S2 Selir Modern
Nessa yang berniat mencari hiburan, justru bertemu dengan seorang pria.
"Kenapa kau selalu mengikuti ku? Aku sudah menolong mu, pergilah!"
"Nona, izinkan aku untuk mengabdi padamu. Aku bisa bela diri ataupun menjadi pelayan mu nona!"
Bagaimanakah kisah cinta mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permaisuri
Erlan menatap manik istrinya, menunggu jawaban dari sang istri. Ketenangan nya langsung terganggu ketika mendengar kabar dari temannya yang sedang perjalanan bisnis di tempat negara yang dikunjungi oleh putrinya.
Hotel yang sama dengan Nessa, membuat Erlan mengatakan pada rekannya melihat putrinya yang menginap di sana. Tapi temannya justru tidak menemukan keberadaan putrinya, dan menunjukkan secara langsung bukti checkout Nessa.
"Bagaimana mungkin aku tau? Nessa lebih dekat dengan mu Erlan. Kau adalah cinta pertama nya, aku ini yang kedua." Jelas Shera, hal seperti ini kerap terjadi, hubungan romantis mereka tentu tidak aman-aman saja. Ada perdebatan yang menghampiri mereka, terlebih berkaitan dengan anak-anak mereka. Terlebih, setelah apa yang menimpa Nessa, membuat protektif Erlan semakin menjadi.
"Kalau kau masih tutup mulut aku bungkam kau selamanya! Katakan!" Dengan marah, Erlan menjawab panggilan dari salah satu bodyguard yang bersama putrinya.
"Maaf tuan, tapi memang Nona Nessa memutuskan untuk tidak menginap lagi di hotel." Ucapnya.
"Aku tau itu! Apa alasan putriku! Kenapa kau tidak mengatakan apapun padaku! Kau bosan hidup?"
"Maaf tuan, tapi...."
"Lihat, putrimu menelpon." Ucap Shera sambil memperlihatkan panggilan dari Nessa.
"Kita lanjutkan nanti!" Erlan mematikan panggilan dan beralih pada ponsel istrinya.
"Kenapa tidak menjawab panggilan Daddy."
"Daddy... Aku menelpon mommy karena ponsel Daddy sibuk."
"Daddy yang sibuk atau kau yang sibuk Nessa? Tidak ingin menjelaskan sesuatu?" Shera membiarkan suaminya mewawancarai putrinya itu.
Nessa menampilkan deretan giginya. Dia tau arah pembicaraan Daddy nya, tentu saja... Cepat atau lambat, Daddy nya juga tau.
"Daddy....."
"Katakan! Kau mulai berbohong pada Daddy Nessa?" Nessa menggeleng.
"Tidak Daddy, maksud ku.... Itu kan tidak terlalu penting."
"Tidak penting?" Sela Erlan dengan tatapan tajam nya. Nessa menelan ludah nya, ini pertama kali Nessa melihat tatapan mata itu.
"Maaf Daddy. Aku memilih apartemen, bagiku itu jauh lebih efektif." Jelas Nessa.
"Daddy memilihkan mu hotel terbaik sayang. Kenapa kau berpikiran untuk pindah ke apartemen?"
"Maaf Daddy, aku hanya ingin lebih bebas. Maksudnya... Mengatur diriku sendiri, biasanya aku selalu disediakan, dilayani oleh maid Daddy. Aku hanya ingin melihat kemampuan ku sendiri Daddy. Apa itu salah?" Jelas Nessa.
Erlan menarik napas nya, melihat raut wajah putrinya. "Kau tau kesalahan mu Nessa?" Tanya Erlan.
"Ya Daddy, aku tau. Aku tidak akan ulangi lagi." Jawab Nessa.
"Kau tau betapa khawatirnya Daddy?" Nessa mengangguk lemah.
"Apartemen mana kau berada princess?" Erlan mulai melunakkan suaranya.
"Aku akan kirimkan alamat nya Daddy."
"Daddy tunggu sampai jam 3 sore disini." Nessa mengerucutkan bibirnya, karena Daddy nya memberikan waktu kurang dari 3 menit.
Senyum Erlan merekah ketika melihat pesan dari putrinya. Nessa sudah mengirimkan alamat apartemen nya.
"Good princess."
"Daddy..."
"Apa?"
"Apa aku boleh minta sesuatu?" Erlan menaikkan alisnya mendengar pertanyaan putrinya.
"Apa princess?"
"Bisakah aku tidak menggunakan bodyguard selama liburan? Aku tau permintaan ku terdengar nya sulit bagi Daddy. Tapi Daddy.... Aku tidak memerlukan nya, maksudnya.. aku bisa menjaga diriku sendiri Daddy. Percayalah padaku Daddy." Pinta Nessa.
"Lupa perjanjian kita princess?"
"No Daddy, tapi aku sungguh baik-baik saja. Aku merasa tidak bebas diikuti kemanapun Daddy. Daddy percaya padaku, sungguh."
"Kalau tidak, begini saja. Daddy boleh meletakkan bodyguard untuk ku, tapi..... mereka pantau aku dari jauh saja. Bagaimana Daddy?"
"Baiklah, tidak ada bodyguard untuk mu..."
"Daddy yang terbaik!" Sela Nessa cepat.
"Jangan senang dulu... Daddy punya aturan sendiri untuk mu. Mengerti?"
"Aku mengerti, aku sayang Daddy! I love you Daddy! Bye!" Nessa mematikan panggilan nya dan senyum Erlan menyurut seiring dengan panggilan yang berakhir.
"Sudah merasa lega?" Tanya Shera pada suaminya. Terlihat Shera kembali dengan segelas es krim di tangannya.
"Erlan!" Pekik Shera ketika segelas es krim nya diambil oleh suaminya.
"Segar sekali."
"Itu punyaku, ambil sendiri di dapur." Ucap Shera dengan wajah cemberutnya.
"Masih marah?"
"Apanya?"
"Maafkan aku."
"Iya, aku sudah tau akhirnya."
"Jangan marah, aku merasa cemas sayang..."
"Dan aku tidak?"
"Sungguh maafkan aku." Shera menghela napasnya.
"Aku maafkan, tapi biarkan putri kita menikmati waktunya."
"Iya, dan sekarang... Biarkan aku menikmatinya es krim yang manis."
"Ambillah, aku akan ambil lagi...."
"Aku bilang es krim yang manis, bukan asam manis!"
"Erlan!" Tubuh Shera langsung melayang dan suaminya membawa tubuhnya ke ranjang untuk menuju puncak kenikmatan bersama.
****************
"Bagaimana nona? Mau yang ini? Atau yang ini?" Seorang wanita berambut boob memegang dua hanfu di tangannya.
"Aku ingin yang ini." Nessa memilih hanfu dengan warna ungu bercampur putih dan berhiaskan bunga-bunga putih.
"Baik nona, saya akan merias wajah nona dulu." Nessa menuju sebuah tempat dengan bangunan China dengan arsirektur masa lampau yang masih berdiri kokoh dan indah serta terdapat air terjun, yang tak jauh dari sana. Melihat orang-orang yang berfoto di sana dengan hanfu yang indah, Nessa jadi ingin.
Sedangkan Zain, dia menunggu di luar, mengamati bangunan yang ada di depannya.
"Zain!" Panggilan itu membuat Zain langsung menoleh, matanya tak lepas dari sosok yang ada di hadapannya.
'Permaisuri.'
Bersambung......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiah nya ya terimakasih banyak 🥰 🙏 🙏
bukan maksa tapi mohon /Chuckle/
ayo Zain semangat, mereka bukan keturunan matre tapi berprinsip jadi sentuh hati keluarganya dengan kesungguhan dan keteguhan hati mu
daku padamu Thor /Drool/
nuwun thor upnya