NovelToon NovelToon
Suamiku Ternyata Putra Seorang Mafia

Suamiku Ternyata Putra Seorang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikahmuda / Mafia / Cinta setelah menikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: mommy jay

Zhafira kiara,gadis berusia 20 tahun yang sudah tidak memiliki sosok seorang ayah.
Kini dia dan ibunya tinggal di rumah heru yang tak lain adalah kakeknya.
Dia harus hidup di bawah tekanan kakeknya yang lebih menyayangi adik sepupunya yang bernama Kinan.
Sampai kenyataan pahit harus di terima oleh zhafira kiara, saat menjelang pernikahannya,tiba-tiba kekasihnya membatalkan pernikahan mereka dan tak di sangka kekasihnya lebih memilih adik sepupunya sebagai istrinya.
Dengan dukungan dari kakeknya sendiri yang selalu membela adik sepupunya,membuat zhafira harus mengalah dan menerima semua keputusan itu.
Demi menghindari cemooh warga yang sudah datang,kakek dan bibinya membawa seorang laki-laki asing yang berpenampilan seperti gelandangan yang tidak diketahui identitasnya.
Mereka memaksa zhafira untuk menikah dengannya.
Siapakah sebenarnya laki-laki itu? apakah zhafira akan menemukan kebahagiaan dengan pernikahannya?
Ikuti kisahnya selajutnya ya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy jay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 7

Zhafira yang masih takut pun,kini harus terkejut dengan kehadiran eric di ambang pintu.

"Ka-kamu sedang apa di sini?" Dengan nafas naik turun, merasakan dadanya berdebar karena merasa takut.

"Kamu kenapa?" Bukannya menjawab, eric malah balik bertanya.

Sebelum zhafira menjawab, dia terlebih dulu masuk dan duduk di tepi ranjang.dia menghela nafas, mengingat dimana saat di jalan tadi bertemu dengan seorang yang tidak dia kenal.

"Tadi... aku bertemu dengan seorang penjahat.Mereka berpakaian serba hitam.Sepertinya mereka sedang mencari sesuatu?" ujar zhafira, menjelaskan.

Eric terdiam,tangannya terkepal. seakan dia mengetahui siapa yang di maksud oleh zhafira.

"Apa mereka melukai mu?" Eric menatap zhafira, penuh selidik.

Zhafira menggeleng pelan. "Tidak! Aku langsung bersembunyi, karena takut. Apalagi, aku sedang berjalan sendirian."

Eric merubah raut wajahnya kembali datar, setelah mendengar ucapan zhafira.

"Apa kamu sudah makan?" Zhafira mengalihkan pembicaraan.

"Sudah! Tadi ada seorang wanita yang mengantarkannya ke sini!"

Zhafira tersenyum getir, bahkan eric tidak, menyebut ibunya dengan sebutan ibu mertua.rasa takut pada dirinya seketika hilang,saat mengetahui fakta bahwa suaminya ini memang tidak menganggap pernikahannya ini.

Zhafira pun memilih pergi dari hadapan eric, dia ingin membersihkan diri dulu,sebelum tidur.

Sementara eric hanya melihat punggung zhafira,yang menjauhkan dengan tatapan sulit di artikan.

***

Seminggu setelah pernikahannya,hubungan eric dan zhafira masih sama seperti biasanya.bahakan zhafira merasa jika eric, begitu tertutup tentang kehidupannya.

Zhafira tidak terlalu memperdulikan semua itu.baginya sekarang, berharap semoga hubungannya dengan eric akan lebih baik.

Hari ini zhafira, seperti biasa sedang bersiap,akan bekerja.dia kini sedang menyisir rambut panjangnya.

"Apa saya boleh,meminjam ponsel mu?" Eric menghampiri zhafira, yang bercermin.

Gerakan tangan zhafira terhenti, saat mendengar keinginan eric.zhafira tahu jika, eric adalah seorang gelandangan, tapi mengapa dia seperti biasa dengan benda pipih itu.

Zhafira menyimpan rasa penasarannya, dia pun memberikan ponselnya kepada eric.

Eric menatap layar ponsel,dengan wajah datar dan sorot mata dingin.entah apa yang sedang dia lihat,pada layar ponsel itu.

Begitu pun dengan zhafira,dapat dia lihat jika eric seperti sedang marah.

Zhafira menyadari sesuatu,yang ada di layar ponsel.dia pun Segera mengambil kembali ponselnya dari tangan eric.

"Ma-maaf! Aku lupa menghapusnya!" Dengan gugup, zhafira segera menggantikan wallpaper dia dan dirlan,yang belum dia ganti.

Zhafira pun merutuki kecerobohannya, untung saja eric yang melihatnya. kalau Kinan tahu, mungkin akan marah besar.

Eric menatap zhafira yang sedang mengotak atik ponselnya, dengan tatapan sulit di artikan.

Setelah selesai mengganti wallpaper nya, zhafira memberikan kembali ponsel miliknya kepada eric.

Eric pun segera menjauh dari zhafira,untuk melakukan panggilan.zhafira menatap heran eric, yang lihai menggunakan ponsel miliknya.

Hatinya semakin bertanya-tanya, siapakah sebenarnya eric? karena tidak mungkin, seorang gelandangan bisa menggunakan barang canggih seperti itu.

Lagi-lagi zhafira menyimpan rasa penasarannya pada eric,dia berharap di lain waktu bisa membicarakan tentang hal ini dengan eric.itu pun, jika eric mau terbuka kepadanya.

"Terima kasih!" Eric memberikan kembali ponsel zhafira.

"Oh, iya!" Zhafira yang sedang melamun pun tersentak, dia pun mengambil ponselnya dari tangan eric.

"Ada hubungan apa kamu dengan dia?" Eric menatap tajam,zhafira yang hendak berdiri dari duduknya.

Zhafira terdiam, dia bingung harus menjelaskan dari mana,tentang hubungannya dengan dirlan.

Zhafira mengira,jika eric tidak memperdulikan tentang semua itu.ah iya, zhafira lupa, kalau eric sekarang suaminya.

"Soal itu...akan aku ceritakan,tapi nanti tidak sekarang. karena aku sudah terlambat pergi bekerja." Zhafira mencari sedikit alasan,karena merasa belum siap untuk menceritakan semuanya.

Eric mengangguk pelan, sebenarnya dia hanya ingin tahu tentang hal di keluarga ini, yang terlihat penuh sandiwara.

Zhafira pun pamit pergi pada eric,meski kini tanpa mencium punggung tangan suaminya.zhafira takut,jika eric akan marah lagi kepadanya.

"Hari ini,saya akan mencari kerja!" ucap eric tiba-tiba.

Zhafira yang akan membukakan pintu pun, kembali membalikkan badan, menatap eric dengan ekspresi seakan tidak percaya.

"Kerja!" seru zhafira.

Eric mengangguk pelan. "Iya,saya akan mencari pekerjaan."

Zhafira tersenyum,mendengar rencana eric yang akan mencari perkerjaan.lagi-lagi perkiraan zhafira salah, dia menyangka jika eric seorang pemalas dan hanya suka berleha-leha, ternyata sebaliknya.

"Aku senang,ternyata kamu tidak seperti apa yang semua orang pikirkan." Zhafira menatap eric penuh rasa haru.

Eric mengalihkan pandangannya,melihat tatapan zhafira membuat hatinya merasakan hal aneh yang belum dia rasakan sebelumnya.

Demi menghindari tatapan zhafira, eric pergi melewatinya begitu saja dan keluar dari kamar.

Zhafira yang melihat eric yang keluar, segera menyusulnya cepat.

Di ruang makan, semua orang sudah menunggu zhafira dan eric, seperti biasa kinan dan retno menatap sinis ke arahnya.

"Apa kamu tidak lihat,ini jam berapa?" seru retno ketus.

"Tahu tuh...semakin lama fira semakin seenaknya, bu! Dia kira kita enggak bosan apa, nungguin dia ! Mana aku sudah lapar!" gerutu kinan kesal.

Zhafira tak menggubris,perkataan retno dan kinan kepadanya.dia langsung melakukan apa, yang sudah menjadi kebiasaan di keluarga ini.

"Nak, biar ibu saja!" Dewi menghampiri zhafira yang akan melayani retno.

Zhafira tersenyum. "Tidak apa-apa bu! Sebaiknya ibu juga segera sarapan, ya?"

Dewi hanya menghela nafas, dia sebenarnya kasihan pada zhafira yang selama ini di perlakuan seperti seorang pelayan.

Dia berharap suatu saat nanti,zhafira bisa pergi jauh dari rumah itu.

Retno memutar bola matanya malas, melihat dewi yang selalu perhatian pada zhafira.

"Alah... sudah... sudah! Aku sudah lapar!"

"Iya,dasar lebay!" timpal kinan kesal.

Dewi menghela nafas melihat sikap ibu dan anak itu.entah sampai kapan dia harus menghadapi sikap mereka,yang semakin hari semakin menjadi.

Heru tersenyum puas, melihat dewi dan zhafira di perlakukan seperti itu.baginya semua itu, seperti hiburan yang sangat menyenangkan hatinya.

"Kakek! aku punya kabar bahagia." ucap kinan manja,di sela makannya.

Heru tersenyum menatap lembut kinan. "Kabar apa itu, sayang?"

Kinan melirik sekilas pada zhafira yang sedang memakan sarapannya.

"Suami ku, akan membelikan ku sebuah mobil, kek!" ujar Kinan antusias.

Heru yang mendengar kabar itu pun tersenyum lebar. "Benarkah? Kakek ikut senang. Memang tidak salah kamu memilih suami seperti dirlan."

Heru sekilas melirik ke arah, zhafira dan eric yang tampak acuh mendengar perbincangan mereka.

"Lihat lah, fira. Sungguh sayang nasib mu, jika kamu pandai menjaga diri, mungkin namun tidak akan bernasib seperti ini." Heru tersenyum mengejek, seakan puas telah memojokkan zhafira.

"Benar, untung ada si gembel yang mau menikahi fira. ya, walaupun tidak berguna." Retno menimpali perkataan Heru, dengan mencela eric.

Zhafira memegang erat sendok yang dia pegang.menyalurkan amarahnya, saat mendengar semua orang yang berada di sana,sedang memojokkannya.

Semua ini bukanlah keinginannya, melainkan rencana mereka yang selalu ingin mengambil apa yang dimiliki zhafira.

Tak tahan dengan semua perkataan orang-orang yang berada di sana.zhafira segera pergi, tak lagi mengucapkan salam.

Dewi dan eric, sama-sama terkejut saat melihat zhafira pergi dari sana.

"Fira!"teriak dewi memanggil zhafira.

Heru menatap tajam dewi. " Jangan kejar dia! Biarkan anak itu pergi!"ujarnya tidak ingin di bantah.

"Kenapa ayah selalu memperlakukan fira seperti itu? Apa salahnya, yah? Tidak kah, ada sedikit rasa kasihan mu pada fira.Apakah kalian tidak puas, sudah menghancurkan mimpinya!" Dengan nafas yang memburu, dewi meluapkan kekecewaannya pada heru.

Sebelum heru menjawab,semua melihat eric yang bangkit dari duduknya dan pergi keluar menyusul zhafira.

"Dasar gembel!" Maki retno,sinis.

Dewi yang sudah kehilangan selera makannya pun pergi dari sana menuju kamarnya.dia lelah, melihat anaknya yang selalu di perlakukan seperti itu oleh heru.

1
unknown
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!