Tidak selamanya jodoh itu datang sendiri, terkadang datang satu paket dengan anaknya.
Di usinya yang sudah matang, Arjuna belum juga menemukan tambatan hatinya. Padahal Arjuna dikenal sebagai seorang playboy di masa remajanya dulu.
Namun siapa sangka, takdir malah mempertemukannya kembali dengan sang mantan kekasih yang kini telah berstatus sebagai janda beranak satu.
Akankah mereka bersatu kembali dan hidup bahagia untuk selamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memaafkan
"Bebaskankan aku dari sini! Lepaskan! Aku tidak bersalah!"
Teriak Laura kala seorang polisi menjebloskannya ke dalam tahanan.
"Jangan berisik! Lo ganggu tidur siang gua aja!"
Umpat seorang wanita bertato, ia merasa terganggu dengan suara teriakan Laura.
"Tolong...Keluarkan aku dari sini!"
Teriakan Laura malah semakin menjadi, saat melihat wanita bertato itu berjalan semakin mendekat ke arahnya.
"Heh! Lo gak punya telinga ya? Gua bilang jangan berisik!"
Umpat wanita itu lagi seraya menjambak rambut panjang Laura, seketika Laura pun terdiam.
"A-ampun mbak, tolong jangan sakiti aku hiks"
Laura terisak, cairan bening meleleh begitu saja dari kedua sudut matanya.
"Apa kesalahan yang lo lakuin sampe lo di tahan di tempat ini hem?"
Tanya Wanita bertato itu dengan raut wajah tak sukanya.
"A-aku tidak bersalah. Justru mereka yang bersalah karna telah menyebabkan kedua orang tuaku meninggal"
Ucap Laura terbata-bata, saking takutnya dengan wanita yang memiliki banyak tato di tubuh tambunnya itu Laura sampai tergugup.
"Halah, lagu lama! Mana ada maling yang mau ngaku!"
Kata wanita itu sembari menghempaskan tubuh Laura dengan kasar ke atas lantai, seketika Laura pun teringat pada perbuatan jahatnya terhadap Rinjani beberapa saat yang lalu.
"Pijitin gue sekarang!"
Tanpa Ragu wanita itu menyuruh Laura untuk memijatnya, sedangkan tahanan yang lain hanya menyunggingkan bibirnya saja saat melihat Laura di suruh-suruh oleh wanita bertubuh tambun tersebut.
Sepertinya wanita itu merupakan orang yang paling di takuti di sana.
"Heh! Lo budek ya? Ayo pijitin!"
Titah wanita itu lagi. Dan kali ini langsung dipatuhi oleh Laura.
Mau tak mau Laura pun mulai memijiti tubuh tambun wanita bertato itu, sesekali isak tangisnya masih saja terdengar. Laura bisa kembali bernapas lega saat seorang sipir wanita mendekat ke arah tahanan mereka.
"Laura, ada tamu yang ingin bertemu denganmu"
Beritahu sipir wanita itu sembari membuka pintu kunci jeruji besi yang mengurung Laura.
"B-baik bu"
Laura bersyukur pada siapapun tamu yang datang, karna secara tidak langsung kedatangannya telah menyelamatkan dia dari wanita kasar tersebut.
***
"Laura! Ibu benar-benar tidak menyangka kamu akan berbuat sampai sejauh ini!"
Hardik Tuti, saat Laura sudah berdiri di hadapannya.
Rasa ibanya pada wanita berbaju orange itu mendadak sirna, setelah mendengar kejahatan apa saja yang telah dilakukan Laura terhadap keluarga Bagaskara dan juga menantunya.
"Aku gak salah Bu! aku cuma mau membalas perbuatan mereka saja karna mereka telah menyebabkan kedua orang tuaku meninggal"
Ucap Laura dengan air matanya yang berderai.
"Ibu tidak pernah membesarkan kamu untuk jadi seorang pendendam seperti itu Laura!"
Ucap Tuti dengan raut wajah kecewanya.
"Kamu Tahu, non Rinjani sampai harus kehilangan janin dalam kandungannya karna ulah kamu itu!"
Umpat Tuti lagi, yang kini sudah tidak bisa menahan emosinya.
"Hee. Baguslah, memang itu yang aku harapkan. Mereka memang pantas menerimanya"
Kata Laura terkekeh dan tanpa rasa bersalah sedikitpun.
"Astagfirullah, istigfar Laura"
Tuti tak habis pikir dengan tingkah putri angkatnya tersebut.
***
***
"Maafkan saya nyonya, harusnya saya tidak menceritakan tentang jati diri Laura yang sebenarnya, saya tidak menyangka anak itu akan bertindak sampai sejauh ini"
Lirih Tuti penuh rasa bersalah. Apalagi setelah ia menerima fakta dari pihak kepolisian bahwa orang tua kandung Laura meninggal murni karna kecelakaan. Tidak ada keterlibatan keluarga Bagaskara sedikitpun dalam kasus kecelakaan tersebut.
"Tidak apa bu, yang penting saya dan Rinjani baik-baik saja sekarang dan Laura sudah mendapat hukuman yang setimpal!"
Kata mom Shana seraya memejamkan matanya dan menarik napas dalam-dalam.
Kesehatan mom Shana sudah mulai membaik setelah Laura tidak bisa lagi memberinya obat tidur dalam dosis tinggi.
Arjuna dan Rinjani yang sedari tadi duduk diantara mereka di ruang tamu, hanya bisa diam saja menyaksikan percakapan mom Shana dan Tuti.
Mereka memang marah pada Laura, tapi tidak pada Tuti. Karna wanita paruh baya itu tidak terlibat sedikitpun dengan kejahatan yang Laura lakukan.
"Kamu tenang saja sayang, aku akan pastikan wanita itu mendapat hukuman yang berat. Hingga dia tidak bisa mengganggu hidup kita lagi!"
Bisik Arjuna sembari menggenggam erat tangan Rinjani.
"Iya mas"
Balas Rinjani sembari menganggukan kepalanya.
#Dukunglah karya ini dengan cara like n koment ya 🙏🥰
sakit nih ryan
kelakuan astaghfirullah.
healjng ke gunung bs2 hilang.. bnr jg 😀
jika suami setia seribu pelakor dtg aman RT