Bagi seorang anak baik buruknya orang tua, mereka adalah dunianya. Mereka tumpuan hidup mereka. Sumber kasih sayang dan cinta. Akan, tetapi sengaja atau tidak, terkadang banyak orang tua yang tidak mampu berlaku adil kepada putra-putri mereka. Seperti halnya Allisya. Si bungsu yang kerap kali merasa tersisih. Anak yang selalu merasa dirinya diabaikan, dan anak yang selalu merasa tidak mendapatkan kasih sayang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lianali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Setelah hampir satu jam menunggu, akhirnya angkot yang masuk ke kampung Mira pun datang. Dengan segera Mira beranjak dari kursinya, dan melambaikan tangan kepada angkot yang melaju dijalanan. Bayu yang menyaksikan hal itu, tetap duduk di kursinya sembari melihat kearah dalam angkot yang penumpangnya masih 3 orang di dalam, dan semuanya perempuan. Dan semua penumpangnya adalah anak sekolah, kalau di lihat dari seragamnya mereka adalah anak SMA Nasional.
"Kampung Indah kan bang?" Tanya Mira memastikan kepada supir angkot. Meski Mira sudah tau kalau angkot ini biasany masuk ke kampungnya, namun ia perlu memastikannya kembali, agar tidak diturunkan di persimpangan jalan.
"Iya dek, naik aja" sahut supir
"Mirrrrr" teriak seseorang dari dalam
"Ehhh, kak Lia" ternyata kakaknya sudah lebih dahulu ada di dalam angkot itu.
Tanpa berfikir lagi, Mira langsung naik ke dalam angkot, dan duduk di sudut ruangan angkot tepat di depan Lia. Tadinya ia ingin duduk disamping Lia, tapi sudah ada 2 teman Lia yang duduk di sana. Karena senang melihat kakaknya ada di dalam, sampai sampai dirinya lupa untuk mengajak serta Bayu naik angkot bersamanya. Melihat hal itu, Bayu pun langsung beranjak dari kursi halte dan berlari masuk angkot.
"Kau tak mengajakku" geruty Bayu ikut duduk di samping Mira.
Mira tak menanggapi, ia hanya diam saja, menatap jalanan dari kaca angkot. Selain dirinya yang memang pendiam, dirinya juga malu sama kakaknya kalau ketahuan berdua nunggu angkot dari tadi.
"Mira..." Teriak Bayu pelan, karena ucapannya tadi tidak di jawab oleh Bayu.
"Kenapa?" tanya Mira santai.
"Kau tadi tak mengajakku, hampir saja aku ketinggalan" ucap Bayu, ngambek, dirinya berharap Mira membujuk dirinya.
"Kalau kau ketinggalan juga aman aman saja kan, rumahmu kan deket, naik angkot trayek apa saja boleh" sahut Mira seolah olah tak merasa bersalah.
"Issss, kok gitu Mir, aku kan tadi nungguin angkotmu, kalau aku mau aku bisa aja ninggalin kau sendiri tadi nunggu angkot di halte, biar preman preman jalan itu gangguin" ucap Bayu.
"Ehemmmm" Lia berdehem
"Kenalin dong temennya Mir" ucap Lia, menggoda Mira. Karena ia sangat jarang melihat adiknya dekat dengan laki laki.
"Ohhh, ini kak Bayu satu kelasku, ini kak Lia, kakakku" ucap Mira memperkenalkan
"Kakak?" ucap Bayu heran
"Dia kakak kandungku"
"Ohhh, salam kak, saya Bayu teman satu kelas Mira" ucap Bayu menangkupkan kedua tangannya di dada, ketika mengetahui Lia adalah kakak kandung Mira.
"Iya, Lia, kakak Mira" ucap Lia tersenyum kepada Bayu.
"Kenapa nggak bilang tadi, kan aku malu" bisik Bayu.
Mira tak menanggapi, ia hanya diam saja.
Tepat di depan sekolah SMP Negeri 5, angkot kembali berhenti.
"Ayok naik" teriakk supir angkot. Sontak saja anak-anak sekolah SMP N 5, langsung menyerbu angkot tersebut, dengan sekejap angkot itu penuh oleh penumpang anak sekolah. Bahkan para penumpang di dalam Angkot sampai sampai harus desak desakan di dalam angkot tersebut. Tak hanya itu, atap angkot juga dipenuhi oleh para penumpang siswa laki laki, karena di dalam angkot sudah penuh dengan para penumpang perempuan. Angkot yang masuk ke kampung Indah dan sekitarnya memang tak banyak, bisa di hidung dengan jari jemari itulah sebabnya angkot yang masuk ke kampung Indah akan langsung di serbu oleh penumpang yang akan ke kampung Indah dan sekitarnya. Karena jika tidak, bisa ketinggalan angkot dan lama sampai rumah.
Bayu tampak merasa tak nyaman berada di dalam angkot ini, meski ini bukan pertama kalinya Bayu naik angkot, tapi ini pertama kalinya Bayu naik angkot yang kelihatannya kelebihan muatan seperti ini. Terlebih dialam angkot ini, sekarang hanya dirinya seoranglah yang berjenis kelamin laki laki, lainnya perempuan. Karena penumpang laki laki semuanya sudah naik ke atap angkot.
Sedang Mira, ia tetap dengan wajah datarnya, seolah olah tak terganggu dengan suasana di dalam angkot. Yang mana suasana di dalam angkot ini rasanya begitu menyiksa, ada yang bau kaus kakinya menyeruak menusuk hidung, dan ada juga yang bau keteknya seakan akan bau tabung gas bocor. Mungkin karena Mira sudah terbiasa dengan suasana seperti ini, suasana panas dan bau.
Selama di dalam angkot, mata orang orang tertuju kepada Mira dan Bayu. Sebab hanya seragam mereka berdua lah yang beda di dalam angkot itu. Seragam biru tua kotak kotak lengkap dengan jasnya, yang menambah kesan rapi dan mewah kepada mereka berdua. Sudah bukan rahasia umum lagi, kalau sekolah unggulan cempaka tempat Mira dan Bayu menuntut ilmu, adalah tempat sekolahnya anak anak pejabat daerah, orang kaya, dan juga orang orang pintar karena sebelum masuk harus melalui tahap seleksi dulu, berbeda dengan sekolah lain yang hanya melihat dari nilai ijazah saja.
"Pasti ini orang kaya" bisik anak perempuan dari sekolah SMP N 5 yang ada di samping Bayu, namun masih terdengar oleh Bayu, yang membuat Bayu semakin tak nyaman.
"Iya, udah jam segini masih wangi saja" sahut yang lainnya. Sontak membuat Bayu, mencium aroma dirinya sendiri.
"Mana mukanya ganteng lagi" sahut yang lainnya
"Udah itu pasti pintar, kan anak sekolah unggulan"
Bayu menoleh, kearah suara. Yang membuat penumpang perempuan dari sekolah itu tersipu malu.
"Liat, dia menoleh kita, mana tatapannya tajam banget" ucap wanita itu tatkala Bayu menoleh.
"Iya, hihihi" mereka cekikikan Pelan, sambil menutup mulut mereka dengan tangan.
"Pinggir bang " teriak Bayu.
Angkot pun langsung berhenti, tepat di depan rumah besar yang berjejer rapi.
"Ehh, Luan ya mir" ucap Bayu kepada Mira.
"Ohhh iya Bay"
Bayu pun turun tepat di depan rumah yang megah dan mewah, yang membuat semua penumpang di dalam angkot itu mengikuti langkah Bayu.
"Gilakkk, rumahnya besar banget may" ucap perempuan yang tadi membicarakan Bayu.
"Iya, wahhh mana udah ganteng"
"Suttt, itu temannya" ucap salah satunya, sambil menatap Mira. Melihat hal itu, Mira hanya tersenyum tipis.
"Emmmm, kak, boleh nanya?" Ucap salah satu siswa SMP N 5 yang tadi membicarakan Bayu kepada Mira.
"Nanyak apa?" Sahut Mira.
"Kalian satu kelas?" Sambung perempuan itu.
"Sama siapa?"
"Yang tadi?"
"Yang tadi manaya" ucap Mira pura pura tidak tahu.
"Sama yang tadi barusan turun"
"Ohhh, iya"
"Kalau boleh tahu namanya siapa ya?"
"Nama laki laki tadi?"
"Iya"
"Bayu, Bayu Bramantyo "
"Ohhhh, Bayu"
"Kenapa?"
"Nggak kak, btw kakak bukan pacarnya kan?"
"Nggak"
"Ohhh, makasih kak"
"MMM" Mira tersenyum.
Lia menoleh Mira, lalu tertawa, mungkin sedang mengejek perempuan yang tadi bertanya tentang Bayu.
"Pinggir bang" teriak Lia tepat didepan rumahnya. Setelah hampir 30 menit berada di dalam angkot, akhirnya mereka sampai juga.
"Ni bang kami berdua" ucap Lia
"Berdua sama siapa" tanya supir angkot
"Ini sama adekku" ucap Lia menunjuk Mira yang berdiri di sampingnya.
"Ohhh, dia nggak usah, sudah di bayar temannya tadi, yang turun di jalan besar tadi"
Mira dan Lia saling pandang.
Akhirnya Lia hanya membayar ongkos dirinya saja.
*****
"Cieeee, tinggi juga seleramu Mir, mana udah ganteng, baik, anak orang kaya lagi, dan pastinya ia pasti pintar kan" goda Lia kepada Mira
"Isss, biasa aja" sahut Mira, sambil menarik selimutnya.
"Btw, jacketnya tadi wangi nggak?" Ledek Lia
"Issss, kakakka, apaan sih. Dia itu cuman kasihan sama Mira karena tembus di sekolah nggak ada apa apa"
"Kasihan sampai beliin pembalut, pasti ada apa apa ya itu. Yang udah suami istri aja belum tentu suaminya mau beliin istrinya pembalut. ini buka siapa siapa, malah mau, apa dia nggak malu ya. Tadi gimana dia bilang ke warungnya pas beli pembalut?"
"Ihhh, kakakka, aku ngantuk, jangan di tanya lagi, aku mau tidur "
"Cie Bayu"
"Mira nggak denger"