NovelToon NovelToon
BANGSAL 13

BANGSAL 13

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: bobafc

Di malam satu Suro Sabtu Pahing, lahirlah Kusuma Magnolya, gadis istimewa yang terbungkus dalam kantong plasenta, seolah telah ditakdirkan untuk membawa nasibnya sendiri. Aroma darahnya, manis sekaligus menakutkan, bagaikan lilin yang menyala di kegelapan, menarik perhatian arwah jahat yang ingin memanfaatkan keistimewaannya untuk tujuan kelam.
Kejadian aneh dan menakutkan terus bermunculan di bangsal 13, tempat di mana Kusuma terperangkap dalam petualangan yang tidak ia pilih, seolah bangsal itu dipenuhi bisikan hantu-hantu yang tak ingin pergi. Kusuma, dengan jiwa penasaran yang tak terpadamkan, mencoba mengungkap setiap jejak yang mengantarkannya pada kebenaran.
Di tengah kegelisahan dan rasa takut, ia menyadari bahwa sahabatnya yang ia kira setia ternyata telah menumbalkan darah bayi, menjadikan bangsal itu tempat yang terkutuk. Apa yang harus Kusuma lakukan? mampukah ia menyelamatkan nyawa teman-temannya yang terjebak dalam kegelapan bangsal 13?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bobafc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hutan Pinus

Segala persiapan telah usai Kusuma, Agvia, dan Abdi beserta keempat team lainnya ke area bencana pagi ini.

Dalam perjalanan mereka menggunakan bus sebagai transportasi. Area lokasi yang akan dikunjungi memakan waktu empat puluh lima menit. Jalanan bebatuan dan terjal membuat bus melaju dengan kecepatan sedang.

"Gimana lukamu?" tanya Agvia.

"Sudah membaik, Vi."

Agvia dan Kusuma pun saling bercanda, sedangkan Abdi yang duduk di bangku belakang Kusuma hanya mendengarkan pembicaraan mereka.

"Kemarin untung ada kamu, Vi. Coba kalau nggak ada pasti sudah malu aku sekarang."

"Kamu yakin aku yang menolongmu?" tanya Agvia meyakinkan.

"Kalau bukan kamu yang memeluk, siapa lagi yang yang tahu keadaanku?"

"Siapa tahu Dokter Abdi mungkin."

"Bercandamu keterlaluan, didengar Dokter Abdi nggak enak tahu!"

Mendengar Kusuma tidak tahu, Abdi hanya tersenyum. Beberapa menit kemudian, bus mini telah sampai di pelataran balai desa.

Gunung Kelud yang menyimpan banyak kisah misteri di masa lalu membuat Kusuma terus menatap tanpa berkedip.

"Kenapa kamu?" tanya Agvia ketika melihat gadis itu memandang sesuatu dengan mimik wajahnya yang serius.

"Jadi ingat sumpah lembu Sura dalam sumpahnya di masa dulu saat mengikuti sayembara."

"Lembu sura? Siapa itu?"

"Cerita rakyat yang melegenda, meramalkan bahwa suatu saat Blitar akan jadi latar dan Kediri akan jadi kali."

"Ah hanya mitos itu, semoga saja."

Tenda-tenda telah dibuka sementara yang lain sedang sibuk, Kusuma justru mencari kayu dengan beberapa tentara untuk membuat api unggun. Karena menurut ramalan cuaca, nanti malam bulan purnama akan terlihat penuh dan udara akan terasa lebih dingin.

"Kusuma, ini perawat atau tukang kayu sih?" celoteh Agvia.

"Sudah biarkan saja! Dia melakukannya. Ini juga untuk kebaikan agar nanti malam kita tidak kedinginan.”

Senja mulai tampak di ufuk barat, namun sosok Kusuma belum juga tampak dari tadi.

"Agvia, Kusuma mana?" tanya Abdi.

"Cari kayu mas buat api unggun nanti."

"Kamu ini bisa-bisanya nyuruh Kusuma cari kayu. Kalian tidak aku ikutkan ke basecamp hari ini agar kalian bisa istirahat. Bukan malah cari kayu!" seru Abdi kesal.

"Maaf.."

"Di sebelah mana dia cari kayu?"

"Dia bersama para tentara tadi, Mas. Ke hutan pinus katanya."

Tanpa perbekalan Abdi mencari Kusuma yang belum pulang sedari tadi. Menyusuri jalan setapak yang belum terjamah sepeda motor, ia memasuki hutan pinus.

"Kusuma kamu di mana?" Suara Abdi menggema hingga Kusuma yang tak jauh dari posisi Abdi pun mendengar.

"Dokter aku di sini!" Mendengar jawaban Kusuma, ia pun mencari sumber suara berada.

Hari yang semakin gelap membuat Abdi merinding, dinginnya udara pun menusuk hingga ke tulang. Dari jauh Kusuma terlihat bercengkrama dengan dua orang tentara yang sedang menaikkan kayu di gerobak.

"Dokter Abdi. Kenapa ikut-ikutan ke sini?" tanya Kusuma.

"Mbak ayo keluar hutan, sudah mau malam," ajak tentara tersebut.

"Bapak berdua jalan dulu, saya pulang bersama dokter Ini saja."

Mendengar Kusuma bersama pria lain, kedua tentara itu pun meninggalkan Kusuma bersamanya.

"Kamu itu di sini buat rawat orang sakit, bukan jadi tukang kayu. Paham tidak!"

"Iya, Maaf. Tadi aku ke sini bukan hanya cari kayu. Tapi ada sesuatu yang membuatku menarik di sini."

"Sesuatu apa?" tanya Abdi yang masih tampak cemas.

Kusuma tak menjawab, di hutan pinus ia sedang mencari tanaman untuk pengobatan buat dirinya. Tanaman yang bisa membantunya dalam menangani pasien yang tak kasat mata.

"Ayo, Dok keburu gelap nanti!" ajak Kusuma.

Kedua sepasang insan itu pun berjalan kembali menyusuri jalan yang sempat mereka lalui tadi. Sepanjang perjalanan, Kusuma hanya terdiam, ia memikirkan bagaimana caranya menemukan tanaman liar yang ia hanya tahu wujudnya tapi tak bernama.

Sementara itu, Abdi pun terdiam, ia bingung karena Kusuma tak memberitahu alasan kenapa ia berada di hutan ini selain mencari kayu.

Namun, aneh. Sekian lama mereka berjalan melintasi semak belukar yang kian lebat, tetapi mereka tak menemukan jalan keluar di pinggir hutan. Tak terlihat sama sekali pembatas pohon gayam kembar untuk keluar dari hutan ini, yang ada hanya pohon yang menjulang tinggi dengan banyak sekali dahan hingga suasana terkesan suram dan menyeramkan.

Deru angin menerpa dahan pohon dan membuat daun-daun yang sudah kering pun berjatuhan. Sinar matahari mulai meredup, tanda bahwa senja akan berganti malam.

"Kusuma kamu kedinginan?"

Abdi melirik jam tangan yang melingkar di lengan kirinya. Waktu telah menunjukkan pukul lima sore, satu jam lagi maka semuanya akan menjadi gelap.

"Kita harus cepat, sebentar lagi malam," ujar Abdi.

"Iya, Dok. Tapi, kok.. dari tadi kita gak sampai-sampai, ya. Perasaan tadi kita nggak terlalu jauh masuk hutannya," ujar Kusuma yang mulai merasakan keanehan.

"Mungkin sebentar lagi, ayo jalan," ajak Abdi dengan merangkulkan tangannya ke bahu Kusuma, setidaknya bisa mengurangi dinginnya angin malam itu.

Sembari kembali berjalan menyusuri jalan yang penuh dengan tanaman liar.

Tubuh Kusuma mulai mendingin, ia lupa bahwa lukanya belum sembuh. Terlebih lagi hutan adalah salah satu tempat berkumpulnya para makhluk halus. Bahkan, tak jarang hutan adalah kerajaan dari makhluk gaib. Kusuma menatap dengan waspada, ia berharap bisa cepat sampai ke rumah dan tak ada satupun makhluk gaib yang menampakkan dirinya di hadapannya.

"Kamu kenapa diam?" tanya Abdi.

"Eh, enggak apa-apa," jawab Kusuma lirih berusaha untuk menyembunyikan ketakutannya.

"Oh." Hanya kata itu yang keluar dari bibir Abdi.

Pria itu memimpin jalan dan berusaha untuk mencari jalan keluar dari hutan ini. Walau ia manusia biasa, tetapi ia masih memiliki rasa takut, siapa yang tidak takut jika berada di dalam hutan lebat tanpa tahu jalan keluar.

Mereka kembali melanjutkan perjalanan, semakin lama mereka semakin lelah. Sudah tiga puluh menit lamanya mereka berjalan. Akan tetapi, jalan keluar dari hutan ini tak bisa ia temukan.

"Dok, kita masih belum bisa keluar. Apa kita tersesat?" tanya Kusuma dengan bibirnya yang menggigil dan khawatir.

"Sepertinya iya," ucap Abdi tak kalah khawatir.

"Terus sekarang kita harus bagaimana, Dok?" tanya Kusuma ketakutan saat sinar matahari yang sudah hampir menghilang.

"Aku juga bingung. Sinyal ponsel juga nggak ada." Abdi mengangkat ponselnya ke udara untuk mendapatkan jaringan. Akan tetapi, nihil. Jaringan sama sekali tak tertangkap oleh ponsel Abdi.

Rupanya, Abdi dan Kusuma sedari tadi bukan menuju ke arah pinggir desa, melainkan menuju ke dalam hutan lebat. Kini, mereka tersesat di dalam hutan tanpa bantuan siapa pun.

"Kita coba jalan saja, siapa tahu kita bisa sampai di pemukiman," ucap Abdi.

"Iya, Dok," jawab Kusuma.

Ia menurut dan kembali mengikuti langkah kaki Abdi yang entah menuju ke arah mana karena pria itu juga bingung ke mana arah yang benar.

Cukup lama mereka berjalan, hingga sinar matahari benar-benar telah menghilang ditelan malam dan kini menyisakan kegelapan.

Beruntung, Abdi membawa ponsel untuk digunakan sebagai penerangan ketika mereka tengah mencari jalan pulang.

"Tunggu sebentar," pinta Abdi menghentikan langkahnya.

Ia terdiam sembari menajamkan indra pendengarannya. "Kamu dengar itu, nggak?" tanyanya.

"Dengar apa, Dok?" tanya Kusuma.

"Itu, suara suara musik," jawab Abdi. kembali fokus mendengarkan suara alunan gamelan.

"Aku nggak dengar apa-apa, Dok," ujar Kusuma yang bingung melihat Abdi.

Tubuhnya mulai menggigil kedinginan. Menyadari hal itu Abdi pun memeluk Kusuma dan memberikan jas praktik miliknya.

"Masa kamu nggak dengar suara gamelan itu?" tanyanya lagi.

"Gamelan, di tengah hutan?" gumam Kusuma yang mulai merasakan keanehan.

Kusuma terdiam, ia mulai merasakan keanehan di sekitar hutan ini. Suara gamelan di tengah hutan bisa menjadi pertanda bahwa akan ada sesuatu yang muncul dari area hutan ini.

Abdi tampak mencari sumber suara dari gamelan itu, ia tetap memfokuskan pendengaran.

"Ayo kita ke sana, suara itu nggak jauh. Pasti ada warga di sekitar sini, nanti kita bisa minta bantuan mereka untuk nganterin pulang," ujar Abdi.

"Tapi, mereka bukan war-"

Abdi segera menarik tangan Kusuma, ia merangkul dan melangkahkan kakinya untuk segera mendekat ke arah sumber suara hingga Kusuma tak sempat memberitahu bahwa suara yang terdengar adalah suara dari para makhluk halus yang ada di hutan ini.

"Suaranya berasal dari balik pohon beringin besar itu," ujar Abdi sembari mengarahkan cahaya senter ponselnya ke arah sebuah beringin tua yang hidup di tengah hutan.

"Dok!" Suara Kusuma lirih memanggilnya. Kedinginan yang ia alami tak dapat ia tahan lagi. Kusuma memeluk tubuh Abdi.

"Dok, dingin.."

1
⍣⃝ꉣ M𝒂𝒕𝒂 P𝒆𝒏𝒂_✒️
penataan bahasanya keren, detail & membuat suasana mencekam..
michaello
Thor update nya sehari 2 bab dong hehe🤗
marshmello: okee.. ditunggu yaa🤍
total 1 replies
michaello
nah kan suara gamelan😭
michaello
Mantap
michaello
kocak🤣
tundra mahkota
lanjut thor
gold first
AYO UP LAGI THOR
gold first
Luar biasa
M A C H O
gelang gayam yg diambil shaka bukan sih?
gold first: sepemikiran
total 1 replies
M A C H O
Penasaran apa yg udah nenek buyut dokter saka lakuin sampe² yg nanggung buyut nya
M A C H O
lanjut thor
M A C H O
Ini tu kek doa atau mantra ya? Nggak asing di Jawa yah
michaello: ancen wong jowo mas
marshmello: iya betul ini semacam doa berisi permohonan kepada Allah agar anak (beserta keluarga) diberi keselamatan, perlindungan dari segala musibah, serta tuntunan dalam kehidupan di dunia dan akhirat☺️
total 2 replies
M A C H O
Aku ke sini karna rekomendasi temenku, bab awal menarik nih
shio
kasian Kusuma, niat hati pengen nolong😔
shio
bilqiss.. bertepuk sebelah tangan itu memang sakit
shio
dibayar darahnya doktet shaka?
shio
ku kira meninggal nya karna disakitin Kusuma dulu, plot twist
shio
bukan istrimu itu surya😭
shio
MANTAP THOR
shio
awal dari semuanya dari sini nih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!