Perjalanan kisah dari anak Patriak Klan Ning yang bernama Ning Wie dalam menempuh kultivasi menjadi kultivator terhebat di Kerajaan Jing di benua Biru.
Di bantu dengan dua Spirit yang telah menjadi patnernya yaitu Spirit Pheonix Api dan Spirit Pheonix Es yang tinggal di lautan Spiritualnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wiwiek, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chap 14
Ning Ling benar- benar tidak mengerti. Bagaimana bisa sudah terkontrak tetapi tidak kembali atau di transportasi tapi juga tidak kelihatan keberadaannya ada di Spirillam dalam formasi virsus itu.
Baru kali ini Ning Ling tahu ada kejadian yang seperti ini selama hidupnya. Sungguh aneh tapi nyata itulah yang sedang terjadi pada putri nya. Ning Ling hanya bisa berharap semoga Putri kecilnya itu dalam keadaan baik-baik saja.
Tak lama kemudian petugas Paviliun kembali mengumumkan peserta yang akan segera di kirim menyusul gelombang 1dan gelombang 2. Peserta dengan nomor urutan 50 sampai dengan 75 mulai bersiap menerobos pintu gerbang menuju ke Spirilam.
" Aih.., ternyata tidak mudah! Wduch.. Sebentar lagi jadi giliranku. Huh...Deg degan lagi jantungku. Aih... Tapi aku tidak mau kalah! Bisa-bisa Wie'er akan menertawakanku." Gumam Ning Lia lirih.
"Bukan hanya kamu! Aku juga deg degan ini!" Saut Ning Siang. "Mereka bisa kita juga pasti bisa. Harga diri!"
"He'em.. jangan sampai Wie'er mendapatkan pujian, kehormatan dan sanjungan seorang diri. Bisa- bisa itu anak besar kepala entar."
Ning Lia dan Ning Siang bertekad bulat tidak mau kalah dengan Ning Wie sepupu nya itu yang telah sukses memiliki Spirit. Karena sejatinya mereka berdua tidak mau sampai menjadi manusia biasa walau pun Klan Ning tidak menganaktirikan anggotanya. Hanya saja anggota Klan Ning yang tidak menjadi kultivator akan tinggal di Klan Ning bagian luar.
******
Alam Spirit (Spirilam)
Ning Wie yang terlempar bersamaan dengan batu, debu, dan uap panas yang berterbangan dari gunung berapi, tempat tinggalnya burung Pheonix Spirit kontraknya itu terhempas melayang di udara.
"Ehh.. Apa? Ohh... Tidak, gunung meletus!" Celetuk Ning Wie di dalam hati saat tubuhnya di ombang ambing oleh kuatnya tekanan angin.
Kini anak Patriak Ling itu baru menyadari kalau gunung berapi tempat penyatuan dirinya dengan benih Spirit Pheonix telah meletus. Dan karena Ning Wie juga ada di dalam perut gunung, dirinya pun jadi ikut terbawa bersama dengan material yang keluar.
Ning Wie yang terhempas terbang melayang di udara tidak ubahnya seperti daun kering yang telah di tiup atau diterbangkan oleh angin. Walau secara refleks spontan menyelimuti tubuhnya dengan energi Qi tetapi tidak bisa menghindar dari hantaman beberapa batu dan terpaan uap panas menyentuh tubuhnya.
Dan akibat dari letusannya itu telah membawanya keluar dari kawasan seribu pegunungan berapi. Ning Wie terlempar dengan jarak ribuan meter jauhnya.
Akibat Batu yang membara menyebabkan badan Ning Wie sedikit luka bakar. Dan uap panas yang telah melukai tubuhnya mengakibatkan melepuh. Tapi semua itu tidak menjadi masalah, karena bara api dan panas tidak terlalu menyakitkan bagi Ning Wie.
Semua itu dikarenakan Ning Wie sudah memiliki Spirit yang berunsur api. Dan burung api atau Pheonix adalah rajanya api.
" Ehh.. aku sudah memiliki Spirit tapi kenapa aku masih tetap di sini? Bukankah seharusnya aku ini di kirim kembali." Kata hati Ning Wie.
Tubuh Ning Wie yang melepuh dan luka bakar itu telah tertutupi sepenuhnya oleh abu dan pasir vulkanik. Sehingga penampilan bocah cilik itu sungguh menyedihkan.
Yang jadi masalah saat ini bagi Ning Wie adalah debu dan gas beracun. Ning Wie tanpa sadar telah menghirup gas beracun dan debu. Bahkan tubuh mungil Ning Wie berselimut debu tebal. Jadi tidak heran apa bila bocah itu mulai batuk - batuk yang di sertai dengan sesak nafas.
UHUUK UHUUK UHUUK
Padahal dia sudah berusaha menahan nafas tapi tetap saja debu dan pasir serta gas beracun masih bisa masuk. Ning Wie juga mulai menyadari kalau saat ini dirinya telah terjun bebas. Melesat turun dengan tempo yang sangat cepat. Spontan saja bocah kecil itu menepuk tas penyimpanannya.
Keturunan Patriak Klan Bing itu mengambil salah satu dari berbagai macam jenis atribut formasi yang umum, yang memang di beri sebagai bekal pelengkap dan peralatan dari Klan untuk kandidat tes. Sayangnya Klan hanya memberi satu dari tiap jenis atribut. Oleh sebab itu atribut farmasi hanya di pakai di saat genting saja. Walau pun begitu atribut formasi yang di pakai itu termasuk jenis formasi tingkat sedang.
Ning Wie mengambil sebuah atribut formasi yang berupa bola kecil yang terbuat dari batu Rainbow warna putih. Atribut formasi yang di ambil Ning Wie itu di sebut Bola Lin Lin.
Bola Lin Lin adalah atribut formasi yang berupa bola yang berisikan dengan formasi pelindung. Dan atribut semacam ini hanya bisa di pakai sekali pakai. Dan cara pemakaiannya tidak jauh beda dengan Bola Dak Dak, cukup di pecahkan saja langsung aktif.
WHUUUUUS
PYAAAAAR CLIIIIING
Begitu Bola Lin Lin pecah membiaslah seberkas sinar warna putih membentuk sebuah sangkar yang terbuat dari energi Qi. Sangkar itu tingginya dua belas meter dan selebar 7 meter. Dan sangkar itu langsung mengurung Ning Wie ketika tubuhnya lebih kurang dari seratus meter dari tanah.
BRAAKK CLIIIING
AUUUHH...
Bunyi benturan yang sangat keras saat sangkar Qi pelindung Ning Wie menghantam tanah. Sangkar Qi itu langsung hancur lebur. Dan Tubuh bocah cilik generasi dari Klan Ning itu secara otomatis juga langsung ikut menghantam tanah dengan sangat kuat dan keras. Mengakibatkan jeritan kesakitan terdengar keluar dari bibir tipis nya.
Untungnya ada Bola Lin Lin sehingga Ning Wie itu jatuh dari ketinggian kira kira seribu lima ratus meter tidak sampai mengantar nyawanya kehadapan Dewa Yama. Bocah cilik itu masih hidup.
HUEEEEK
"Ahh... Auhh...Sakiiit! Uhh... Remuk sudah tubuhku...!'"
Ning Wie muntah seteguk darah segar. Ia pun mengeluh tapi itu bisa di pahami karena bocah cilik itu merasakan kesakitan. Dia terluka cukup parah.
WHUUUUUS
Ning Wie yang masih tergeletak terlentang tidak bergerak. Ia berusaha mengatur nafasnya. Tidak sampai tiga kali tarikan nafas, tubuh Ning Wie yang tergolek tak berdaya itu tiba tiba sedikit terdorong oleh angin yang sangat kencang. Tubuh tanpa daya itu terseret dan terjebak oleh keadaan. Tempat di mana Ning Wie terjatuh dan terdampar itu, saat ini sedang terjadi bencana alam.
"Ahh... Apa lagi ini? Belum cukupkah yang aku alami!"
Sungguh malang dan Ironis sekali nasib dari Putri Patriak Klan Ning itu, baru saja dirinya selamat dari bencana alam gunung meletus tapi langsung dihadapkan dengan bencana alam yang lainnya yaitu badai salju.
Angin yang sangat kencang yang bertiup bersama dengan butiran salju itu dengan cepat mulai menutupi tubuh tanpa daya Ning Wei. Hawa dingin mulai merasuk ke dalam tubuhnya.
"Aih... Yang benar saja! Koq bisa jadi begini? Sial koq beruntun. Aneh, ini aneh! Nasiiiib!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...