Sagara Bintang Hutama tak menyangka jika dia harus menikah dengan calon adik iparnya karena demi nama baik.
Saga yang setelah enam tahun di tinggal meninggal istrinya,kini harus di haruskan untuk menikahi Aireen Safira calon adik iparnya untuk menjaga nama baik kedua belah keluarga.
Saga yang sejatinya masih belum bisa melupakan mendiang istrinya membuat pernikahan paksa itu serasa neraka bagi Reen. Namun, Reen masih berusaha untuk bersikap layaknya seorang istri pada suaminya.
Semua perlakuan manis Reen tak serta merta membuat hati Saga berpaling dari bayang-bayang mendiang sang istri.
Selama menikah dengan Saga,Reen hanya mendengar ucapan kasar suaminya. Bagi Saga Reen selalu menyusahkan dirinya.
Sampai akhirnya terbuka sebuah fakta jika Reen wanita yang selama ini dia kagumi dalam diam.
Bagaimana upaya Saga bisa membuat Reen kembali padanya atau Reen akan benar-benar pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Arum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melihat Dia..
Gumaman bibir Reen tentu saja tak ada yang mendengarnya.Apalagi suara riuh di dalam ballroom hotel tersebut.
"Begitu spesial kah moment ini,sampai penyambutan dia kembali begitu besar antusias mereka."
"Reen, kamu di sini?"
Reen terhenyak seketika saat pandangan nya menatap wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu mertuanya.
"Mama." dia menyebut wanita yang sudah melahirkan sosok laki-laki yang terlihat gagah berdiri di atas podium.
Teen tanpa buang waktu pun menuntut mama mertuanya sedikit bersembunyi di salah satu pojok ballroom itu.
"Kenapa kamu seret mama kesini, apa yang kamu lakukan di sana? Kenapa kamu nggak mendampingi suami kamu?"Reen menarik nafas dalam saat ibu mertuanya menuntut jawaban darinya.
"Maaf mah, aku...."Reen pun dengan jujur mengatakan bagaimana gambaran rumah tangganya saat ini.Suaminya belum juga menerima dirinya sebagai istri. "Maafkan Saga ya Reen, mama nggak tahu harus bagaimana.Mama yakin kamu pasti bisa membuat Saga lupa dengan masalalunya." Kamila memeluk tubuh menantunya. Rasa bersalah pada perempuan muda dan mandiri itu begitu menggunung di hatinya.
Kamila memang begitu menyayangi Reen seperti anaknya sendiri.
"Besok kamu ikut Saga ke rumah ya Reen,mama sama papa buat makan malam buat kita semua.Papa bersyukur kalau Saga sudah kembali ke rumah dia yabg sebenarnya. Sebelumnya dia begitu sulit untuk ditemui." Reen tersenyum dan tak tahu harus menjawab apa.Yang di pikiran nya hanya Saga apakah mau membawa dirinya untuk acara makan malam itu.
"Nanti Reen coba ngomong sama mas Saga ya ma, Reen nggak bisa mutusin buat kerumah mama atau nggak." akhirnya jawaban Teen pun kembali melihat keputusan Saga nanti. Dia nggak berani janji pada sang mertua.
Acara penyambutan bos besar Bintang Global pun berlangsung dengan lancar. Terlihat banyak kolega dan rekan bisnis Saga yang datang. Reen bisa melihat sosok berwibawa seorang Saga disana.
"Mau kemana lo Ga?" Alex seketika menghentikan langkah Saga. "Mau ke toilet sebentar." Saga pun melangkahkan kakinya menuju ke toilet.
Namun, saat akan berbelok ke arah toilet tanpa disangka dia bertabrakan dengan seseorang dan membuat si orang tersebut hampir saja terjatuh kalau tidak cepat-cepat Saga menarik pinggang orang itu.
"Aaaaahsstt.."Tangan kekar Saga berhasil menahan supaya tubuh perempuan itu tak jatuh. Dua pasang mata saling bertemu dan saling bertautan sepersekian detik dan akhirnya keduanya sama-sama terkejut dengan sosok yang ada di depannya.Dengan reflek Saga melepas tangan yang sudah melingkar di pinggang ramping itu.
Akhirnya tubuh itu pun terhempas ke lantai karena tangan Saga yang melepaskan pelukannya dari pinggang itu.
Brukk
Tubuh ramping itu pun terhempas ke lantai dan hanya suara rintihan yang terdengar.
"Kamu !!" seruan keduanya saat saling pandang dan sadar akan situasi saat ini.
"Ngapain kamu disini!!" bentak Saga pada Reen yang masih sedang berusaha bangun dari lantai.
"Kenapa, nggak ada urusannya sama kamu !!" balas Reen dengan sikap sinis nya dan langsung meninggalkan tempat itu dengan Saga yang masih dalam keadaan bengong.
"Kenapa dia bisa disini, apa mama sama papa ngajak dia kesini, menyebalkan." Saga jadi kesal dengan melihat sosok istrinya yang tak pernah dia harapkan.
Reen melangkah menuju ke stand nya dengan dongkol juga. Rasanya dia ingin pergi dari acara saat ini.Apalagi setelah suaminya melihat keberadaan nya ada di sana.
"April, biar saya yang jaga stand.Kamu tolong angkat stok kota yang masih ada di mobil ke sini. Kamu bisa sama Hadi kesana." Reen sengaja standby di stand nya dan melayani para karyawan dan para undangan yang hadir untuk mengambil kue-kue miliknya.
"Mba,maaf.Bisa di buatkan satu paket untuk bos kami rasain kue tradisional nya mba." Ternyata orang yang sedang berada di depan Reen adalah Alex yang meminta untuk Reen menyediakan makanan yang ada di stand nya. Dan yang membuat Reen kesal, Alex meminta untuk Teen mengantarkan nya ke meja milik Saga.
Dengan perasaan tak karuan dia pun melangkah menuju meja di mana Saga dan orang tua nya berada.
"Permisi, maaf tuan..ini kue yang tuan minta." Reen menyodorkan dua piring berisi kue-kue ada di stand nya.
"Terimakasih banyak mba, maaf merepotkan." Alex dengan sopan mengucapkan terimakasih pada Reen dan di tanggapi dengan senyuman ramah juga oleh Reen.
Lalu Reen pun sudah membalikkan tubuhnya namun saat dirinya akan melangkah tiba-tiba ada suara yang membuat langkah nya kembali berhenti. " Tunggu ! Maaf nak, apa kue-kue ini di produksi oleh toko kue kamu sendiri?" Reen yang mendapat pertanyaan dari ibu mertuanya itu pun mengatakan jika kue tradisional itu memang di buat oleh tokonya.
"Semoga tidak mengecewakan bu, dan maaf ini kartu nama toko kami." Reen menyodorkan kartu nama pada Kamila sang ibu mertuanya.
Interaksi Kamila dan Reen pun tak lepas dari pengamatan Saga."Kamu sebagai apa disana?" Saga tiba-tiba saja ingin tahu apa posisi sang istri ditempat kerjanya." Saya team produksi tuan." Reen pun terlihat santai saat menjawab pertanyaan Saga dan Saga hanya mengangguk anggukkan kepalanya. "Koki, begitu?" tanya nya lagi membuat Reen sedikit memicingkan matanya.
"Iya, apalagi." Reen pun menjawab dengan malas pertanyaan suaminya itu.
Bima hanya tersenyum miring melihat interaksi antara anak dan menantunya itu. Dia tak kaget dengan interaksi keduanya layaknya orang asing. Karena Kamila sempat bercerita jika Saga belum menerima Reen menjadi sepenuhnya menjadi seorang istri.
"Nak, apa kamu bisa buat kue pie buah?" Bima sengaja menanyakan kue itu dan ingin tahu respon sang putra. Terlihat Reen pun mengangguk. " Kalau begitu besok sore kami pesan ya, nanti istri saya yang menghubungi kamu.Soalnya kue pie buah itu makanan kesukaan putra sulung saya." Bima begitu santai mengungkapkan apa kesukaan sang putra pada Reen. Dengan tujuan agar Reen tahu salah satu makanan yang di suka putranya.
Uhuk uhuk
Saga yang sedang minum pun langsung tersedak karena papanya bersikap seperti tak mengenal menantunya layaknya dirinya seperti tak mengenal sang istri.
"Saga, pelan-pelan !" Kamila pun langsung menyodorkan tisu pada sang putra dan menepuk-nepuk sedikit punggung Saga sampai acara tersedak Saga reda.
"Terimakasih ma," Saga mengatur nafasnya dengan memejamkan matanya sebentar dan menatap ke arah Reen yang masih ada di dekat mejanya. " Kamu boleh pergi." Saga berusaha untuk mengusir Reen dari tempat nya berdiri.
"Saga nggak boleh gitu, mama juga mau ingatkan dia nanti soal pesanan kue pie untuk makan malam besok dirumah, jangan lupa bawa istrimu. Kebangetan kamu Saga,istri kamu nggak diajak kesini, padahal mama kangen sama mantu mama." Kamila mencebikkan bibirnya serasa merajuk.
Reen melihat Kamila yang sedang mode merajuk hanya bisa menahan senyum namun, beda dengan Saga yang mendengus karena sikap istri dan orang tuanya yang seakan kompak membuat dirinya kesal.
Bersambung