Bagaimana perasaan jiwamu jika dalam hitungan bulan setelah menikah, suami kamu menjatuhkan talak tiga. Lalu mengusirmu dan menghinamu habis-habisan.
Padahal, wanita tersebut mengabdi kepada sang suami. Dia adalah Zumairah Alqonza. Ia mendadak menjadi Janda muda karena diceraikan oleh suaminya yang bernama Zaki. Zaki menceraikan Zumairah karena ia sudah bosan dan Zumairah adalah wanita miskin.
Bagaimana nasib Zumairah ke depannya? Apakah dia terlunta-lunta atau sebaliknya? Yuk, cap cus baca pada cerita selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Sekti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Astaga
"Saya pernah bekerja di Restonya Tuan Arga Dinata tapi hanya satu hari. Memangnya kamu kenal? Kenapa marah. Saya itu bicara baik-baik?"
Zuma terkejut ketika Jonson berubah kaku dan galak. Zuma mengira Jonson pria yang selalu ramah. Nyatanya ia cepat berubah.
"Dia itu adik tiriku! Mamanya mengakibatkan mamaku bercerai. Aku benci pengkhianatan! Hah, makanya aku sangat marah ketika kamu menyebut nama Arga!"
Ternyata Jonson dan Arga adalah saudara tirinya. Zumairah tidak mengira ia akan berhubungan dengan adik dan kakak. Dunia itu memang sempit. Padahal Arga Dinata juga sangat perhatian kepada Zumairah. Pikiran Zumairah kini sedang memikirkan Arga Dinata.
"Oh. Maaf," jawab Zuma yang tidak tahu sebelumnya mengenai masalah yang menimpa Jonson.
"Lupakan. Tuh, pesanan makanannya sudah datang. Kamu makan ya?"
Seorang pelayan datang dan membawakan dua mangkok bakso panas dan dua es degan yang terlihat sangat menggoda. Setelah pelayan itu meletakkan menu pesanan, ia berangsur kembali lagi ke tempat kerjanya.
"Saya nggak nafsu makan, Jonson. Saya hanya ingin pulang. Ini sudah malam."
Walau ada hidangan yang sangat menggiurkan namun, Zumairah tidak berselera makan. Ia masih belum percaya dengan seorang Jonson yang mudah berubah sikapnya.
"Kamu nggak mau makan, Yasudah. Lihatlah, pantai itu indah sekali. Ada perahu yang sedang terombang-ambing juga. Kamu lihat gak? Hatiku juga seperti itu."
Jonson memperlihatkan pemandangan yang sangat indah di pantai tersebut.
"Iya. Indah sekali. Hati kamu kenapa? Kamu lagi diputusin pacar? Anda lebih mending, saya baru diceraikan oleh suami saya."
Zumairah saja sedang susah mencari pekerjaan. Dan baru saja diceraikan oleh sang suami. Ditambah, ia harus menemui pria yang sedang galau.
"Bukan diputusin. Pacarku meninggal tiga jam yang lalu karena sakit leukimia. Dia sangat menyayangiku. Namun, secepat ini dia pergi! Sialan!"
Jonson mulai curhat. Ternyata hatinya juga menyimpan duka seperti dirinya.
"Oh. Lalu?"
"Aku tak bisa melupakan kenangan bersamanya. Bisakah kau hibur hatiku?"
Jonson menginginkan Zuma menghibur dirinya. Hatinya masih sangat berduka.
"Saya nggak bisa menghiburmu, Jonson. Aku hanya bisa duduk di sini dan menantikan aku pulang. Aku tidak terbiasa di sini," jawab Zuma apa adanya.
Zuma tidak ingin menjadi wanita penghibur. Yang ia butuhkan adalah bekerja keras namun, pekerjaan itu halal.
"Kamu tidak suka tempat ini, Zuma? Nama kamu Zumairah 'kan?" tanya Jonson kepada Zuma dengan hati yang penasaran.
"Suka. Tapi aku tidak tenang. Sama seperti kamu yang sedang memikirkan pacar kamu itu. Ia, saya Zumairah Alqonza," jawab Zuma dengan cerdas.
"Nama yang indah. Seperti bukit yang ada di sana! Baik! Mari ikut aku!"
Tidak lama, Jonson menarik tangan Zuma dan meninggalkan bakso dan es degan yang menggoda tersebut.
"Kita mau ke mana lagi?" tanya Zuma dengan hati penasaran.
Jonson mulai berjalan di pesisir pantai hingga ia mentok sampai di suatu bukit. Ia dan Zuma menaiki bukit batu tersebut hingga mereka sampai di atas bukit.
"Lihat Nona!"
Jonson memperlihatkan berjuta bintang dan bulan di atas langit yang terlihat sangat jelas sekali.
"Subhanallah, indah nian ciptaan Tuhan. Jonson, kamu pandai cari tempat juga. Tempat ini memang benar-benar indah."
Ketika Zuma sampai di bukit dan melihat ke atas langit, dia takjub betapa indah ciptaan Tuhan.
"Ini tempat saat aku dan pacarku ketika sedang jalan-jalan. Sekarang, hanya bintang itu yang menemaniku. Dan kamu!"
Jonson menatap wajah Zuma hingga mereka berjarak sangat dekat sekali.
"Sedang apa kamu Jonson berada dengan wanita asing di situ!"
Saat Jonson dan Zuma sedang melihat bintang dengan gembira, datang Nindi dan wanita paruh baya ke bukit tersebut.
"Mamah! Nindi! Kalian ada di sini?"
Jonson tercengang karena mama dan Nindi menghampiri dirinya yang bersama Zuma.
"Jadi kamu meninggalkan Nindi hanya untuk bersama wanita murahan itu. Dia Mika kan? Wanita murahan yang punya penyakit leukimia itu!"
Mamanya Jonson mengira bahwa Zuma adalah Mika. Padahal Mika sudah meninggal dunia.
"Pasti ini ulah Nindi. Jaga bicaramu Mah. Dia bukan Mika. Dia wanita baik-baik. Mika sudah meninggal beberapa jam yang lalu. Mamah puas, Mika sudah tiada? Sekarang Mama mau menghina dia?"
Nindi selalu mengusik kehidupan Jonson. Dan selalu menghasut mamanya agar beliau membenci wanita yang dicintai Jonson. Hal itu membuat hati Jonson tak karuan.
"Jadi dia bukan Mika? Kamu punya wanita lain lagi, Jonson? Kasihan Nindi Jonson. Dia itu sangat mencintai kamu. Lagian, mamanya teman baik mama. Jauhi wanita seperti dia. Mama tak suka!"
Mamanya Jonson melarang Jonson berhubungan dengan Zuma. Beliau hanya menginginkan sang anak menikah dengan Nindi.
"Bukan, dia Zuma. Mamah selalu egois. Yang dipikirkan hanya Nindi, Nindi dan Nindi! Tanpa memikirkan hati anaknya sendiri yang terluka! Mama sama kejamnya sama Papa. Zuma, ayo sekarang kita pergi! Di sini sudah tidak aman!"
Karena pikiran Jonson sangat kacau, ia menarik tangan Zuma untuk pergi dari tempat itu. Ia menuruni bukit hingga Zuma jatuh terpeleset.
"Jonson tolong! Aku takut!"
Karena Zuma tidak terbiasa turun dari bukit, ia terpeleset batu yang licin hingga ia hampir terjatuh dalam jurang. Dan tangannya hanya memegangi batu.
"Astaga! Zuma bertahanlah! Ini semua gara-gara Nindi, brengsek!"
Jonson sangat syok, wanita yang membuatnya sedikit tertawa, kini akan jatuh ke jurang. Betapa nasib Jonson saat itu sangat sial.
"Tanganku sakit Jonson! Aku tak kuat! Tolong aku. Jangan biarkan diriku masuk jurang. Hik hik!"
Zuma menjerit dan berusaha meminta tolong. Hidup dan matinya kini terasa diambang pintu. Ia tak tahu lagi harus berbuat apa. Di bawahnya sudah terlihat kurang yang gelap entah isinya apa. Membuat Zuma mengeluarkan keringat dingin.
"Mah, Nindi! Tolong bilang petugas. Ada orang celaka di sini. Saya mohon Mah! Ini darurat!"
Jonson yang berusaha memegang tangan Zuma, berteriak meminta pertolongan kepada sang mama dan Nindi. Saat itu juga, Jonson sangat takut kehilangan Zumairah.
"Rasakan kamu wanita murahan! Tante! Biarkan wanita itu terjatuh terlebih dahulu. Baru kita beri tahu kepada petugas. Salah sendiri, berani dekat dengan Jonson!"
Nindi menyuruh mamanya Jonson untuk memberi jeda waktu untuk memanggil tim penyelamat. Nindi ternyata mempunyai hati yang sangat kejam.
"Brengsek kamu Nindi! Mah, tolong Zuma! Dia sudah kehabisan tenaga! Atau kalau tidak, jika Zuma terjatuh ke jurang, Jonson juga akan terjun!" teriak Jonson kepada sang Mama agar Mamanya mau menolong Zuma yang hampir celaka. Jonson tak mau terhipnotis oleh kata-kata Nindi yang kejam.
Tidak ada perkataan dan tindakan lain selain ikut dengan Zuma ke jurang. Jonson sudah terpikat dengan keunikan Zuamirah Alqonza.
Bagaimana kisah selanjutnya?
demi harta sanggup berjual beli...tampa memikirkan perasaan anak....egois....tepi....adakah Arga akan bahagia...pasti saja tidak...Arga amat mencintai Zuma...walaupun demikian....Arga perlu bertegas pada Papa Wira Arga....bahawa kamu tetap dengan keputusan mu memilih Zuma....kebahagiaan adalah penting walaupun nama mu di coret dalam keluarga....bawa diri bersama Zuma ke tempat lain dan buktikan bahawa tanpa harta keluarga kamu boleh bahagia gitu..lanjut...