sedang bicara di ruang tamu. Maura yang melihat sang adik datang dia langsung terkejut.
"Naira" ucapnya kaget begitu pun sang mama langsung melihat ke belakang.
"Aku dengar semuanya kok, aku gak Terima jika Gilang harus bebas" ucap Naira.
"Maafin kakak Nai, kakak gak bisa berbuat apa-apa karena itu semua di luar kendali kakak" balas Maura.
"Aku gak akan salahkan kakak tapi jika bang Faiz melakukan sesuatu kakak harus siap" ujar Naira.
Sang mama mendekati Naira dan bertanya "kamu mau ngapain ke bawah? ".
" Bang Faiz lapar, mama masak gak? "tanya Naira.
" Ada sayang tadi mama sudah masak tapi cuman makanan sederhana"jawab sang mama.
Naira pun langsung pergi ke arah meja makan untuk mengambil makanan dan langsung di bawa ke kamar.
Faiz yang sedang bermain ponsel langsung melirik Naira yang masuk.
"Kenapa di bawa ke kamar? " tanya Faiz langsung membantu Naira.
"Kesal aku" jawab Naira lalu duduk.
Faiz duduk di samping Naira lalu memegang tangan Naira.
"Kamu kesal kenapa? " tanya Faiz.
"Bang Sakti kerja sama dengan orang yang udah bebas membebaskan Gilang" jawab Naira dan Faiz langsung melepaskan tangan Naira lalu mendekati makanan.
Faiz pikir Naira gak akan secepat ini tahu jika Gilang bebas.
"Abang kenapa pergi? " tanya Naira mendekati Faiz.
"Abang udah lapar" jawab Faiz berbohong padahal dia sedang sedang berpikir bagaimana dia memberitahu Naira jika Humaira yang telah menjamin Gilang.
Naira pun ikut makan bersama Faiz karena dia juga lapar. Setelah makan Faiz baru mengajak bicara Naira.
"Abang yang mau abang beritahu sama kamu" ucap Faiz setelah menyimpan semua piring kotor bekas mereka makan ke dapur.
"Apa? " tanya Naira.
"Aku ingin kasih tau sama kamu jika orang yang telah menjamin Gilang itu Humaira adik ku" ucap Faiz.
"Humaira" kaget Naira.
Faiz pun mengangguk lalu berkata "Kamu mungkin yang lebih tau tentang Humaira aku tidak terlalu tahu cerita kalian".
" Humaira dia memang menyukai Gilang dan bahkan dia rela melakukan apa saja demi dia padahal selama ini Humaira hanya du manfaatkan Gilang"ucap Naira.
"Kemarin aku sempat bertengkar dengannya masalah ini dan sepertinya dia sudah mengerti dan aku dengar bang Davin akan menjodohkannya agar dia tidak melakukan hal seperti itu" balas Faiz.
Ya, Humaira akan di jodohkan dengan anak teman dari Davin yaitu Rio dan anaknya bernama Rivaldi. Davin tidak mau jika anaknya melakukan hal yang lebih para dari ini.
Faiz minta bantuan sang kakek yaitu Ilham untuk masalah ini karena dia tidak mau capek-capek memberi pelajaran pada sang kakak ipar Sakti agar dia bisa jera.
"Lo enak ya, tinggal nyuruh kakek lo buat jatuhan kakak ipar lo" ujar Adrian karena saat ini Faiz sedang berada di kantor.
"Gue gak mau cari masalah biar kakek gue yang kerja" balas Faiz.
"Sialan lo" umpat Adrian.
"Udah jam sebelas ayo" ajak Adrian.
"Kemana? " tanya Faiz.
"Rapat lah" jawab Adrian dan Faiz dia hanya tersenyum.
Malamnya Faiz masih pulang ke rumah orang tua Naira karena Naira masih ingin tinggal bersama mamanya. Namun saat mereka akan turun untuk makan malam tiba-tiba mendengar Ayu sang mama memanggil nama Maura kakaknya Naira.
"Maura ada apa? " tanya sang mama membuat Naira dan Faiz bergegas turun.
Naira dan Faiz kaget saat melihat Maura menangis dan membawa kedua anaknya. Diki yang adik yang datang bersamanya langsung di dekati Faiz.
"Ada apa? " tanya Faiz pada Diki.
"Aku gak tau persisnya sih bang, tadi kak Maura nelepon aku minta di jemput dan sudah nangis" jawab Diki.
"Kenapa sih kak? " tanya Naira.
Maura melihat Naira lalu melihat ke arah Faiz dan di langsung bangkit dari duduknya lalu melangkah mendekati Faiz. Faiz heran melihat kakak iparnya mendekatinya kemudian Maura melayangkan tangannya ke pipi Faiz membuat semua orang kaget. Faiz dia hanya menyentuh pipinya yang terasa panas bekas tangan Maura.
"Puas kamu melihat keluarga ku hancur" teriak Maura.
"Kak" bentak Naira sambil mendekati Faiz.
"Maksud kakak apa? kenapa kakak tampar bang Faiz? " tanya Naira.
"Kenapa kamu bilang, coba kamu tanya suami kamu apa yang sudah dia lakukan pada suamiku? " jawab Maura.
"Apa pun yang di lakukan bang Faiz pada kak Sakti, emang itu yang harus dia Terima"ucap Naira.
" Sakti hanya melakukan sesuai perintah atasannya".
"Ya sesuai atasannya dan dia juga sudah menikmati uang hasil suap itu" ujar Naira.
Faiz menenangkan Naira agar tidak marah. Faiz mengeluarkan ponselnya lalu memberikan pada Maura rekaman yang dia dapat dari anak buah sang kakek.
"Apa ini? " tanya Maura.
"Kakak lihat saja, setelah lihat itu kakak boleh minta apa saja padaku" ucap Faiz dan Maura langsung memutar vidio itu yang membuat Maura terkejut atas kelakuan sang suami yang sering tidur dengan wanita lain di luar sana.
"Apaan sih? " tanya Naira penasaran pada Faiz.
"Gak perlu tau biar kak Maura saja yang tau" jawab Faiz.
"Gak asik" jawab Naira kesal.
"Pengen yang asik? " bisik Faiz dan mau mengangguk.
"Nanti di kamar aku praktekan yang di lakukan kak Sakti"lanjutnya membuat Naira melirik Faiz dengan tatapan tajam.
Maura menyerahkan ponsel Faiz lalu dia duduk di kursi sambil menangis karena dia tidak pernah percaya jika sang suami tega melakukan itu. Ayu sang mama mendekatinya lalu merangkulnya.
"Diki ajak keponakannya masuk kamar" titah Dimas dan Diki langsung membawa kedua anak Maura masuk ke kamarnya. Naira dia mendekati Maura sang kakak dan duduk di sampingnya.
"Ayah setuju apa yang telah di lakukan Faiz pada Sakti karena dengan begitu dua bisa jera" ucap Dimas sang ayah.
Maura mengangkat kepalanya lalu menatap Faiz.
"Aku minta maaf karena telah salah dengan menuduh kamu merusak rumah tangga ku ternyata bang Sakti yang telah lebih dulu merusaknya" ucap Maura dan Sakti tersenyum.
Faiz hanya mengangguk dan dia tidak bicara lagi hingga tiba-tiba terdengar suara motor yang datang. Faiz dan Dimas langsung ke luar karena mereka tau siapa yang datang.
"Faiz keluar lo" teriak Sakti dan Faiz keluar bersama Dimas. Sakti langsung mempermainkan Faiz namun beruntungnya Faiz bisa menghindar karena dia tak apa yanga kan di lakukan Faiz.
Faiz menghajar balik Sakti membuat Sakti tumbang karena kalah talak oleh Faiz.
Maura keluar lalu mendekati Sakti dan tak segan-segan dia melayangkan tangannya ke wajah Sakti tanpa henti membuat Naira meringis.
"Kita cerai" ucap Maura.
siap² aja ya sakti di gulingkn sm faiz de..
lanjuut