🌷🌷🌷🌷🌷
"Jangan kamu kira karena ke jadian malam itu, aku akan berubah pikiran, Ay. Aku tidak mencintaimu! Sebab di dalam hatiku hanya ada Bela, tidak bisa di gantikan oleh siapapun termasuk dirimu, kamu paham kan?" seru Rian penuh emosi. Setelah itu dia pun langsung berlalu pergi meninggalkan Ayla yang masih berdiri di tepi meja makan.
Dengan suara bergetar menahan tangisnya Ayla tetap memaksakan untuk mencegah Rian.
"Rian! Jika selama ini kamu hanya mengagap aku sebagai sahabatmu. Maka mulai sekarang, aku benar-benar akan menjaga jarak diantara kita," lirih Ayla disertai air matanya. Namun, Rian tak bicara sepatah katapun dan langsung berlalu pergi.
"Ayla, kamu harus kuat, mulai sekarang kamu harus menata hidupmu sendiri, karena cepat atau lambat perpisahan ini tetap akan terjadi. Sekarang kamu tidak sendiri lagi, ada anak, mu yang membutuhkan, dirimu." isak Ayla duduk bersimpuh di atas lantai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zaenab Usman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Vino.
🌿🌿🌿🌿🌿
.
.
Setelah dari kantin tadi, Ayla langsung kembali ke kelas, untuk mengikuti pelajaran. Tak lama handphone Ayla pun bergetar, menandakan jika ada pesan yang masuk. Lalu ayla membuka pesan tersebut yang ternyata dari Vino sahabatnya.
💌 Vino : "Ayla, bisa kita bertemu di taman kota hari ini juga? ada yang ingin aku tanyakan kepadamu, dan aku harap kamu akan mengatakan yang sebenarnya kepada ku, tanpa aku tanya kan lagi."
bunyi pesan dari vino.
💌 Ayla : "Ya baiklah, aku akan datang, dan menjelaskan semuanya kepadamu." balasan pesan dari Ayla, karena dia sudah tau, apa yang ingin sahabatnya itu tanyakan.
🍁
Waktu begitu cepat berlalu, tak terasa Ayla dan teman-temannya, sudah bersiap-siap untuk pulang. Ketika sedang membereskan buku-buku mereka, datanglah dua orang gadis menghampiri mereka bertiga dan langsung memberikan kertas undangan, ulang tahun nya.
"Ayla, gue berharap banget lo juga akan datang." pinta Eka dengan tulus, gadis itu adalah Eka dan Cici sahabat Bela.
"Tidak hanya kalian bertiga aja yang gue undang kok, tetapi masih banyak anak-anak desain yang lainnya juga di undang, gue harap lo gak pernah dendam sama kita berdua ya Ay? karena diantara kita tidak pernah ada masalah kan! gue sama Cici gak bisa mencegah Bela selama ini, tapi kami berdua gak pernah setuju atas apa yang Bela lakuin ke elo." terang Eka lagi, yang merasa tak enak hati dengan Ayla.
"Iya, aku juga tahu itu! kalian berdua tidak bersalah kepada ku, jadi jangan merasa bersalah lag, aku akan usahakan untuk bisa datang ke acara ulang tahunmu, tapi, aku juga tidak bisa berjanji bisa datang atau tidaknya." ucap Ayla sambil mengelus bahu Eka.
"Terimakasih ya Ay, kami tahu jika kamu memang gadis yang baik, kalau begitu kami pergi dulu ya." pamit Eka dan Cici, kepada Ayla dan kedua sahabatnya.
"Ayla, apa kamu yakin akan datang ke acara ulang tahunnya Eka? aku takutnya Bela akan merencanakan sesuatu untuk mencelakai, atau untuk mempermalukan kamu lagi." ucap Riri yang merasa khawatir.
"Kalian berdua tenang saja, tidak perlu khawatir, jika memang Bela ingin merencanakan sesuatu untuk ku, maka aku akan memainkan permainan yang sudah dia siapkan." jawab Ayla menenangkan kedua sahabatnya.
"Baiklah, kalau begitu kami berdua yakin jika kamu pasti tidak akan datang dengan percuma.! timpal Amel yang percaya jika Ayla bisa mengatasi semuanya.
"Sudah ayo kita pulang, karena aku ingin bertemu dengan sahabatku dulu." ajak Ayla yang lebih dulu meninggalkan kedua sahabatnya.
Setibanya di parkiran, Ayla lebih dulu menjalankan mobilnya. Karena Vino baru saja mengirimkan pesan lagi, jika dia sudah menunggu di sana.
Lima belas menit, Ayla sudah tiba di taman, yang terletak di tengah-tengah ibukota B. Lalu Ayla langsung berjalan menemui Vino di tempat biasanya mereka bertemu, hanya untuk saling bertukar cerita.
Begitu melihat Vino, Ayla langsung duduk di sampingnya, mereka duduk diatas rumput-rumput yang berhamparan di pinggir Danau.
"Apa kamu sudah lama menunggu ku? " tanya Ayla kepada Vino.
"Lumayan lama, begitu mendengar cerita dari Sari, aku langsung ambil tiket penerbangan ke sini, kenapa kamu tidak jujur kepada ku Ay?" ucap pino lirih.
"Vino..! maafkan aku, aku hanya takut bila aku memberitahu mu, kamu tidak mau lagi bersahabat denganku. Aku tidak mau kehilangan sahabatku Vin! aku tidak akan sanggup bila kamu menjauhiku." mendengar ucapan Ayla, Vino langsung menoleh.
"Ayla, apa maksut mu? apa kamu masih meragukan betapa tulusnya aku kepadamu, apa kamu pikir hanya karena kamu telah menikah. Lalu aku akan menjauhimu! Ayla kita bukan sehari dua hari bersahabat. Kamu tahu sendiri kan jika dari awal aku sudah menyukaimu! aku sudah menyayangimu! tapi semua perasaan itu ternyata tidak sama dengan perasaanku terhadap Sari, jika terhadap Sari, rasa suka dan sayangku, memang hanya sebagai sahabat. Namun berbeda jika terhadapmu. Ternyata aku tidak sekedar suka dan sayang saja. Namun aku juga sangat mencintaimu! Akupun tahu jika selama ini kamu menyayangiku hanya sebagai sahabat, mana mungkin aku menghancurkan persahabatan kita. Hanya karena kamu menikah dengan orang lain." lirih Vino dengan perasaan yang sangat hancur, karena wanita yang selama ini dia sayangi, telah menikah dan tidak memberi tahunya.
"Vin, maaf kan aku!" hanya kata maaflah yang bisa Ayla ucapkan, karena walau bagaimanapun memang Ayla akui bersalah, yang tidak memberitahu Vino maupun Sari.
"Andai saja aku bisa membencimu, maka sudah dari dulu aku lakukan. Coba kamu ingat sudah berapa kali kamu menolak cintaku, bahkan aku sendiri pun tidak bisa menghitung nya." seru Vino tersenyum getir.
"Tolon katakan siapa laki-laki yang beruntung mendapatkan wanita seperti mu Ay?" tanya Vino lagi.
mendengar nya, Ayla pun langsung menoleh kearah Vino.
"Vino maaf, untuk saat ini aku tidak bisa memberitahumu, tapi percayalah jika tidak lama lagi semuanya akan berakhir." ucap Ayla.
"Apa maksud perkataanmu Ay? tolong jangan membuatku bingung sekarang." desak Vino yang bertambah bingung dengan perkataan Ayla.
"Vin, aku tidak mau lagi menutupi apapun dari kamu maupun Sari, tapi tolong rahasiakan semua ini, dari kakek maupun nenekku! aku tidak ingin jika masalahku akan membuat kesehatan kakek menurun lagi." Lalu Ayla merubah posisi duduknya menghadap ke depannya, sebelum melanjutkan lagi perkataan nya.
"Tolong dengarkan aku, dan jangan memotongnya dulu, sebelum aku selesai menjelaskannya." pinta Ayla bersungguh-sungguh.
"Baiklah aku akan mendengar semua apa yang akan kamu katakan." jawab Voni yakin.
"Vino, sebetulnya pernikahan ku hanya untuk satu tahun saja. Kami akan bercerai setelah satu tahun pernikahan kami. Karena suamiku sudah memiliki kekasih, jauh sebelum kami di jodohkan, tapi ayah maupun bunda, tidak ada yang tahu rencana kami. Begitu pula dengan kedua mertuaku, begitu waktunya tiba nanti maka aku akan meninggalkan kota ini, dan akan kembali lagi ke kota A." Ucap Ayla sambil meneteskan air matanya.
"Ayla, apa maksut mu? pernikahan seperti apa yang sudah kamu jalani selama ini. Kenapa ada laki-laki bodoh seperti suamimu, jika kamu sudah tahu dari awal, kenapa kamu masih mau menerima perjodohannya Ay?" kesal Vino.
"Vin, aku tidak mau membuat kedua orang tuaku kecewa memiliki anak yang tidak berbakti kepada orang tuanya." keluh Ayla yang merasa prustasi.
"Lalu apa kamu pikir setelah kalian berpisah, kedua orang tuamu tidak akan kecewa! apa kamu pikir mereka tidak akan merasa bersalah sendiri karena sudah memilihkan jodoh yang tidak tepat untuk Putri mereka? kamu salah Ay, justru mereka akan kecewa kepada dirinya sendiri, karena sudah gagal untuk membahagiakan anaknya." tutur Vino.
Mendengar ucapan Vino.
Lalu Ayla bertaya. "Apa yang harus aku lakukan Vin? Agar kedua orang tuaku tidak akan menyalahkan diri mereka sendiri, tolong katakan kepadaku Vino! apa yang harus aku lakukan sekarang?" desak Ayla sambil memohon.
"Satu-satunya cara adalah dengan kamu mempertahankan pernikahan kalian Ay. Sekarang aku bertanya kepadamu, apakah kamu menyukai suamimu itu?" tanya Vino memastikan.
Namun Ayla tidak menjawab. Tetapi diamnya Ayla, membuat Vino tahu jawabannya.
"Ayla dengarkan aku.!" pinta Vino sambil memegang kedua bahu Ayla.
"Jika kamu benar-benar menyukai suamimu, maka katakan padanya, katakan jika kamu mencintainya, apabila kamu tidak mengatakan yang sebenarnya, maka itu salah dirimu bukan salah dia! Ayla percayalah kepada ku, tidak ada yang tidak mungkin dunia ini, mungkin saja kan jika sekarang suamimu juga sudah menyukaimu. Apalagi sudah beberapa bulan ini, kalian tinggal bersama. Alangkah bodohnya jika memang dia tidak memiliki perasaan apa-apa kepadamu." terang Vino yang bijak.
Melihat Ayla yang sudah menangis lalu Vino membawa Ayla ke dalam pelukannya.
"Vino terimakasih, maafkan aku karena tidak bisa membalas cintamu." sesal Ayla yang masih berada dalam pelukan Vino.
Sudahlah, jangan menangis lagi, sekarang apapun Itu masalahmu, tolong jujurlah kepadaku. Anggaplah aku sebagai kakak laki-lakimu, jangan pernah kamu merasa sendiri lagi, untuk menghadapi semua masalah.
Aku akan bahagia apabila melihatmu bahagia Ayla! jika memang kamu benar-benar mencintai suamimu, maka pertahankan pernikahan kalian oke?" seru Vino sambil menghapus air mata Ayla.
"Iya Vin, aku akan jujur kepadanya, jika aku sudah jatuh cinta kepada suamiku sendiri, terima kasih banyak karena kamu selalu mengerti perasaanku, dan maaf aku selalu merepotkan kalian." ucap Ayla merasa bersalah.
BERSAMBUNG........