Aiko seorang gadis cantik yang memiliki garis keturunan orang jepang pindah ke Indonesia untuk melanjutkan sekolahnya di Indonesia karena urusan pribadi keluarganya.
Aiko pindah sekolah saat menduduki bangku kelas 3 di SMAN Rubinium. Saat pertama kali masuk sekolah, Aiko menjadi pusat perhatian karena memiliki paras yang cantik. Kulitnya yang putih dan tubuhnya yang ideal membuat para gadis iri melihat tubuhnya yang begitu sempurna.
Aiko di sukai oleh banyak laki-laki di sekolahnya dan tidak jarang ada orang yang menyatakan perasaannya. Tapi semuanya di tolak oleh Aiko karena ia ingin berfokus pada masa depan dan karirnya.
Awalnya ia mengira kehidupan sekolahnya di Indonesia akan baik-baik saja dan berjalan seperti biasanya. Tapi kejadian-kejadian aneh mulai bermunculan, gangster, tawuran, geng motor, dan hal-hal aneh lainnya.
Sampai suatu kejadian yang tidak pernah diperkirakan muncul dan menimpa Aiko. Aiko terpaksa menikahi seorang murid laki-laki yang sekelas dengannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon M. Novri Al-zanni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hal Yang Mengejutkan
Sejak dulu, Arya selalu ingin hidup dengan tenang dan memilih banyak teman. Sejak kecil hingga sampai sekarang ia terus mengharapkan hal itu terjadi. Namun perlahan-lahan saat ia menemukan akhir hidupnya, ia tidak lagi berpikir hal itu terjadi. Seolah-olah harapan yang ia bangun sejak dulu sudah sirna.
Buagh! Bruak! Seseorang terpental begitu menerima pukulan keras dari Roy. Orang itu terpelanting dan terbaring di antara meja meja dan kursi dan tubuhnya tertimbun di antaranya. Semua orang yang melihatnya terkejut dan suasana di kelas menjadi hening seketika.
"A-apa ... Yang telah kau lakukan? Pada AIKOOOOOOOOOOO!!!" teriak Arya yang segera bangkit dan mulai memukuli Roy habis-habisan.
Amarah Arya meluap dan meledak-ledak hingga ia kehilangan kendali atas dirinya. Roy terlihat sangat kebingungan dan tidak tahu apa yang harus ia lakukan setelah ia berbuat seperti itu. Roy tidak lagi melawan Arya, ia hanya menahan serangannya dengan kedua tangannya yang keras itu.
Arya terus memukuli Roy tanpa henti meskipun saat memukul tubuh Roy tangannya merasa sakit. Itu karena tubuh Roy yang terlalu keras dan penuh dengan otot di seluruh tubuhnya. Semua orang yang melihatnya tidak lagi mendukung Roy, mereka semua terdiam dalam keheningan.
"Kau telah membunuhnya! Kau telah membunuhnya! Aku tak bisa memaafkanmu!" teriak Arya sambil terus-terusan memberikan serangan kepada Roy.
"Aku tidak membunuhnya! Aku yakin dia masih hidup ... Kurasa ..." ucap Roy yang wajahnya terlihat sangat kecewa.
"Kau seorang pembunuh! perbuatanmu tidak bisa dimaafkan!" ucap Arya yang terus memukuli wajah Roy.
Sementara itu semua orang hanya memperhatikan Arya dan Roy yang sedang ribut. Mereka juga tidak bisa berbuat apa-apa karena takut dengan Roy. Sementara itu Rika berlari ke arah dimana Aiko mendarat. Rika mengangkat meja meja dan kursi yang menimpa tubuh Aiko.
Rika segera menggendong Aiko yang kepalanya berlumuran dengan darah. "Lihatlah perbuatanmu ini ROYYYYY!!!" teriak Rika yang ikut menjadi emosional melihat sahabatnya yang berlumuran darah keluar dari kepalanya.
Arya dan Roy syok melihatnya, Arya segera menghampiri Aiko namun Rika menjauhinya. Rika langsung menendang Arya hingga terjatuh karena ia membenci Arya. Rika berpikir apa yang terjadi saat ini adalah karena Arya, jika saja Arya tidak melakukan macam-macam kepadanya, hari ini tidak akan pernah terjadi.
"Enyah kalian para bajingan! Jangan dekati kami lagi! Terutama kau Roy! tidak puaskah kau setelah membunuh kakakku di depan mataku!" teriak Rika sambil menangis dengan kencang sembari menggenggam kepala Aiko yang mengeluarkan darah.
"Aku ... Aku ... AAARRRRRGHHHHHHH!!!" teriak Roy yang menggelegar dan setelahnya ia mulai memukuli tanah dengan keras.
Roy terlihat sangat kecewa dengan dirinya dan wajahnya menjadi sangat merah karena marah besar kepada dirinya. Kemudian setelahnya Roy pergi meninggalkan kelas dengan langkah kaki yang berat. Rika berteriak-teriak menghina Roy yang pergi menjauh seperti orang yang tidak bersalah sama sekali.
"Apakah lagi-lagi kau akan meninggalkan apa yang telah kau perbuat! Dasar pecundang!" teriak Rika sambil menangis tersedu-sedu.
Namun tiba-tiba saja ... Aiko terbangun dan segera berdiri kembali. Rika, Arya dan semua orang yang melihat kejadian itu terkejut dan mulut mereka terbuka dengan lebar. Seketika suasana yang dipenuhi haru dan kesedihan itu menjadi hening dan tidak bisa dimengerti.
"Hehe ... Aku minta maaf karena telah berbuat berlebihan" ucap Aiko sambil mengorek-ngorek kepalanya dan mengeluarkan sesuatu yang ada di celah-celah rambutnya.
Ia menunjukkan sebuah kantung plastik kecil yang berisi dengan cairan berwarna merah dan kental. Melihat hal itu orang-orang masih terdiam karena syok dan tidak bisa berkata-kata. Seketika kaki Rika menjadi lemas dan terjatuh karena merasa sedikit lega.
"Sebenarnya apa yang terjadi Aiko ... Jelaskan padaku" ucap Rika sambil memijat mijat kepalanya Karena kebingungan.
"Aku hanya berpura-pura terluka parah dengan benda kecil yang kebetulan sekali aku membawanya. Tidak ku sangka padahal aku baru saja membuatnya tadi pagi dan akan segera terpakai sekarang" ucap Aiko yang terlihat bangga dan keren.
Kemudian Arya menghampiri Aiko dengan tubuhnya yang sudah lemas dan remuk seperti itu. Arya terduduk di hadapan Aiko sambil memandang wajahnya ke atas. Aiko menatapnya dengan pikiran yang kebingungan dan tidak menahu harus berbuat apa.
Pada akhirnya Aiko berkata, "Ma-maafkan aku" ucapnya sambil memalingkan pandangannya.
Kemudian Arya segera menggenggam tangan Aiko, "Kau pasti terluka, tidak mungkin bagimu setelah menerima pukulan itu tidak terluka sama sekali" ucap Arya yang mengkhawatirkan Aiko.
Aiko sedikit terpukau melihat Arya yang mengkhawatirkan nya, "Kau benar ... Memang rasanya sakit setelah menerima pukulan itu" ucap Aiko yang terlihat memaksakan diri untuk menunjukkan bahwa ia baik-baik saja.
Kemudian Arya menengok ke arah Rika dengan wajah serius, "Kau teman baiknya bukan? Kenapa kau tidak membawanya ke UKS sekarang!" bentak Arya kepada Rika.
Rika merasa terkejut dan akhirnya ia menuruti perkataan Arya. Rika segera membawa Aiko ke UKS dengan membantunya berjalan. Setelah itu Arya melihat seluruh orang-orang yang ada di kelas dan menatapnya dengan kesal sekaligus merendahkan mereka.
Setelahnya Arya, Toni, dan Angga pergi ke UKS di bantu oleh Arya meskipun tubuhnya sudah sangat kesakitan. Pada akhirnya mereka pergi bertiga ke UKS dan tidak ada seorangpun yang mau membantunya. Sebelum pergi keluar kelas, Arya mengatakan sesuatu kepada orang-orang di kelasnya.
"Kalau kalian tidak mau membantuku, seharusnya kalian membantu Aiko. Kalian tidak lebih dari sekedar pecundang"
Setelah itu begitu mereka sampai di UKS, tidak ada petugas di sana yang mau membantu Arya dan teman-temannya. Mereka bertiga benar-benar telah di pandang rendah oleh semua orang. Tapi Arya tak mempedulikan hal itu dan tetap mengobati dirinya sendiri dan teman-temannya.
"Kau tidak perlu memaksakan diri untuk membantu kami. Aku sendiri bisa mengobati luka-luka ku kok" ucap Toni yang merasa tidak enak.
"Benar, kita bisa mengurus luka kita masing-masing" sambung Angga yang merasa Arya harus memikirkan dirinya terlebih dahulu.
"Sudahlah diam saja, kalian menjadi seperti ini juga karena aku. Terimakasih banyak" ucap Arya dengan tersenyum.
Kemudian setelahnya Rika datang menemui Arya dan kedua temannya di UKS laki-laki. Ia datang dengan wajah datar dan di tangannya membawa sebuah kotak P3K. Rika dan Arya saling bertatapan dengan wajah kesal mereka.
"Balik badanmu!" ucap Rika dengan ketus.
"Apa maumu? Uakhh!" teriak Arya yang kesakitan karena Rika memaksanya untuk membalikkan badan Arya.
"Sudah kubilang, tapi kau tidak mau mendengarkannya" ucap Rika sambil membantu mengoleskan obat di punggung Arya yang penuh dengan memar dan luka hampir di sekujur tubuhnya.
"Cih ... bagaimana dengan kondisi Aiko?" ucap Arya yang mengkhawatirkannya.
Rika terdiam sejenak, "Lukanya tidak terlalu parah, memar pada tubuhnya akan hilang kira-kira setelah 3-4 Minggu. Dan aku ... Minta maaf" ucap Rika dengan tulus.
"Aneh sekali mendengar permintaan maaf dari ... Uakhh! Baiklah baiklah! Maafkan aku!" ucap Arya yang meringis kesakitan karena Rika mencubitnya dengan kencang.
Setelah itu, Rika mulai menaruh rasa percaya kepada Arya. Meskipun belum sepenuhnya, tapi Rika berpikir bahwa Arya dapat di andalkan meskipun ia adalah seorang laki-laki yang payah. Rika juga berpikir kalau saat itu Aiko bergerak atas kemauannya sendiri.
Namun begitu Rika bertanya kepada Aiko mengapa ia nekat untuk melakukan hal itu. Aiko hanya menjawab bahwa ia tidak tahu dengan memasang wajah yang terlihat kebingungan. Sejak saat itu juga Rika tidak lagi mengganggu Arya jika ingin sekadar berbicara atau pergi bersamanya.
gabung yu di GC Bcm
kita d sn akan belajar brg mengenai teknik nulis. sama Kaka mentor senior
JD ckup follow me
maka Kaka akan dpt undangan thx.