Niat awalnya yang hanya ingin bersenang senang ketika pergi berlibur ke Cappadocia, ternyata berakhir petaka.Karena pria muda yang sempat menjadi teman bermainnya selama disana tiba tiba datang ke Indonesia dan menjadi mahasiswanya.
Membuat kehidupan Cantika yang sudah mulai tenang setelah perselingkuhan yang dilakukan oleh tunangan nya,kembali kacau. Sebab selain datang sebagai mahasiswa nya Saka Samudra,pria muda berusia 22 tahun itu juga datang meminta pertanggung jawabannya,akibat malam panas yang mereka habiskan saat di Cappadocia waktu itu.
" Ibu harus bertanggung jawab padaku,karena sudah mengambil keperjakaan ku, lalu pergi begitu saja!"
" Sial!"
Hanya itu yang bisa terlontar dari mulut Cantika, karena sadar kalau sekarang dia dalam masalah serius. Sebab ternyata pria muda itu tidak berniat melepas kan dirinya begitu saja, padahal waktu itu dia sudah sengaja buru buru kabur agar mereka tidak bertemu.
Penasaran dengan cerita mereka berdua, Cus baca reader🥰.
Happy reading🥰🥰?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20.Kamu Selalu Saja Menyebalkan Saka.
" Makasih ya Bu Cantika."
Cantika hanya melambai membalas ucapan Bu Laura setelah mengantarkan rekannya itu sampai Kampus lagi.
"Sekarang ayo mengantar kamu."Perintah Cantika, menyuruh Saka supaya segera pergi ketujuan mereka selanjutnya.
" Ya, Cantikku." Balas Saka dengan melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu.
" Nggak usah memanggilku begitu, panggil seperti tadi.Bagaimanapun aku ini..."
" Yang tadi yang mana? pria itu memotong,membuat Cantika jadi menoleh dengan dahi mengeryit.
" Bu.Soalnya aku ini dosenmu,juga lebih...."
" Nggak suka." Potong pria itu lagi, menolak perintah Cantika.
" Hah!" Cantika mendelik mendengar penolakan yang dilontarkan Saka.
" Aku nggak mau,aku tadi cuma terpaksa memanggilmu begitu. Lain kali mungkin nggak akan lagi meski itu didepan ..emph..!"
" Tidak boleh! Pokoknya tidak boleh memanggilku nama atau apapun selain ibu dosen kalau dihadapan orang lain. Paham!" Larang Cantika dengan membekap mulut Saka menggunakan telapak tangannya.
Cantika berharap dengan melakukan hal itu, Saka akan mau mengikuti perintah nya dan tidak melakukan hal yang tidak seharusnya.
Tapi bukan Saka namanya kalau langsung patuh begitu saja pada keinginan Cantika.Sebab pria itu selalu punya cara untuk membuat perasaan Cantika jungkir balik tidak karuan dalam kondisi apapun. Sepet saat itu melihat Cantika yang mengoceh memberikan dia larangan panjang lebar sambil menutupkan tangannya ke mulut pria itu agar tidak membalas yang dia ucapkan.
Tidak dengan mulut,dia masih punya kedua tangannya yang sedang mengemudi mobil.
Sambil tersenyum dalam hati mendengarkan celoteh tidak berkesudahan Cantika,ide jahil muncul di otak pria muda itu.
Mereka sedang berada dijalan tengah kota yang padat,sulit untuk menyela maju mendahului antrian kendaraan yang sama sama ingin bergerak lebih dulu. Kalau pun ingin menyelip kendaraan lain, kecuali punya skill pembalap baru sepertinya bisa.
Sebenarnya Saka tau,tapi mengajak Cantika berpacu adrenalin sedikit saat itu sepertinya cukup menyenangkan pikirnya dan pasti akan membuat ocehan Cantika langsung berhenti, batin pria itu lalu menoleh kearah Cantika.
" Apa?! Nggak perlu membujuk, karena aku nggak mungkin luluh.Kamu perlu di beri..."
" Pegangan."
" Hah?!" Ekspresi Cantika bingung mendengar yang dikatakan Saka.
" Boleh pegangan atas kaca atau...."
" Aaaakh!!!! Saka!!!"
Cantika berteriak sekencangnya sambil menutup mata, saat tiba tiba saja Saka menyalip kemacetan panjang didepan mereka, dengan kecepatan Max yang ada dimobil.
Dia bahkan sampai tidak sadar kalau Saka sudah memperlambat lagi laju mobilnya karena mereka sudah cukup jauh dari jalan padat tadi.
" Sudah nggak papa, kita aman kok, Cantikku."
Cantika masih diam,dia masih merasa gemetar akibat terkejut dengan kelakuan gila pria itu barusan.
" Dasar gila!!! Sialan kamu Saka!! Apa kamu berniat membawa aku ke alam baka hari ini!!" Maki Cantika, dengan memukul mukul keras lengan pria itu tanpa perduli kalau akan membuat Saka merasa kesakitan. Tapi bukannya merasa kesakitan Saka malah terlihat puas melihat Cantika yang sangat ketakutan barusan.
" Nggaklah Cantikku, itu nggak mungkin. Aku tadi cuma sekedar...."
" Kamu keterlaluan tau Saka,aku benar benar takut. Takut kalau....kalau... Hiks ..hiks..."
Saking kesalnya dia, karena kelakuan Saka barusan, Cantika sampai terisak keras tidak bisa lagi menahan tangisnya.
Melihat Cantika menangis,Saka terkejut dan tidak menyangka perempuan itu akan bereaksi sampai begitu,jadi buru buru dia menepikan mobilnya ditempat yang cukup sepi lalu segera melepaskan sabuk pengamannya untuk menenangkan Cantika yang terisak.
" Sorry Cantika.Aku tadi cuma bercanda."
" Kamu pikir adu nyawa begitu bercanda! Dasar gila kamu Saka!" Cantika memaki pria itu lagi sambil memukul mukul badan pria itu. Kalau tadi Saka menanggapinya dengan cara bercanda, kali ini tidak lagi.Dia membiarkan perempuan itu meluapkan kemarahannya melakukan itu dengan tetap memeluk Cantika,sambil memberikan kata kata penghiburan seperti sedang menghibur gadis kecil yang sedang merajuk.
Karena tau kalau saat itu Cantika benar benar sedang ketakutan dan mengetahui nya Saka jadi merasa bersalah karena barusan melakukan candaan begitu.
" Maaf, aku janji ini yang pertama dan terakhir Cantika." Bujuknya agar Cantika tenang.
" Pembohong!" Maki Cantika kesal.
" Serius, aku nggak bohong.Kedepannya nggak akan lagi melakukan itu. Mau bikin perjanjian hitam diatas putih untuk meyakinkan?"
Seketika Cantika berhenti menangis mendengar kalimat terakhir yang dikatakan Saka, dia menatap pria itu dengan raut wajah kesal juga gemas disaat bersamaan. Karena bisa bisanya Saka mengatakan itu tanpa beban.
" Bagaimana?" Ulang pria itu karena tidak mendapatkan tanggapan dari Cantika untuk sarannya barusan.
" Nggak perlu. Kamu pikir kita membuat perjanjian pra nikah!" Balas Cantika dengan niat bercanda.
" Boleh juga, itu dimasukkan kedalam perjanjian pra nikah kita. Tapi kan waktu itu kita sudah menikah Cantika. Hanya tinggal mengulanginya lagi untuk..."
" Stop! Jangan bahas itu. Itu nggak sah Saka!Waktu itu kita nggak menikah!"
Seketika suasana diantara mereka berdua jadi tegang setelah pembicaraan soal pernikahan yang belum jelas itu keluar dari mereka.
Saka terlihat muram karena Cantika menolak keras membahas soal itu. Sementara raut Cantika terlihat kesal, karena jadi ingat tentang penipuan yang sudah dilakukan pria itu padanya waktu itu.
" Aku harus pulang. Kamu mau aku turunkan dimana?" tanya Cantika setelah mereka berdua terdiam cukup lama.
" Ketempat mu." Jawab Saka singkat tanpa semangat yang dibalas gelengan oleh Cantika.
" Nggak Saka, aku nggak mau kamu ketempatku lagi.Jadi cari tempat lain, jangan kerumahku." Cantika menolak.
" Kalau begitu terserah, dimana saja."
Astaga!!! Ingin sekali Cantika memaki berteriak lagi pada pria itu
Tapi sekarang dia sudah lelah, tidak punya energi lagi untuk itu dan hanya benar benar ingin pulang supaya bisa istirahat.
Jadi dia menekan emosinya, sebisa mungkin tidak terus terpancing dengan tingkah laku Saja yang benar benar membuat kepala nya berdenyut sakit.
" Sekarang jalankan mobilnya menuju rumahku. Setelah mengantarku sampai rumah, terserah mau kamu bawa kemana."
Untung saja Saka tidak lagi bersikeras dan mau menjalankan lagi mobil itu seperti yang dia perintahkannya, meski sepanjang jalan menuju rumah Cantika mereka berdua hanya diam, tanpa ada yang berbicara seperti sebelumnya.
" Aku turun, kamu bawa aja mobilku." Cantika berjalan keluar, begitu Sama sudah menghentikan mobilnya dihalaman rumahnya .
Cantika pikir Saka akan pergi dari rumahnya seperti yang dia suruh, tapi ternyata dia salah karena pria itu juga ikut turun seperti diri nya. Bahkan juga ikut masuk kedalam rumah, tanpa sungkan sedikitpun.
Cantika ingin memaki, tapi lagi lagi tidak dilakukannya karena tau percuma.Jadi, alih alih mengatakan sesuatu pada pria itu dia malah memilih diam dan membiarkan saja Saka masuk kedalam rumahnya.
Meski ternyata pria itu tidak sampai ikut dia kedalam kamar, melainkan hanya diruang tamunya saja.