Gara-gara salah masuk ke dalam kamarnya, pria yang berstatus sebagai kakak iparnya itu kini menjadi suami Ara. Hanya dalam satu malam status Ara berubah menjadi istri kedua dari seorang Dewa Arbeto. Menjadi istri kedua dari pria yang sangat membencinya, hanya karena Ara orang miskin yang tak jelas asal usulnya.
Dapatkah Ara bertahan menjadi istri kedua yang tidak diinginkan? Lalu bagaimana jika kakak angkatnya itu tahu jika ia adalah istri kedua dari suaminya.
Dan apa sebenarnya yang terjadi di masa lalu Dewa, sampai membuat pria itu membenci orang miskin. Sebuah kebencian yang tenyata ada kaitannya dengan cinta pertama Dewa.
Semua jawabannya akan kalian temukan di kisah Ara dan Dewa, yuk baca🤭
Jangan lupa follow akun dibawah ini
Ig mom_tree_17
Tik Tok Mommytree17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
"Tuan, mau apa kita kemari?" tanya Ara dengan takut.
Karena ia masih ingat betul bagaimana pria itu menyentuh tubuhnya dalam keadaan sadar untuk yang pertama kalinya. Meskipun apa yang dilakukan Dewa sudah menjadi hak pria itu, tapi tetap saja kenangan tersebut memberikan sedikit luka dihatinya. Karena setelah Dewa puas menyentuhnya, pria itu langsung pergi begitu saja meninggalkannya di atas ranjang.
"Cepat turun!" perintah Dewa tanpa menjawab pertanyaan Ara.
Melihat istri keduanya itu hanya diam saja dan tampak enggan melakukan perintahnya. Dewa pun keluar dari dalam mobil, lalu membuka pintu di sebelah Ara.
"Turun!"
"Aku tidak mau!"
Ara lebih memilih berada di dalam mobil dari pada harus masuk ke dalam apartemen bersama Dewa.
"Keluar sekarang atau aku akan melakukannya di sini!" ancam Dewa dengan serius.
"Me-melakukan apa?" tanya Ara dengan takut sambil beringsut mundur saat Dewa mendekat.
Wajah tampan nan dingin, serta angkuh itu berhenti tepat di samping wajahnya. Jarak mereka yang begitu dekat membuatnya bisa merasakan aroma parfum maskulin milik Dewa. Serta hembusan napas hangat pria itu yang menerpa daun telinganya.
"Menyentuh tubuhmu yang jelek itu agar kau cepat mengandung keturunanku," bisik Dewa dengan seringai tipis di bibirnya, membuat bulu kuduk Ara bergidik seketika.
"A-aku tidak mau!" Dengan memberanikan diri Ara mendorong tubuh Dewa agar menjauh.
Sungguh ia merasa sangat kesal pada pria yang berstatus sebagai suaminya tersebut. Karena dengan mudahnya Dewa meminta Ara untuk melayani pria itu tapi sambil memperolok bentuk tubuhnya.
"Kau bilang tubuhku jelek, jadi minta saja pada Vivian untuk melayani dan mengandung benih sialanmu itu," umpat Ara tanpa sadar.
Namun di detik berikutnya ia langsung membekap mulut dengan tangannya saat menyadari telah kelepasan bicara. Rasa takut kini menyelimuti hatinya, terlebih saat melihat raut wajah Dewa yang mengeras.
"Kau bilang apa barusan?" tanya Dewa sambil menarik Ara keluar dari mobilnya dengan kasar.
"A-aku...." Ara kini benar-benar ketakutan, apalagi saat tubuhnya di himpit oleh tubuh Dewa, hingga punggungnya membentur badan mobil.
"Berani sekali mengatai benih unggul ku sebagai benih sialan!" sentak Dewa dengan penuh emosi. "Sepertinya aku terlalu ramah selama ini, sampai membuatmu berani mengumpat."
Ara menggelengkan kepalanya dengan cepat, sembari merutuki kebodohannya dalam hati karena telah berani mengumpat seorang Dewa Arbeto.
"Maaf, aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya, aw..." teriak Ara kesakitan saat tangannya di cengkram sangat kuat kemudian di tarik begitu saja oleh Dewa.
Ara yang belum siap untuk berjalan bahkan sampai terjatuh dengan lutut yang membentur lantai dengan sangat kuat. Namun apa yang terjadi dengannya tidak membuat Dewa merasa kasihan. Pria itu justru kembali menarik Ara hingga mereka masuk ke dalam lift, dan berakhir di dalam unit milik Dewa. Atau kata yang lebih tepatnya berakhir di dalam kamar pria tersebut.
Jangan tanyakan apa yang mereka lakukan di dalam kamar, karena jawabannya kalian sudah pasti tahu. Pria yang berstatus sebagai suaminya itu berulangkali menyentuhnya, bahkan tak membiarkan Ara beristirahat dengan benar.
Seharian itu Dewa mengurungnya di dalam kamar tanpa boleh turun dari atas ranjang kecuali untuk ke dalam kamar mandi. Bahkan Ara dilarang mengenakan pakaian, dan hanya menutupi tubuhnya dengan selimut. Karena setelah beristirahat sebentar, Dewa akan kembali menyentuhnya hingga akhirnya Ara tertidur karena kelelahan tanpa sempat untuk makan sore dan makan malam.
"Sebenarnya apa keistimewaanmu? Kenapa aku terus menginginkanmu?" tanya Dewa dalam hati sambil menatap wajah Ara yang tertidur pulas di sampingnya.
Ia menatap wanita yang berstatus sebagai istri keduanya itu dengan intens. Wajah yang menurutnya biasa saja, bahkan lebih cantik Vivian. Bentuk tubuh Ara pun jauh dari kata sexy dengan kedua dada yang tak terlalu besar seperti milik Vivian, namun anehnya begitu pas saat ia genggam.
ntar Ara mati rasa baru tau