Alden adalah seorang anak yang sering diintimidasi oleh teman-teman nakalnya di sekolah dan diabaikan oleh keluarganya.
Dia dibuang oleh keluarganya ke sebuah kota yang terkenal sebagai sarang kejahatan.
Kota tersebut sangat kacau dan di luar jangkauan hukum. Di sana, Alden berusaha mencari makna hidup, menemukan keluarga baru, dan menghadapi berbagai geng kriminal dengan bantuan sebuah sistem yang membuatnya semakin kuat.
#story by suciptayasha#
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2 Keluarga palsu
Alden menatap layar di depannya, ia berpikir jika dirinya sudah gila akibat dipukul dengan keras di belakang kepala, namun itu tidak penting.
Ia merasa akan melewatkan kesempatan untuk menyelamatkan Linzy, oleh karena itu ia langsung menerimanya.
[Memulai tutorial, memulai kondisi tubuh karakter, menyesuaikan kekuatan dan level musuh tutorial.]
Tubuh Alden bersinar bersamaan dengan kondisi fisiknya yang pulih seperti semula, walaupun masih ada sisa debu dan robekan di pakaiannya.
Ia langsung bangkit seolah tidak terjadi apa-apa, membuat semua orang yang ada di ruangan itu terheran-heran.
"Hei, hei, bukankah dia baru saja babak belur, kenapa dia masih bisa berdiri?"
Daniel yang memegang lengan Linzy melihat Alden yang dia kira pingsan masih bisa berdiri, ia yakin sudah memukul belakang kepala Alden dengan kuat, seharusnya itu bisa melumpuhkan seseorang.
"Cih, kalian urus lah pecundang itu, aku lagi sibuk di sini," ucap Daniel sambil menarik dagu Linzy, memperlihatkan kecantikan dengan ekspresi ketakutan dan marah.
"Nanti bagi-bagi ya, bos!" ucap salah satu anak buah Daniel yang berbadan gemuk, "Baiklah, nak. Kurasa sudah saatnya kau kembali tidur dan bermimpi indah." Anak gemuk itu berjalan santai sambil mengepalkan tangannya, melihat Alden dengan remeh.
Namun belum sempat ia melayangkan pukulan, Alden dengan gerakan yang lincah langsung berputar dan menendang leher si gemuk itu hingga ia terlempar.
Semua orang terkejut melihat kejadian yang tiba-tiba itu, termasuk Daniel yang mendecakkan lidahnya.
Sementara di sisi lain Alden takjub dengan kemampuannya, pandangannya menjadi lebih tajam dan semuanya terlihat melambat. Bukan hanya itu, semua indranya meningkat dengan pesat, ia tahu darimana kekuatan besar itu berasal.
[Meningkatkan seluruh statistik pengguna menyesuaikan tutorial.]
'Tutorial', sebuah kata yang sering Alden dengar terutama ketika bermain game, biasanya karakter yang dimainkan saat tutorial sangat over power untuk menarik minat pemainnya.
Musuh yang dilawan juga hanya musuh lemah agar mudah menyelesaikan tutorialnya. Situasi Alden saat ini sangat mirip dengan tutorial yang ada di permainan, apalagi ketika ia melakukan tendangan, sebuah instruksi muncul dari sistem.
[Skill Spinning Kick, berputar 360 derajat sambil mengayunkan kaki kanan seperti melawan arus laut. Tingkat kesulitan: D]
"Apa yang kalian lakukan, kalah dari seorang pecundang? Aku tidak akan memaafkan kalian!" Teriak Daniel emosi.
"T-tadi itu hanya lengah. Kali ini kami akan serius," ucap salah seorang anak buah Daniel dan maju untuk menyerang Alden.
[Skill Dropping, menggenggam tangan dan membanting lawan ke tanah. Tingkat kesulitan: F.]
Hanya dengan sedikit instruksi, Alden langsung dapat mempraktikkan skill yang disarankan sistem kepadanya dengan baik. Ia menggenggam kepalan tangan musuhnya dan membantingnya dengan kuat.
"Apa yang kalian lakukan, kepung dia!" Teriak Daniel mulai terdesak. Ia sangat bingung dan tidak siap dengan perubahan situasi yang tiba-tiba itu.
Empat orang langsung menyerbu Alden dari segala sisi, bersamaan dengan itu instruksi sistem terdengar lagi.
"Bull's Head, menggenggam dua kepala musuh dan membenturkannya, tingkat kesulitan: D."
Alden menggenggam dan membenturkan dua orang di depannya, namun masih ada dua lagi di belakangnya.
[Skill Kick Back, menendang musuh di belakang pengguna, tingkat kesulitan: F.]
Brakk!
Salah satu orang yang menyerang dari belakang terkena tendangan tepat di wajahnya, namun satu orangnya lagi berhasil menangkap kaki kiri Alden.
"Skakmat! Dengan begini kau tidak akan bisa menggunakan kakimu untuk menyerang," ucap orang itu dengan bangga.
Namun, sistem kembali datang memberi petunjuk layaknya seorang malaikat bersayap.
[Skill Hunter Strike, Melompat dengan satu kaki dan menendang musuh ketika pengguna dalam keadaan melayang, tingkat kesulitan: C.]
"A-apa!!" Daniel sangat terkejut melihat cara berkelahi Alden yang mampu mengalahkan 5 anak buahnya sekaligus, ia bingung kapan dan dimana Alden belajar bela diri, kenapa ia baru memperlihatkannya sekarang.
Terlebih lagi tendangan terakhir itu benar-benar luar biasa, normalnya seorang petarung yang kakinya tertangkap bisa dianggap lumpuh, tapi Alden bisa meng-counter hal itu.
"Aku tidak peduli dimana kau mempelajari hal itu atau kenapa kau menyembunyikannya, tapi yang pasti kau akan habis di tanganku sekarang," tegas Daniel sebelum berlari menyerang.
Dengan instruksi sistem, Alden dapat menghalau setiap pukulan yang dilancarkan kepadanya, bahkan serangan tipuan sama sekali tidak mempan yang membuat Daniel semakin kesal.
"Sialan! Apa kau hanya bisa menghindar?!" Daniel berteriak kencang, membuat Alden yang selama ini tertindas bersemangat.
"Kalau begitu aku akan menyerang," ucapnya pelan namun bisa terdengar.
Alden menggenggam pukulan Daniel lalu dengan sekuat tenaga langsung memukul dadanya hingga bunyi tulang yang retak terdengar jelas.
"Arrgggg!!"
Daniel menjerit kesakitan sambil memegangi dadanya, namun Alden tidak berhenti sampai disana, ia langsung menendang wajah Alden begitu ia terjatuh seraya memegangi dadanya.
Tidak membutuhkan waktu lama bagi Daniel beserta gengnya untuk ditaklukkan oleh satu anak yang selama ini mereka buli.
Di sudut ruangan, Linzy hanya bisa bengong sambil menatap ke arah Alden. Ini pertama kalinya dia melihat pertarungan yang begitu intens layaknya di film-film.
"Kau baik-baik saja?" ucap Alden sedikit malu melihat Linzy dengan kondisi baju yang agak terbuka.
Jika saja ia pingsan dan tidak mendapat bantuan sistem, maka sudah dapat dipastikan jika nasib Linzy akan sangat buruk.
"Ah, aku baik-baik saja."
"Begitukah, syukurlah..."
[Quest tutorial selesai, statistik yang ditingkatkan untuk tutorial akan dikembalikan. Hadiah penyelesaian quest akan diberikan kepada pengguna]
Alden mengerang kesakitan, tubuhnya terasa sakit seolah-olah seluruh ototnya terkoyak akibat bergerak terlalu cepat dan intens.
Perlahan Alden mulai terjatuh dan pingsan, samar-samar ia bisa melihat Linzy yang berteriak khawatir sebelum akhirnya benar-benar tidak sadarkan diri.
...
"Kami tidak terima ini, anak kami terbaring di rumah sakit dengan kondisi yang mengenaskan karena anak kalian yang tidak tahu malu itu, pokoknya dia harus dikeluarkan dari sekolah ini!"
Kantor kepala sekolah mengalami kehebohan akibat tuntutan dari orang tua Daniel, mereka terus mendesak pihak sekolah untuk mengeluarkan Alden yang dianggap telah melakukan kekerasan.
Di sisi lain orang tua Alden hanya bisa menunduk malu atas masalah yang putra bungsu mereka perbuat.
"Maafkan saya, tapi kami tidak bisa mengeluarkan siswa tersebut. Setelah melakukan penyelidikan, siswa Daniel dan rekan-rekannya lah yang terlebih dahulu membuli Alden. Jadi kami tidak bisa-"
"Keluarkan saja," ucap ayah Daniel memotong perkataan kepala sekolah.
"A- apa saya salah dengar, pak?"
"Aku bilang keluarkan saja! Dia itu anak yang bodoh, tidak peduli dia sekolah atau tidak hasilnya akan tetap sama, apalagi sekarang malah membuat masalah seperti ini!" sahut ayah Alden dengan tegas.
Alden yang juga ada di ruangan tersebut tidak bisa berkata-kata, dia mengumpulkan keberanian untuk mengungkap tentang pembulian yang dialaminya agar mendapat keringanan hukum, namun ayahnya malah tidak peduli dengan hal itu.
"Sepertinya mereka tidak peduli meskipun aku hidup ataupun mati," ucap Alden dalam hatinya merasa kecewa.
Keputusanpun telah dibuat, Alden dikeluarkan dari sekolah secara tidak terhormat, walaupun begitu rumor mengenai dirinya yang menghajar geng Daniel seorang diri menyebar luas, membuat dirinya dianggap sebagai sosok yang mengerikan.
Sebenarnya Alden juga tidak masalah dikeluarkan dari sekolah, dengan begitu dia tidak akan berurusan lagi dengan orang-orang seperti Daniel, satu hal yang membuat Alden sedih adalah bahwa dia tidak akan bisa bertemu dengan Linzy lagi.
"Setidaknya aku bisa bermain game sepuasku di rumah," batin Alden, ia juga ingin memastikan tentang sistem yang membantunya terakhir kali.
...
"Besok kau akan pindah ke luar kota."
Satu kalimat dingin keluar dari mulut ayah Alden saat sedang makan malam. Tanpa menyebut nama sekalipun, Alden tahu jika perkataan itu ditujukan kepadanya.
"Kenapa?"
"Kau masih ingin bertanya? Tentu saja karena kami tidak ingin melihatmu lagi!" sahut ayah Alden tanpa menyembunyikan kebenciannya kepada anak bungsunya itu.
"Jadi begini, huh... aku tahu suatu saat nanti aku akan dibuang oleh keluargaku..." batin Alden sudah siap akan hal ini.
"Boleh aku bertanya kota mana yang menjadi tujuanku?"
Ayah Alden meneguk segelas air putih kemudian mengelap mulutnya menggunakan tisu, agak lama hingga dia menjawab pertanyaan Alden sambil menyeringai.
"Kota Nirve, kota yang dijuluki sebagai sarang penjahat dan kriminal."
(saran aja)