Vanila Fedora, gadis berusia 27 tahun itu tiba-tiba di culik oleh kedua orang tuanya yang dulu sudah menelantarkan dirinya. Wanita itu dipaksa menikah dengan mantan suami kakaknya demi anak kecil yang bernama Baby Fiona Barnett. Vanila juga di paksa oleh Calvin Barnett pria yang akan menjadi suaminya untuk melahirkan seorang putra yang akan menjadi penerus keluarga Barnett. Seperti apa kehidupan rumah tangga Vanila dan Calvin ? Yuk kepoin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Vanila pun memejamkan matanya dengan dada yang terasa nyeri, kedua tangannya di pegang oleh Mami Citra. Wanita parih baya itu memohon pada Vanila untuk mengikuyi kemauannya.
“Mami sangat berharap banyak padamu, hanya kamu yang bisa mengabulkan permintaan kami. Kakak mu sudah tidak bisa—“
“Kenapa?” Tanya Vanila kembali membuka matanya. “Kenapa harus aku yang terus di korbankan? Kenapa Mami tidak pernah membiarkan hidupku tenang sedikitpun? Mami selalu membela dan mengutamakan wanita itu, tapi aku? Kalian berdua jahat, kalian selalu menganak tirikan aku!” Pekik Vanila sambil menepis kedua tangan Maminya dengan air mata yang mulai mengalir di kedua pipinya.
“Jaga ucapanmu Vanila! Jika bukan karena kakakmu kau mungkin sudah tiada!” Ucap Mami Citra dengan sorot mata penuh amarah, melihat Vanila yang terkejut Mami Citra berusaha kembali merubah raut wajahnya agar lebih tenang.
“Sudah cukup, kamu hanya perlu melakukan apa yang mami minta.” Ucap Mami Citra dia segera pergi dari tempat itu dan tidak memperdulikan Vanila yang terus memnaghil dan berusaha menahannya untuk meminta penjelasan.
“Apa maksudnya itu Mami!” Pekik Vanila dengan histeris. “Kalian selalu saja seperti itu.” Ucap Vanila, kedua orang tuanya selalu pergi tanpa penjelasan setiap kali mereka bertengkar sampai membuat Vanila pusing dan frustasi sendiri.
Vanila hendak berbalik dan menuju kamar yang sebelumnya Mami Angel beri tahu jika itu kamar untuk dirinya, namun saat melihat ternyata ada Calvin yang sedang berdiri menyender ke dinding sambil menatap ke arahnya membuat Vanila mengurungkan niatnya untuk melalui pria itu.
Vanila berusaha menyembunyikan fakta di mana dirinya tengah menangis, ia kembali berbalik untuk pergi ke arah lain namun Calvin menarik Vanila agar masuk ke dalam pelukannya.
“Lepaskan!” Pekik Vanila sambil mendorong dada Calvin, ia tak kuasa lagi menahan tangisannya. Akhirnya Vanila memukul-mukul dada Calvin sambil menangis histeris. “Puas kamu? Puas?” Pekik Vanila.
“Kamu pasti senang melihatku terluka? Kamu pasti senang seperti mereka melihatku sengsara kan? Jawab aku! Apa tau jika kamu juga sama seperti mereka yang bisanya membuatku terluka!” Ucap Vanila lagi, dia terus melampiaskan kemarahannya pada Calvin, Calvin membuka pintu kamar itu dan membawa Vanila masuk kedalamnya walau Vanila terus memberintak di dalam pelukannya.
“Aku benci kalian!! Kenapa aku yang selalu jadi korban di sini? Kenapa harus aku yang terluka?” Vanila menangis tanpa malu di depan Calvin walau wajahnya sudah tidak beraturan.
Calvin hanya bisa menarik kepala Vanila agar tetap dalam pelukannya dan menahan sakit karena Vanila terus memberontak dan memukul dadanya.
“Kamu puas membuat masa depanku hancur? Aku bahkan tidak bisa menikah dengan pria yang ku cintai, aku bahkan tidak bisa memilih jalan hidupku sendiri? Kenapa? Kenapa aku hatus menuruti semua yang kalian mau? Aku ini anakmu, bukan hanya dia!” Pekik Vanila lagi ia pun menjatuhkan keningnya di pundak Calvin.
Hampir setengah jam Calvin berdiri dan menerima pukulan istrinya, hingga akhirnya istrinya itu tertidur dalam pelukannya.
Calvin mengangkat tubuh Vanila dan membaringkannya di atas ranjang, lalu menatap lekat wajah cantik Vanila.
Entah mengapa melihat betapa frustasinya sang istri, hatinya terasa nyeri dan sesak secara bersamaan.
Ia mengusap kening istrinya yang berkeringat, lalu menatap lekat bibir ranum itu.
Bibir yang beberapa hari lalu pernah menempel di bibirnya.
Tanpa sadar wajah Calvin mendekat, matanya tertuju pada bibir ranum itu, ia pun menempelkan bibirnya di bibir kenyal milik Vanila.
Lambat laun bibir Calvin tidak tinggal diam, ia tidak hanya sekedar menempelkan bibinya namun mulai mencium dan menghisap bibir bawah milik wanita yang tengah tertidur itu.
.
To be continued…
ga bertele tele..
q suka thooor..