Malika Anggraini 19 th yang di paksa menikah oleh keluarga angkatnya dengan laki laki cacat yang duduk di kursi roda karena sebuah kecelakaan.
Demi membalas budi keluarga angkatnya dan juga ingin keluar dari rumah yang seperti neraka bagi Malika, dia menyetujui permintaan Ibu angkatnya, berharap setelah keluar dari rumah Keluarga angkatnya Malika bisa mendapatkan kehidupan bahagia.
Bagaimana kisah Malika, yukkk.... ikuti cerita selanjutnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
"Sayang.... Besok sama mas ya" ujar Refandi membelai rambut sang istri yang ada di pangkuannya.
"Mau kemana?" tanya Malika yang sedang asik menari nari di dada bidang sang suami, tidak taukah kelakunnya itu membuat ular pyton yang di bawah sana bisa terbangun walaupun belum sesempurna dulu.
"Keraunian kampus mas" ujar Refandi menangkap tangan sang istri, dia sudah tidak tahan menahan geli, dan kedut kedut cantik di bawah sana.
"Emang ngak apa apa aku ikut" ujar Malika sedikit ragu.
"Ngak apa apa dong, kamu kan istri mas" ujar Refandi menciumi pipi sang istri.
"Baik lah...." ajak Refandi, tapi tangannya sudah merayap kemana mana di balik baju istri cantiknya itu.
Pagi hari seperti biasa Malika akan memasak sarapan untuk mereka berdua, jangan lupa Refandi yang juga berlatih kekuatan kaki berjalan di atas treadmild di dapur, dia memang sengaja meletakkan alat itu di dapur, agar selalu bisa berdekatan dengan sang istri, bucin memang.
"Masak apa sayang, harum banget" ujar Refandi di sela sela berlatihnya.
"Ngak masak apa apa mas, cuma bikin nasi goreng putih, telur mata sapi, sama kerupuk" cengir Malika.
"Ngap pa apa, mas suka semua masakan kamu, tapi nanti siang mas pengen di masakin dendeng boleh" pinta suaminya itu.
"Siap komandan" ujar Malika yang masih sibuk mencuci perabotan sehabis memasak, Refandi turun dari treadmil dan memeluk sang istri dari belakang.
"Mas ish.... keringetan tau" omel Malika.
"Biarin, siapa suruh jadi orang gemesin baget" ujar Refandi yang mencium leher jenjang sang istri tangan mulai merayap ke sana ke mari, dia tidak mengizin kan istri cantik nya memakai pembungkus gunung, agar memudahkan dia untuk merajai gunung himalaya itu.
"Mas.... Ahh..." terdengar de***** Malika di dapur itu.
"Kita coba yuk..." bisik Refandi menggesekan miliknya di bokong sang istri.
Malika hanya mengangguk pasrah, karena dia tidak ingin membuat suaminya kecewa.
Terjadi lah pagi pertama di dalam kamar itu, dan melupakan sarapan mereka, walau tenaga Refandi belum pulih seutuhnya namun untuk Malika yang baru pertama kali merasakan itu, sudah sangat luar biasa.
"Terimakasih, sayang sudah menjaganya untuk mas, dan maaf mas belum mampu menyenangkan kamu lebih dari ini" ujar Refandi merasa menyesal.
"Ngak kok, mas mantab" ujar Malika malu malu, dia ngak mau suaminya itu kecewa dan minder.
"Benarkah, klau gitu nambah lagi ya" ujar Refandi tengil.
Pukkk....
"Ngelunjak..." omel Malika dengan wajah gemesnya.
Refandi hanya terkekeh melihat wajah kesal sang istri.
"Mandi yukkk, mas bantuin" ajak Refandi.
"Ngak mau, ntar mas terkam lagi" pekik Malika membuka selimut dan bangkit dari kasur berjalan tertatih tatih ke kamar mandi
Refandi hanya bisa menelan salivanya melihat tubuh polos sang istri yang sudah di hiasi banyak tato di dada dan perut istri cantiknya itu.
"Sarapannya jadi dingin mas" ujar Malika tidak enak hati.
"Ngak apa apa masih enak kok" ujar Refandi.
Mereka makan dalam diam, namun mata Refandi selalu melirik istri cantiknya itu, dia gemes melihat Malika, ingin kembali mengulangi pagi pertama tadi, namun apa daya, dia akan membawa Malika ke butiq untuk mencari baju pesta yang akan di kenakan nanti malam.
"Yang... Ganti baju gih" ujar Refandi melihat Malika yang duduk santai memakan buah di ruang tv.
"Emang mau kemana?" tanya Malika dengan mulut terisi penuh.
"Habisin dulu makanan di mulut, baru ngomong" gemes Refandi
Malika hanya nyengir kuda mendengar omelan sang suami.
"Mau cari baju pesta buat nanti malam" jawab Refandi menakap buah yang hampir masuk kemulut sang istri, malah di ambil menggunakan mulutnya.
"Kebiasaan, ini kan masih banyak, kenapa suka ngambil yang sudah masuk mulut ku" omel Malika.
"Yang di mulut kamu lebih nikmat sayang" kekeh Refandi.
Bersambung....