NovelToon NovelToon
Home

Home

Status: sedang berlangsung
Genre:Persahabatan / Angst / Ibu Tiri
Popularitas:974.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: SunFlower

Cerita ini mengisahkan tentang kehidupan seorang gadis yang sangat ingin merasakan kehangatan dalam sebuah rumah. Tentang seorang gadis yang mendambakan kasih sayang dari keluarganya. Seorang gadis yang di benci ketiga kakak kandungnya karena mereka beranggapan kelahirannya menjadi penyebab kematian ibu mereka. Seorang gadis yang selalu menjadi bulan- bulanan mama tiri dan saudara tirinya. Kehidupan seorang gadis yang harus bertahan melawan penyakit mematikan yang di deritanya. Haruskah ia bertahan? Atau dia harus memilih untuk menyerah dengan kehidupannya???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SunFlower, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#34

Setelah cukup lama menatap Mahesa, Mahen mengalihkan pandangannya. Ia menatap Aga, Feli dan Nico bergantian lalu memberikan kode kepada mereka bertiga untuk pergi dari sini.

Aga menghela nafas saat melihat Mahen memberikan tatapan seolah memohon kepada dirinya. Dengan langkah berat akhirnya Aga memilih untuk menuruti permintaan Mahen, ia meraih tangan kedua sahabatnya lalu membawa mereka untuk keluar dari ruangan. Sebenarnya Aga merasa ragu untuk menuruti perintah Mahen. Ia takut untuk meninggalkan Mahesa berdua saja dengan Keyla. Ia takut bagaimana jika nanti Mahesa melakukan sesuatu kepada Keyla.

"Esa tidak akan menyakiti Keyla." Ucap Mahen meyakinkan mereka bertiga. "Lebih baik kita duduk disana." Ajak mahen sambil menunjuk tempat duduk yang berada tidak jauh dari ruangan Keyla.

"Aku disini." Tolak Aga. "Kakak saja yang kesana." putus Aga.

"Ayolah Braga. Beri adikku kesempatan untuk menjaga adiknya juga." Pinta Mahen.

Aga menarik nafas lalu menghembuskannya pelan, ia akhirnya mengikuti ajakkan Mahen untuk keluar dari ruangan Keyla untuk memberikan ruang kepada Mahesa.

Mahesa menatap tubuh kurus Keyla. Ia kembali teringat ucapan Keyla saat dirinya diminta untuk mendonorkan ginjalnya untuk Kezia. "Jadi, apa ini maksud perkataanmu waktu ini Key?" tanya Mahesa lirih.

Mahesa terkejut saat menggenggam tangan Keyla ia merasakan jika jari- jari tangan Keyla bergerak meski sangat pelan. Ia menatap jari- jari tangan Keyla untuk memastikan. Keyla membuka kedua matanya lalu mengerjapkan matanya berulang- ulang hingga akhirnya Keyla memilih untuk kembali memejamkan matanya.

"Key." Panggil Mahesa ragu sambil menggenggam lembut tangan Keyla.

Keyla menajamkan lagi pendengarannya lalu memilih kembali untuk membuka matanya perlahan. Keyla menatap wajah Mahesa terkejut sedangkan Mahesa yang melihat Keyla benar- benar sadar bergegas pergi untuk memanggil kakaknya.

Keyla menghela nafasnya pelan saat mendengar suara yang sedikit ribut mendekat ke arah tempat dirinya di rawat.

"Key." Panggil mereka semua bersamaan saat melihat Keyla yang memejamkan matanya.

"Tunggu. Biar aku panggilkan dokter Ferdi." Ucap Aga sambil berlalu pergi.

Mahen maju untuk mengusap lembut kening adiknya. Saat merasakan usapan lembut di keningnya membuat Keyla menitikan air matanya. Ia merindukan usapan itu, amat sangat rindu. Mahen mengusap air mata yang keluar dari kedua sudut mata Keyla.

Keyla membuka matanya, ia menatap wajah Mahen. "Apa sakit?" Dari pada menjawab pertanyaan mahen Keyla lebih memilih menatap wajah satu per satu orang yang sekarang berada di dalam ruangan rawatnya.

"Key." panggil Mahen berusaha untuk menarik perhatian Keyla tapi adiknya tetap enggan untuk kembali menatapnya.

"Sayang." Panggil suster Tasya yang baru datang.

"Ibu." Panggil Keyla lirih sambil mencoba mengulurkan tangannya tapi gagal. Entah kenapa lengan Keyla rasanya sangat lemas dan tidak mampu meski hanya sekedar untuk mengangkat tangannya.

"Bagaimana keadaan kamu sayang?" Tanya suster Tasya sambil menangis. "Kamu membuat ibu takut." Ucap suster Tasya sambil mengusap lembut kening Keyla.

"Bu sakit." Keluh Keyla lirih. bahkan suaranya terdengar semakin lirih. "Sakit." Ucapnya lagi sambil mengerutkan keningnya.

"Mana yang sakit sayang?" Tanya suster Tasya lagi.

Belum sempat menjawab pertanyaan suster Tasya tubuh bagian atas Keyla semakin terasa sakit. Bahkan untuk menarik nafaspun terasa berat sehingga membuat Keyla kembali tak sadarkan diri.

.

.

"Kenapa kita harus bertemu dengan kondisimu yang seperti ini? Apa ini cara kamu untuk membalas dendam pada kakak? Apa kamu ingin membalas kakak dengan membuat kakak merasa bersalah?" tanya Mahesa pada Keyla yang masih setia memejamkan kedua matanya. "Ah. Kakak ya. Apa aku masih pantas menyebut diriku sebagai kakakmu." Ucap Mahesa lagi saat menyadari ucapannya yang menyebut dirinya kakak.

Air mata Mahesa menetes. "Maafkan kakak karena sering menyakiti kamu. Maafkan kakak karena tidak pernah memperlakukanmu dengan baik selama ini. Maafkan kakak. Maafkan kakak Key." Ucap Mahesa penuh penekanan.

Mahen mengusap bahu Mahesa. "Hasilnya sudah keluar." Ucap Mahen.

Setelah bergantian memberikan kecupan pada kening Keyla, mereka berdua berjalan keluar menuju ruangan dokter Ferdi.

"Menurut hasil dari ke tiga tes ini ada dua yang memiliki kecocokkan dengan Keyla." Ucap dokter Ferdi. Jantung Mahen dan Mahesa berdetak cepat. Mahesa benar- benar berharap bahwa dari kedua nama itu ada nama dirinya. "Di sini tertulis yang memiliki kecocokkan sumsum dengan Keyla atas nama Bapak Keenan dan saudara Mahesa."

Mendengar namanya disebut Mahesa kembali menangis.

"Saya dok. Jadi kapan operasi itu bisa segera di lakukan?" Tanyanya antusias.

"Besok kita sudah bisa melakukan operasinya." Jawab dokter Ferdi.

"Apa tidak bisa hari ini saja dok?" Protes Mahesa.

Dokter Ferdi menggelengkan kepalanya. "Sebelum melakukan operasi kami harus mengecek kondisi dari pasien terlebih dahulu dan mempersiapkan semuanya."

.

.

Hari ini sebelum Keyla di operasi semua orang berkumpul di dalam ruangannya dengan perasaan kalut sebab mahesa yang tak kunjung datang. Semalam Mahesa pamit pulang untuk mengambil beberapa pakaian dan keperluan dirinya setelah melakukan operasi tapi sampai sekarang dia tidak menampakkan batang hidungnya. Mahen sudah berulang kali mencoba untuk menghubungi ponsel sang adik tapi tak kunjung ada jawaban. Pesan yang ia kirimpun belum terbaca.

Aga berdiri dari duduknya. "Aku akan menjemputnya." Ucap Aga yang langsung di tahan oleh Mahen.

"Lebih baik kita tunggu sebentar lagi. Lagi pula operasinya baru akan di lakukan 5 jam lagi." Ucap Mahen.

"Tapi bagaimana kalau dia sengaja tidak datang?" Ucap Feli gelisah.

"Tidak. Dia pasti datang." Ucap Mahen meyakinkan. Ia meremat kedua jatinya, sesungguhnya Mahen sendiri merasa takut mengingat bagaimana perlakuan Mahesa kepada Keyla selama ini. Bagaimana jika Mahesa memang sengaja untuk tidak datang. Bagaimana jika Mahesa sengaja untuk memberikan harapan palsu kepada mereka.

Mendengar suara derap langkah kaki yang tergesa- gesa semakin mendekat membuat atensi mereka berempat menoleh ke arah pintu. Melihat siapa yang muncul dari balik pintu membuat mereka berempat bernafas lega.

"Maaf aku terlambat. "Ucap Mahesa tersengal- sengal dengan kondisi tubuh yang terlihat tidak baik- baik saja.

Mahen bergegas menghampiri adiknya. Ia meletakkan kedua tangannya pada bahu Mahesa. "Kamu kenapa Sa?" Tanya Mahen menatap Mahesa dengan khawatir.

"Esa baik- baik saja kak." Jawab Mahesa sambil berusaha untuk menormalkan kembali nafasnya.

Feli mengulurkan sebotol air mineral ke arah Mahesa. "Minum dulu." Ucap Feli dengan mata yang berkaca- kaca.

"Terima kasih." Ucap Mahesa lalu meraih botol air mineral yang di ulurkan Feli. Ia langsung meminum sampai habis air mineral itu.

"Kenapa kamu baru kesini?" Tanya Mahen setelah mengajak Mahesa untuk duduk di sofa yang berada di dlam ruangan rawat Keyla.

"Mereka mengurungku kak." Jawab Mahesa. "Mereka mengurungku saat tahu bahwa aku berniat untuk mendonorkan sumsum ku untuk Keyla. Saat aku masuk ke dalam kamar mengambil pakaianku, mereka langsung mengunci pintu kamar ku dari luar."

"Lalu bagaimana kamu bisa lolos dari mereka?" tanya Mahen.

"Aku lompat lewat jendela." Jawab Mahesa membuat Mahen, Aga, Feli, dan Nico membulatkan matanya. Mereka merasa menyesal karena sempat berfikiran buruk tentang Mahesa terutama Feli.

"Apa ada yang terluka?" tanya Mahen sambil memeriksa seluruh tubuh Mahesa untuk memastikan bahwa adiknya tidak mengalami cedera.

"Aku baik- baik saja kak. Mungkin hanya sedikit terkhilir karena posisi saat aku turun tidak terlalu bagus." Jawab Mahesa yang membuat Mahen langsung meraih tubuh Mahesa lalu memelukknya.

1
Sumini Ningsih
kayla orangnya ngeyel juga sih
Sumini Ningsih
serba salah. sih emang buat mahsn
Sumini Ningsih
kasihan sekali kamu kay
Anonymous
suster tasya
Anonymous
berbelit2
Anonymous
masak kakak2 keyla bego banget thor
guntur 1609
bulshit kau kenan
guntur 1609
maaf..maaf..terus habis tu diulang lagi
guntur 1609
bagus tuh key. buat hidup mereka dalam penyesalan
guntur 1609
salah kau sendiri. karna kau yg mendidik kezia sprti tu
guntur 1609
dasat bodat kalian semuanya. enak saja kalian memaafkan sofi. bagaimana selama bertahun2 kalian siksa dia..bisa gak kalian. kalau kalian dibalik keadaanya. enak ja ngomong maaf
guntur 1609
masih gak sadar juga
Anonymous
permasalahan tlg diselesaikan one by one, sofia blm selesai tambah lagi eprsoalan kd campir aduk
Anonymous
suster tasya ada something wrong, jgn reina atau aini anaknya
guntur 1609
seperti ni ygvbagis sikapmu tegas. jangan mudah ditindas. terutama sm kenan
guntur 1609
lrmah kali pun kau key. kenan gak cocok kau bilang ayah. dan kenapa kakamu cepat kali kau terima
guntur 1609
ya gak sabar konfliknya. kapan key kasih tahu penyebab kecelakaan mamanya
guntur 1609
kenapa keyla gak mengatakan yg sebenarnya kalau kecelakaan mama mereka tubdiaebabkan oleh ayah merrka sendiri. panatas anak perempuan mereka di bilang key anak haram
Anonymous
la katanya keyla mau bongkar rahasia sofia, kpn thor
guntur 1609
ahh ceoat kalai memafkan kedua bajibgan ni
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!