Pernikahan yang di awali dengan perjodohan memang tidak banyak yang endingnya bahagia. Hal ini yang di alami oleh Nur Azizah, bahkan di usia nya yang baru menginjak usia ke 25 tahun dia harus menjadi seorang single parent alias janda.
"Maaf Zah.." ucap Raka Abdillah yang tak lain adalah suami dari Azizah.
"Kenapa kamu tega sekali melakukan ini pada ku Mas.."
Bagaimana kehidupan Azizah setelah di ceraikan oleh suami nya, dan fakta apa saja yang Azizah ketahui tentang suami nya selama ini? Ikuti terus karya terbaru author ya Readers...jangan lupa dukungannya selalu 🥰☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ny.Irawana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 4 Status Baru
"Akhir nya...." lirih Rania sambil tersenyum bahagia.
Apa yang dia inginkan selama ini tercapai sudah, Raka sudah menceraikan istrinya sekarang. Dan sebentar lagi dia yang akan menggantikan posisi Azizah sebagai istri sah nya. Terlebih yang membuat Rania bahagia adalah anak yang dia kandung saat ini akan mendapatkan pengakuan secara sah di mata hukum negara.
"Ternyata pengorbanan dan usaha ku selama ini tidak sia - sia.."
Berbeda dengan Rania yang saat ini sedang merasa bahagia, setelah mengucapkan kalimat talak nya kepada Azizah beberapa detik yang lalu justru Raka merasa ada yang hilang dari hati nya. Dia sendiri tidak tahu apa itu, namun yang pasti hari dia saat ini terasa hampa.
"Ma..Pa...maafin Raka karena tidak bisa menjalankan amanah yang Mama dan Papa berikan kepada ku untuk menjaga Azizah selamanya. Raka tidak bisa berada di sebuah pernikahan yang penuh dengan kepura - puraan dan tidak ada cinta di dalamnya. Raka harap Mama dan Papa bisa mengerti," monolog Raka dalam hati.
"Untuk segala persyaratan di pengadilan nanti aku serahkan pada mu Mas, karena aku tidak ada kenalan orang untuk mengurus semua itu. Aku juga tidak akan mempersulit jalan nya sidang nanti supaya proses nya cepat selesai. Hanya satu yang aku inginkan, untuk hak asuh Rizki ..."
"Tenang saja, Mas Raka tidak akan mengambil anak kamu dari mu. Karena dia sendiri nanti nya akan mempunyai anak dari ku, istri satu - satu nya yang dia cintai, benar begitu kan Mas ?" sela Rania.
"Hemm..."
"Ah iya satu lagi, ini kamu segera tanda tangani seluruh berkas gugatan cerai ini supaya Mas Raka segera memproses nya dan kamu harus tepati janji kamu itu Zah untuk tidak mempersulit jalan nya sidang. Dan satu lagi kamu tidak berhak menuntut harta gono-gini karena sekalipun kalian menikah secara sah di mata hukum tapi seluruh harta yang kalian miliki saat ini adalah mutlak milik mas Raka. Aku tidak perlu menjabarkan semua nya, tapi harus nya kamu sudah sadar diri, jika kamu itu hanya membawa diri saat menikah dengan mas Raka," tukas Rania.
Azizah sejak tadi hanya diam tidak menyangkal sama sekali apa yang diucapkan Rania. Terserah wanita itu mau bicara apa pun yang dia mau.
"Untuk masalah nafkah untuk Rizki apakah kamu ada tuntutan?" kali ini Raka yang berbicara.
"Aku tidak berhak menuntut apa pun itu Mas seperti yang istri kamu sampaikan tadi. Tapi...Mas Raka pasti lebih paham dari Zizah untuk masalah seperti itu, karena mas Raka sendiri tahu berapa yang harus mas Raka berikan pada Rizki nanti nya yang sesuai dengan syariat Islam," jawab Azizah dengan begitu tenang.
Raka menganggukkan kepala nya dia mengerti apa yang Azizah katakan tadi. Bagaimana pun dia telah mempunyai seorang anak dari Azizah , sekalipun selama ini dia tidak pernah peduli dengan anak itu tapi dia tetap harus menjalankan kewajiban nya pada sang anak meskipun dia dan Azizah telah bercerai. Namun perkataan Azizah tadi membuat Rania kesal.
"Enak saja dia ...selama aku masih hidup tidak akan aku biarkan Mas Raka memberikan sepeser uang nya untuk anak kamu Zah, karena yang hanya berhak menikmati seluruh harta mas Raka hanya aku dan anakku," batin Rania.
Setelah menandatangani seluruh berkas untuk proses perceraian nya Azizah langsung pergi ke kamar nya. Sesampainya di kamar wanita itu langsung luruh begitu saja di lantai dan menyandarkan tubuh nya di belakang pintu kamarnya. Tangis yang sejak tadi dia tahan pun akhirnya pecah juga, beberapa kali dia memukul dadanya yang terasa sesak sekali.
Hujan yang begitu deras diiringi kilat petir yang menyambar menambah suasana menjadi pilu seiring tangisan yang Azizah keluar kan saat ini. Dia seorang wanita biasa sekuat apa pun dia berusaha untuk kuat dan tegar jika dihadapkan dengan ujian hidup yang seperti ini jelas akan hancur juga.
Kalau bisa memilih dia tidak ingin pernikahan nya hancur seperti tapi dia juga tidak bisa hidup di pernikahan yang penuh kebohongan dan cinta sepihak.
"Rizki..maafin bunda Nak, hiks..." lirih Azizah saat netra nya tertuju pada seorang anak kecil yang sedang meringkuk di atas tempat tidur.
Azizah cuma bisa berharap jika suatu saat nanti anak nya akan mengerti dengan kondisi ini.
"Ayah...ibu...mama..papa...maafin Zizah, hiks...Zizah tidak bisa mempertahankan pernikahan Zizah ma Mas Raka. Zizah tahu jika kalian kecewa dengan perpisahan aku dan mas Raka, namun Zizah yakin kalian bisa mengerti dengan keputusan ini."
Teng,
Azizah melihat ke arah jam yang ada di dinding yang menunjukkan tepat jam dua belas malam. Itu tanda nya saat ini Azizah sudah genap berusia dua puluh lima tahun.
Wanita itu menghapus sisa - sisa air mata yang ada di pipi nya, bibir tipis nya di paksakan untuk membuat sebuah senyuman. Dengan suara yang sedikit serak karena terlalu lama menangis tadi, Azizah berucap pada diri nya sendiri.
"Selamat ulang tahun yang ke dua puluh lima tahun Nur Azizah, selamat juga untuk status kamu yang baru, JANDA .." ucap Azizah sambil bergetar.
Dia tidak menyangka di hati jadi nya yang ke dua puluh lima ini akan mendapatkan kado yang begitu spesial yaitu sebuah status baru yang paling tidak dia inginkan selama hidup nya bahkan dalam mimpi pun dia tidak menginginkan gelar itu.
Seperti biasa nya wanita itu bergegas menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan setelah nya dia akan mengadu pada sang khalik atas apa yang dia rasakan saat ini. Di dunia ini memang dia tidak punya siapa - siapa lagi, hanya pada Allah lah dia akan mencurahkan segala isi hati nya.
"Bunda...." ucap bocah kecil yang sudah terduduk di atas ranjang sambil mengucek salah satu mata nya.
Azizah yang mendengar suara sang anak pun langsung menengok ke arah sang putra, dengan tersenyum manis wanita yang sekarang sah menjadi janda itu pun berjalan ke arah sang putra dengan masih menggunakan mukena nya.
"Iya sayang...bunda ada di sini. Kenapa Hem..anak bunda kok terbangun jam segini, Rizky mau minum susu?" tanya Azizah begitu lembut tak lupa wanita itu membawa tubuh sang putra ke dalam dekapan nya. Di elus lembut punggung sang anak memberikan rasa nyaman pada putra semata wayangnya saat ini.
"Ngga bunda, aku ngga mau minum susu sekarang . Rizky tadi terbangun karena mendengar bunda menangis saat sholat tadi," jawab Rizky sambil mendongak menatap wajah bunda nya.
Deg,