NovelToon NovelToon
Terjerat Pesona Gadis Berjilbab

Terjerat Pesona Gadis Berjilbab

Status: sedang berlangsung
Genre:BTS / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Amalia Shah

Kelanjutan dari cerita 'Dan Cinta itu Kamu'.
Jadi, sebelum baca yang ini, baca dulu cerita sebelumnya ya, 'Dan Cinta itu Kamu'.


Setelah empat tahun berusaha untuk melupakan perasaannya terhadap Khumaira, Yoongi kembali bertemu dengan seorang gadis berjilbab lagi. Pertemuan keduanya terjadi di rumah orangtua Yoongi.

Ternyata bukan hanya Yoongi yang menaruh hati pada Zeera. Jungkook yang saat itu tidak sengaja Bertemu dengan Zeera pun menaruh hati pada gadis tersebut.

Saat Yoongi dan Zeera mulai akrab, Tuhan kembali mempertemukan Yoongi dengan Khumaira dan juga Namira, anak dari Khumaira dan Rangga.
Ternyata Rangga sudah meninggal satu tahun yang lalu saat perjalanan dinas keluar kota. Saat itu usia Namira sudah tiga tahun.

Akankah cinta lama Yoongi kembali tumbuh?
Berhasilkah Jungkook mendapatkan cinta Zeera?

Lalu Husna dan Hobi, yah mereka juga saling jatuh cinta. namun tidak ada kendala

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amalia Shah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Korea, Aku Kembali

Jungkook menghindar, menghampiri member lain yang bersiap akan naik ke atas panggung. Yoongi mengerutkan keningnya, merasa heran dengan sikap Jungkook.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Setelah mendapat telpon dari Jungkook, Khumaira mencari Namira, kemudian memeluknya sambil menangis dan meminta maaf. Semua keluarga besar yang menyaksikan adegan itu tidak kuat menahan tangis.

Satu tahun kemudian

Khumaira mengutarakan niatnya pada sang ibu, bahwa dia akan kembali bekerja di Korea lagi. Dan kali ini, dia akan membawa sang ibu dan Namira pergi bersamanya.

"Terus perusahaan disini gimana ra?"

"Kan ada Ziya dan suaminya. Aku akan minta mereka untuk menghandle."

"Kenapa kamu mau kerja lagi disana?"

Khumaira menatap sang ibu. "Aku pengen suasana baru Bu. Kalau disini, bawaannya sedih terus kalau lagi sendiri."

Bu mira mengerti alasan sang anak. Meski sudah satu tahun berlalu, namun Khumaira masih saja suka menangis mengingat tentang kepergian sang suami.

Semenjak Kembali ke Indonesia, Khumaira dan Rangga merintis usaha baru di bidang jasa IT. Bukan perusahaan besar, hanya ada kurang lebih 20 karyawan/karyawati. Namun mampu bersaing dengan perusahaan IT lainnya di kota Bandung.

Namira sudah berusia empat tahun. Dia jadi anak yang cerdas. Di usianya yang baru memasuki taman kanak-kanak, tapi Namira sudah pandai membaca dan pandai berhitung. Itu tidak jauh dari peran Khumaira dan Rangga sebagai orangtua. Mereka mengajari sendiri Namira belajar sambil bermain.

Khumaira meminta izin juga dari orangtua Rangga untuk pergi ke Korea, dan menetap disana. Mereka keberatan, karena akan jauh dari menantu dan cucu kesayangan. Tapi Khumaira terus meyakinkan, bahwa setiap lebaran idul Fitri, mereka akan pulang ke Indonesia. Akhirnya orangtua Rangga luluh. Mereka mengikhlaskan Khumaira dan Namira pergi ke Korea.

"Andai saja Rangga masih ada, kamu nggak perlu pergi lagi ke Korea." Mamah Yudith menatap sedih sang menantu.

"Mamah jangan sedih donk, Aira jadi ikutan sedih."

Mamah Yudith tersenyum getir.

"Mamah hanya tinggal bersama papah, dan sekarang kamu dan Namira mau pergi, mamah pasti sangat kesepian walaupun kucing disini banyak." ucapnya terkekeh. Memangku kucing Angora berwarna abu.

"Omah tenang aja, Namira, mamah sama nenek pasti akan sering telpon nenek. Namira sayang omah." Namira memeluk erat mamah Yudith. Mamah Yudith menyeka ujung matanya.

"Namira nggak sayang opah?" Suara di ambang pintu masuk.

Semua menoleh, Namira melepas pelukannya dan berlari ke arah sang opah, papah Rully.

"Namira juga sayang opah. Opah jaga omah baik-baik ya. Nanti Namira pasti pulang lagi kok."

"Iya sayang." Papah Rully memegang kedua pipi chubby Namira.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Semua perlengkapan sudah siap. Khumaira menghubungi Jungkook.

"Benarkah? Kapan?"

"Besok malam kami terbang. Diperkirakan pagi sudah sampai disana."

"Kalau begitu, aku akan menjemput kalian."

"Tidak usah kook. Aku takut ada wartawan."

"Hmm kalau begitu, aku akan meminta supir untuk menjemput kalian saja. Bagaimana?"

"Baiklah. Maaf merepotkan mu."

"Tidak apa nuna. Sampai ketemu besok."

"Iya. Bye."

"Bye."

Sambungan telpon berakhir. Senyum Jungkook merekah, dia terus menatap layar handphonenya.

"Dasar gila."

"Yaak! Hyung! Tega sekali Hyung ini. Aku masih waras."

"Kalau waras, kenapa senyum-senyum sendiri, eoh?"

Jungkook terdiam, memperlihatkan deretan giginya pada Yoongi.

"Bener kan, gila!" Yoongi berlalu meninggalkan Jungkook sendiri di ruang makan.

"Kalau Hyung tahu, pasti juga akan sama sepertiku. Bahagia mendengar nuna akan kembali ke Korea." Gumam Jungkook.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Khumaira sudah menginjakkan kakinya kembali di bandara Incheon. Namira tidak berhenti berbicara mengenai kegembiraannya bisa pergi ke Korea. Meski baru berusia empat tahun, Namira tidak mengalami jet lag sama sekali, karena sebelumnya dia sering berpergian dengan pesawat bersama kedua orangtuanya.

Khumaira beserta ibunya dan juga Namira dijemput oleh supir Jungkook. Selama diperjalanan menuju rumah kontrakan yang dulu dia tempati, Khumaira mengajak sang supir berbincang.

Sampai di kontrakan, Khumaira dibantu supir Jungkook membawa barang-barang bawaan.

"Kalau dulu mamah tinggal disini, terus papah tinggal dimana?"

"Oh, papah tinggal disebelah kontrakan mamah, sayang."

"Kenapa nggak tinggal bareng aja sih?"

Pertanyaan polos Namira membuat Khumaira dan Bu Mira saling pandang.

"Sayang, dulu kan pas masih kerja disini, mamah sama papah belum nikah. Jadi nggak boleh tinggal bareng."

Namira hanya manggut-manggut. Kemudian dia menjelajah sendiri isi kontrakan sederhana itu.

Sang supir pamit pulang. Berkali-kali Khumaira dan Bu Mira mengucapkan terimakasih.

Ke esokan harinya. Khumaira, Bu Mira dan Namira pergi ke pusat perbelanjaan. Namira tiba-tiba meminta es krim. Sementara Khumaira dan Namira mengantri es krim, Bu Mira memilih duduk dibangku dekat kedai tersebut sambil sesekali bertukar kabar dengan besan di Indonesia.

Mata Namira tergoda dengan mainan yang ada di sebuah toko tidak jauh dari kedai es krim. Dia berjalan menghampiri toko tersebut. Karena saking ramainya antrian di kedai es krim itu, Khumaira sampai tidak tahu kalau Namira sudah tidak ada didekatnya.

Saat hendak memesan es krim, Khumaira baru tersadar kalau Namira tidak ada di dekatnya. Dia berjalan mendekati ibunya, mengatakan kalau Namira tidak ada. Keduanya kalang kabut. Berjalan, mengedarkan pandangan ke segala arah untuk mencari Namira.

Ditempat lain. Ternyata langkah Namira tidak hanya membawanya ke tempat mainan tadi. Dia terus saja melangkah menjelajahi pusat perbelanjaan sendirian. Hingga akhirnya dia tersadar, kalau dirinya terpisah dari mamah dan nenek nya. Namira terduduk dan menangis. Beberapa orang menghampiri, bertanya padanya. Tapi tidak ada yang ditanggapi oleh Namira, karena dia tidak bisa berbahasa Korea. Namira hanya bisa bahasa inggris.

Seseorang datang menghampirinya. Bertanya dengan menggunakan bahasa inggris yang dia bisa.

"Kau datang bersama siapa?" Pria itu duduk jongkok di hadapan Namira.

"Mamah dan nenek. Tapi aku terpisah dengan mereka, paman."

"Darimana asalmu?"

"Indonesia."

Deg!

Hati pria itu mencelos. Wajah Namira mengingatkannya pada seseorang yang pernah menghiasi masa lalunya. Dia beranjak dari duduknya. Hendak pergi. Namun lengannya di tahan Namira.

"Jangan tinggalkan aku, paman. Aku tahu paman orang yang baik. Temani aku mencari mamah dan nenek."

Sorot mata Namira kembali mengingatkan pria itu pada wanita di masa lalu nya. Pria itu menghela nafas.

"Baiklah. Ikut aku ke pusat informasi. Nanti petugas akan mengumumkan ciri-ciri mu. Siapa tahu mamah dan nenekmu mendengar informasi yang disampaikan oleh petugas."

Namira mengikuti pria itu ke ruangan petugas pusat informasi.

Dengan sigap, petugas mengumumkan anak hilang dengan ciri-ciri yang ada pada diri Namira. Mendengar pengumuman berita anak hilang, Khumaira dan Bu Mira berjalan cepat menuju ruangan pusat informasi.

Pintu terbuka, Khumaira menghampiri Namira dan memeluknya sambil menangis. Pria itu mematung. Matanya masih tertuju pada Khumaira dan Namira.

Khumaira melepaskan pelukannya.

"Maafin mamah ya sayang, mamah udah teledor." Khumaira menyeka airmata nya.

"Nggak apa-apa mamah. Untung ada paman ini." Namira memegang tangan pria yang telah menolongnya.

Khumaira menoleh. Dia sempat terdiam sejenak. Sorot mata pria dibalik masker itu sangat familiar baginya.

"Terimakasih sudah menolong anakku." Khumaira sedikit membungkuk kan badan.

"Lama tidak berjumpa, Aira."

Khumaira menatap heran. Namun sorot mata dan suara itu benar-benar tidak asing. Pria dihadapannya melepaskan masker.

"Yoon...." Khumaira menutup mulutnya.

Pria itu kembali memakai maskernya. Ya, pria itu adalah Yoongi. Dia tersenyum dibalik maskernya.

Ternyata Tuhan kembali mempertemukan dua insan itu. Si pria yang sangat mencintai wanita itu. Sedangkan si wanita, belum pernah mengatakan perasaan yang sebenarnya.

Flashback off

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!