NovelToon NovelToon
TRAGEDI KASTIL BERDARAH

TRAGEDI KASTIL BERDARAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Doni arda

abella dan sembilan teman dekatnya memutuskan untuk menghabiskan liburan musim dingin di sebuah kastil tua yang terletak jauh di pegunungan. Kastil itu, meskipun indah, menyimpan sejarah kelam yang terlupakan oleh waktu. Dengan dinding batu yang dingin dan jendela-jendela besar yang hanya menyaring sedikit cahaya, suasana kastil itu terasa suram, bahkan saat siang hari.

Malam pertama mereka di kastil terasa normal, penuh tawa dan cerita di sekitar api unggun. Namun, saat tengah malam tiba, suasana berubah. Isabella merasa ada yang aneh, seolah-olah sesuatu atau seseorang mengawasi mereka dari kegelapan. Ia berusaha mengabaikannya, namun semakin malam, perasaan itu semakin kuat. Ketika mereka semua terlelap, terdengar suara-suara aneh dari lorong-lorong kastil yang kosong. Pintu-pintu yang terbuka sendiri, lampu-lampu yang padam tiba-tiba menyala, dan bayangan gelap yang melintas dengan cepat membuat mereka semakin gelisah.

Keesokan harinya, salah satu teman mereka, Elisa, ditemukan t

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doni arda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28: Kebenaran yang Menampar

Setelah malam penuh teror itu, Isabella dan Zoe akhirnya dibawa ke sebuah pos penjaga hutan kecil. Mereka dikasih selimut dan segelas cokelat panas. Tapi meskipun tubuh mereka udah mulai hangat, pikiran mereka masih kalut.

"Lo yakin tadi kita nggak halu, Bella?" Zoe tiba-tiba nanya, suaranya pelan, tapi jelas dia masih kebayang kejadian sebelumnya. "Kayak... semuanya tuh nggak masuk akal."

Isabella nggak langsung jawab. Dia ngeliat keluar jendela pos yang remang-remang. Malam itu masih terasa pekat, dan suara jangkrik malah bikin suasana tambah seram.

"Gue nggak tahu, Zo," jawab Isabella akhirnya. "Tapi yang gue yakin, mereka beneran nyata. Gue liat sendiri mata mereka, cara mereka ngejar kita... itu nggak mungkin cuma halusinasi."

Sebelum mereka bisa ngobrol lebih jauh, pintu pos tiba-tiba kebuka. Seorang pria berusia sekitar 40-an masuk, pake jaket tebal dengan emblem penjaga hutan di lengannya. Dia membawa map besar di tangannya dan langsung duduk di depan mereka.

"Jadi, kalian ini siapa dan ngapain di tengah hutan ini?" tanyanya dengan nada tegas.

Isabella dan Zoe saling pandang. Mereka bingung harus mulai cerita dari mana.

"Kita... terjebak di kastil tua," kata Isabella akhirnya, mencoba menjelaskan. "Terus... ada orang-orang bertopeng yang nyerang kita."

Pria itu ngeluarin nafas panjang, kayak nggak percaya sama apa yang baru aja dia denger. "Kastil tua? Maksud kalian, Kastil Blackthorn?"

Isabella mengangguk.

Pria itu keliatan makin serius. Dia ngegeser map yang dia bawa ke depan mereka. "Kastil itu udah ditinggalin lebih dari 50 tahun. Nggak ada yang tinggal di sana, apalagi nyerang orang. Kalian yakin nggak salah tempat?"

"Kami nggak salah tempat," Zoe langsung ngejawab, suaranya terdengar kesal. "Kita beneran ada di sana! Dan mereka... mereka nyaris ngebunuh kita!"

Pria itu diem sebentar, matanya menatap tajam ke arah Isabella. "Ada yang aneh dari cerita kalian," katanya pelan. "Tapi gue nggak bisa bilang apa."

---

Setelah ngobrol lama, penjaga hutan itu akhirnya pergi buat ngecek area sekitar. Zoe ketiduran di kursi, tapi Isabella nggak bisa tidur sama sekali. Ada sesuatu yang ganjil, sesuatu yang terus-terusan bikin pikirannya muter-muter.

Ketika dia nggak sengaja melirik meja kecil di sudut ruangan, matanya nangkep sesuatu yang bikin jantungnya berhenti sebentar. Di atas meja itu ada amplop tua, kusam, dengan cap lilin merah.

Rasa penasarannya menang. Isabella berdiri dan ngambil amplop itu. Cap lilinnya udah retak, jadi dia gampang ngebuka surat itu. Tulisan di dalamnya rapi, tapi isinya bikin bulu kuduknya meremang.

"Untuk siapa saja yang menemukan surat ini, ketahuilah bahwa rahasia kastil Blackthorn adalah sesuatu yang harus terkubur selamanya. Jika kau membaca ini, berarti kau sudah terlalu dekat dengan kebenaran. Dan jika kau terlalu dekat, kau akan menjadi bagian dari rahasia itu."

Isabella langsung mundur, surat itu jatuh ke lantai. Tapi sebelum dia bisa mikir lebih jauh, pintu pos tiba-tiba kebuka keras, bikin Zoe terbangun.

"Isabella! Apa yang lo lakuin?!" Zoe panik, matanya melebar.

"Tadi... ada suara," Isabella bohong, mencoba menyembunyikan surat itu di belakang punggungnya.

Zoe nggak percaya. "Gue denger lo baca sesuatu."

Sebelum Isabella bisa jawab, suara langkah kaki terdengar lagi di luar. Tapi kali ini lebih berat, lebih lambat, kayak ada sesuatu yang besar yang lagi bergerak.

---

Tiba-tiba, lampu di pos mati total. Mereka langsung terjebak dalam gelap gulita.

"Bella... gue nggak bisa liat apa-apa," bisik Zoe, suaranya gemetar.

"Sstt, diem dulu," jawab Isabella, mencoba tenang.

Langkah kaki itu makin deket. Jendela pos mulai bergetar pelan, kayak ada yang berdiri di luar, ngeliatin mereka.

Zoe nggak tahan lagi. "Siapa di sana?!" teriaknya.

Tapi nggak ada yang jawab.

Seketika, suara ketukan keras terdengar di pintu. Tok, tok, tok.

Isabella mendekat ke pintu dengan hati-hati. Tapi begitu dia ngintip lewat celah kecil, jantungnya langsung berhenti.

Pria bertopeng yang tadi ngejar mereka ada di sana. Dia cuma berdiri sambil bawa kapaknya, nggak bergerak.

"Bella, siapa itu?!" Zoe mulai panik.

"Dia... dia ada di sini," jawab Isabella, napasnya tercekat.

Tapi sebelum mereka bisa ngelakuin apa-apa, pria bertopeng itu mulai ngomong. Suaranya dalam dan terdistorsi.

"Kalian nggak akan pernah keluar dari sini hidup-hidup."

Tiba-tiba pintu pos kebuka, dan pria itu langsung masuk. Isabella dan Zoe berusaha lari ke sudut ruangan, tapi pria itu nggak ngejar mereka. Dia malah berhenti di tengah ruangan dan ngeluarin sesuatu dari balik jubahnya—sebuah foto.

Isabella tertegun. Itu foto dirinya, Zoe, dan teman-temannya di kastil. Tapi ada sesuatu yang salah. Di foto itu, semua teman mereka udah ditandai dengan tanda silang merah, kecuali dirinya dan Zoe.

"Apa ini?!" Zoe teriak, hampir menangis.

Pria itu cuma ketawa pelan, lalu ngelempar foto itu ke lantai. "Kalian tahu siapa yang selanjutnya," katanya sebelum keluar, meninggalkan mereka yang gemetar ketakutan.

---

Setelah pria itu pergi, Isabella memungut foto itu. Tapi begitu dia ngeliatnya lebih deket, ada sesuatu yang bikin darahnya membeku.

Di pojok kanan bawah foto itu, ada tulisan kecil yang berbunyi: "Hanya mereka yang tahu rahasia yang akan bertahan."

Zoe yang masih shock tiba-tiba berdiri. "Bella... apa ini maksudnya?"

Isabella ngga jawab. Dia cuma bisa mikir satu hal—mereka nggak cuma dikejar sama orang bertopeng, tapi ada sesuatu yang lebih besar di balik semua ini. Sesuatu yang mungkin selama ini udah mereka abaikan.

Dan masalahnya, mereka nggak tahu apakah mereka bakal punya waktu buat nyari jawabannya sebelum semuanya terlambat.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!