NovelToon NovelToon
TRAGEDI KASTIL BERDARAH

TRAGEDI KASTIL BERDARAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:231
Nilai: 5
Nama Author: Doni arda

abella dan sembilan teman dekatnya memutuskan untuk menghabiskan liburan musim dingin di sebuah kastil tua yang terletak jauh di pegunungan. Kastil itu, meskipun indah, menyimpan sejarah kelam yang terlupakan oleh waktu. Dengan dinding batu yang dingin dan jendela-jendela besar yang hanya menyaring sedikit cahaya, suasana kastil itu terasa suram, bahkan saat siang hari.

Malam pertama mereka di kastil terasa normal, penuh tawa dan cerita di sekitar api unggun. Namun, saat tengah malam tiba, suasana berubah. Isabella merasa ada yang aneh, seolah-olah sesuatu atau seseorang mengawasi mereka dari kegelapan. Ia berusaha mengabaikannya, namun semakin malam, perasaan itu semakin kuat. Ketika mereka semua terlelap, terdengar suara-suara aneh dari lorong-lorong kastil yang kosong. Pintu-pintu yang terbuka sendiri, lampu-lampu yang padam tiba-tiba menyala, dan bayangan gelap yang melintas dengan cepat membuat mereka semakin gelisah.

Keesokan harinya, salah satu teman mereka, Elisa, ditemukan t

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doni arda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26: Lingkaran Teror

Isabella berjalan melalui jalan setapak yang gelap, langkahnya terasa berat di malam yang dingin ini. Angin berhembus pelan, membawa bau tanah basah dan dedaunan yang rapuh. Langit malam begitu pekat, hanya sedikit cahaya dari bulan yang memantul di permukaan tanah, memberi sedikit penerangan pada jalan yang ia lewati. Semua yang ada di sekelilingnya terasa sunyi, seolah-olah dunia ini telah berhenti berputar.

Namun, di tengah kesunyian itu, perasaan tak nyaman merayap perlahan ke dalam hati Isabella. Rasanya seolah-olah ada sesuatu yang mengikutinya, bayangan yang selalu ada di belakangnya, tak terlihat, tapi jelas terasa.

Ia mempercepat langkahnya, namun semakin ia melangkah, semakin terasa ada sesuatu yang aneh. Di depannya, jalan setapak itu tiba-tiba terbagi menjadi dua. Salah satu cabang jalan tampak mengarah ke dalam hutan lebat yang gelap, sedangkan cabang lainnya menuju ke sebuah bangunan kecil yang tampak tua dan terlupakan, berdiri sendiri di ujung jalan.

Isabella berdiri di persimpangan itu, ragu. Hatinya berdebar kencang. Ia merasa dipanggil menuju bangunan itu, namun ada sesuatu yang menahan langkahnya. Bangunan itu tampak sepi dan terlantar, tetapi juga menyimpan aura misterius yang membuatnya teringat akan kastil yang telah dihancurkan.

Langkah kaki terdengar mendekat. Isabella menoleh dengan cepat, namun yang ia lihat hanya bayangan gelap yang bergerak cepat melalui pepohonan. Suara itu semakin dekat, semakin nyata. Tanpa sadar, ia melangkah mundur beberapa langkah, matanya terpaku pada hutan yang tampak semakin gelap.

"Apakah aku dikejar?" pikirnya dengan cemas, napasnya mulai tercekat.

Tiba-tiba, suara langkah itu berhenti. Isabella mendongak, mencoba mencari keberadaan apapun di antara pepohonan yang gelap. Namun, tidak ada yang muncul. Semuanya hening kembali, hanya suara angin yang berdesir lembut.

Dengan hati yang masih berdebar, Isabella berbalik menuju bangunan tua itu. Ia tahu ia harus masuk, meskipun rasanya ada sesuatu yang sangat tidak beres di tempat itu.

Ketika ia mendekat, pintu bangunan itu terbuka dengan sendirinya, seolah-olah mengundangnya masuk. Tidak ada suara dari dalam, hanya kegelapan yang melingkupi ruangan tersebut. Isabella menelan ludah, dan dengan langkah ragu, ia masuk ke dalam.

Bangunan itu terasa sangat dingin, jauh lebih dingin daripada udara di luar. Dindingnya kasar dan berlumut, dan jendela-jendela besar di sepanjang ruangan tertutup rapat, hanya menyisakan celah kecil yang memantulkan cahaya bulan ke dalam ruangan.

Di tengah ruangan, sebuah meja besar dengan kursi-kursi tua yang tergeletak berantakan tampak seperti tempat yang pernah digunakan untuk suatu ritual atau pertemuan yang sangat penting. Namun, kini tempat itu hanya tampak penuh dengan debu dan kesunyian yang mencekam.

Isabella melangkah lebih dalam, matanya bergerak cepat mengamati setiap sudut ruangan. Di sudut paling gelap, ia melihat sebuah lemari kayu besar yang terkunci. Tiba-tiba, bayangan bergerak di sampingnya, dan suara pelan terdengar. "Isabella..."

Suaranya rendah dan berat, seperti bisikan dari dalam kegelapan. Isabella berbalik, mencoba mencari asal suara itu, namun tidak ada siapapun di ruangan itu. Hanya bayangan yang mengaburkan pandangannya.

"Siapa itu?" Isabella berteriak, suaranya menggema di antara dinding-dinding kosong. "Tunjukkan dirimu!"

Tiba-tiba, suara tawa yang dalam dan menyeramkan terdengar dari balik lemari kayu. Isabella mundur beberapa langkah, tubuhnya membeku di tempat. Tawa itu tidak seperti tawa manusia. Itu lebih seperti tawa yang terdistorsi, berasal dari makhluk yang bukan berasal dari dunia ini.

Lemari kayu itu bergerak perlahan, dan pintunya terbuka sedikit. Dari dalam, sesosok tubuh keluar, perlahan-lahan bergerak maju, mengenakan jubah hitam panjang yang menutupi sebagian wajahnya.

Isabella terdiam, matanya membelalak. Sosok itu perlahan menatapnya dengan mata yang menyala, penuh dengan kegelapan yang dalam. "Kau tidak akan pernah bisa lari dari kami, Isabella," bisiknya dengan suara yang mengerikan. "Kami akan selalu ada di dalam dirimu. Tak peduli berapa kali kau lari, kami akan menunggumu."

Dengan tangan yang gemetar, Isabella mencoba mundur, namun kakinya terasa berat, seperti terikat oleh kekuatan yang tak terlihat.

Sosok itu maju lebih dekat, dan Isabella merasa hawa dingin merasuk ke dalam tubuhnya, menggerogoti jiwa dan raganya. "Jangan takut," suara itu terdengar lebih keras, lebih dalam. "Kegelapan ini adalah bagian dari dirimu. Selalu."

Isabella terjatuh ke lantai, tubuhnya lemas, matanya tertutup, dan dalam pikirannya, suara itu terus berbisik. Rasanya, ia tak bisa melarikan diri lagi. Ketakutannya telah merasuki dirinya, dan kegelapan itu perlahan mengambil alih.

---

Ketika Isabella akhirnya membuka matanya, ia menemukan dirinya kembali di hutan. Langit di atasnya cerah, tetapi ia merasakan keanehan dalam udara yang mengelilinginya. Kegelapan itu masih ada di dalam dirinya. Ia merasa seperti tidak pernah meninggalkan tempat itu.

Ia menatap tangan kirinya, di mana liontin perak yang pernah ia lihat sebelumnya kini tergantung di lehernya. Sesuatu yang sangat familiar, tetapi juga sangat menakutkan.

Perasaan terjebak, seperti berada dalam lingkaran tanpa akhir, menyelimuti Isabella. Ia tahu bahwa meskipun ia telah berhasil keluar dari kastil dan mengalahkan pria bertopeng, kegelapan itu masih mengintainya—dan kali ini, lebih dekat dari sebelumnya.

Isabella berbalik, melangkah menuju hutan yang semakin dalam. Ia tahu, perjalanan ini belum selesai.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!