NovelToon NovelToon
THE BIG FAMILIES

THE BIG FAMILIES

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Anak Kembar / Percintaan Konglomerat / Keluarga
Popularitas:7.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Maya Melinda Damayanty

Skuel ke dua Sang Pewaris dan sekuel ketiga Terra The Best Mother.

menceritakan keseruan seluruh keturunan Dougher Young, Pratama, Triatmodjo, Diablo bersaudara dan anak-anak lainnya.

kisah bagaimana keluarga kaya raya dan pebisnis nomor satu mendidik anak-anak mereka penuh kesederhanaan.

bagaimana kisah mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

RAJA AMPAT

Dua pesawat komersil milik salah pebisnis mendarat di bandara. Banyaknya pria dan wanita berpakaian serba hitam berjaga-jaga di sana.

Rombongan keluarga turun. Hari menjelang sore. Para bayi digendong oleh ayah dan ibu mereka. Sebagian digendong oleh para bodyguard.

Empat bus sedang menjemput, semua naik dan kendaraan itu melaju ke sebuah hotel dengan taraf internasional.

Manager hotel terkejut-kejut melihat satu hotel dibooking pebisnis kaya-raya tersebut.

Bangunan yang terdiri seratus villa dengan fasilitas terbaik telah penuh diborong oleh Andoro Dewangga.

"Kita harus memberi sambutan pada tamu istimewa kita!" ujar manager memberi perintah.

"Mereka sudah dalam perjalanan Tuan!" lapor ajudan manager.

"Astaga ... kenapa tidak ada penyambutan sama sekali!" teriak pria itu marah.

"Mereka tidak memberitahu kedatangan mereka Tuan!" ujar ajudan itu juga panik.

Manager hanya bisa menghela napas panjang. Akhirnya rombongan datang. Semua disambut oleh petugas hotel dengan memberikan minuman selamat datang.

"Singkirkan minuman itu!" perintah Virgou.

"Kami tidak haus!" lanjutnya dengan mimik menyeramkan.

Perjalanan lima jam yang melelahkan. Terlebih tadi ada sedikit turbulensi yang membuat anak-anak ketakutan.

"Sayang kita sudah mendarat kok," ujar Seruni pada Rinjani, putrinya yang berusia empat tahun.

"Baby nggak apa-apa kan?" tanya Azizah pada putranya Ryo.

"Mamap mama, ala-ala Yiyo doyan-doyan papal leban ugha itut doyan," ujar bayi sembilan bulan itu masih takut.

"Oh ... baby ... Mama maafin Ryo," Azizah mencium putra pertamanya.

Hanya Harun dan semua anak angkat Bart yang tak begitu merasakan turbulensi karena berada di pesawat lain.

"Bubulensi ipu pa'a syih?" tanya Arsyad.

"Sejenis sarapan pagi," celetuk Azha.

"Bubur yang dijual Mang Enzi ... jadi disingkat buburensi!" lanjutnya asal.

"Bukan itu baby!" sahut Ajis.

"Apa dong Kak?" tanya Harun ingin tau.

"Turbulensi adalah golakan massa udara yang bergerak secara tidak beraturan ke sembarang arah dan sering mengakibatkan goncangan selama penerbangan," jelas Ajis.

"Jadi seperti menembus awan atau adanya partikel udara yang terbentuk di langit dan pesawat tak bisa menghindarinya," lanjutnya.

"Peumana besyahwat pidat Pisa pelot?" tanya Dita dengan mata besar.

"Tidak bisa sayang," jawab Ajis.

"Wesawat atuh pampai puluan padhi!" sahut Angel pada Xierra.

"Ah ... teunapa pidat pita teusal puluan. Pa'a weswawat pidat pisa nebut?" tanya Meghan.

"Nggak bisa sayang," jawab Ajis lagi.

Semua masuk villa masing-masing yang telah dipesan. Ada satu paviliun paling besar di sana. Mereka ingin dibuat konsep keluarga. Bart, Bram, Kanya, Khasya dan Herman tinggal di paviliun besar itu. Sedang yang lain tinggal di paviliun kecil.

"Wah ... walut!" pekik Arsh menatap birunya laut.

"Jarak laut dari sini sekitar satu kilo tuan!" lapor Gomesh pada Virgou.

"Memang kami tidak diperbolehkan untuk membangun perumahan, karena ditakutkan dampak lingkungan," jelas manager hotel ketika ditanya.

"Kami tidak seperti propinsi lainnya yang berani membangun rumah atau cottage di dekat laut," lanjutnya.

"Tapi ada rumah makan atau apa?"

"Kami telah menyediakan gazebo untuk pada tamu menikmati keindahan laut. Banana boat dan paralayang. Untuk makanan kami siapkan dan langsung antar ke sana Tuan!" jelas staf hotel ramah.

Virgou mengangguk tanda mengerti, pihak hotel juga menyediakan alat tranportasi seperti mobil listrik untuk pergi menikmati pantai.

"Besok kita akan ke sana sambil piknik!" ujar Virgou.

"Baby!" Rosa berlari mengejar Bomesh, Sky dan Arfhan yang sudah berjalan keluar paviliun.

Semua orang menoleh. Tiga bocah itu memang berotak cerdik jika ingin lepas dari penjagaan bodyguard.

"Baby ... besok kan bisa!" keluh Rosa.

"Tinti ... kita mau es kelapa muda!" rengek Arfhan.

"Baby ... nanti ya. Kalian masih jet leg. Istirahat dulu ya!" perintah Gisel.

Tiga anak itu menurut. Usai makan siang. Mereka beristirahat. Beberapa pengawal menjaga ketat lokasi menginap. Tak ada satu wartawan yang berhasil mendapat berita kecuali foto-foto buram kedatangan keluarga pebisnis kaya-raya itu.

Darren memeluk istrinya erat. Tubuh Saf yang montok membuat pria itu bergairah. Diiringi debur ombak, sepasang suami-isteri itu mengayuh ombak cinta.

Satrio pun sama, pria muda itu juga menanam banyak bibit di rahim sang istri. Ia ingin perusuh di perut istrinya.

"Kalau belum dikasih juga gimana Mas?" tanya Adiba dengan napas memburu.

"Ya bikin terus sampai jadi," jawab Satrio lalu melabuhkan tanda cinta di dada istrinya.

Jika semua pasangan suami istri tengah bergulat asmara. Bart menatap bintang di langit di teras kamarnya.

"Hai Mai ... kau sudah bahagia di sana. Mudah-mudahan kita bertemu walau tidak berjodoh," gumamnya.

Bart yang menjelang seratus tahun usianya. Pria itu bukan tak bisa menikah lagi. Menduda di usia lima puluh tahun. Ketiga putranya masih remaja.

"Kau sangat menyayangi boy dulu. Kau bahkan tak segan memarahi Ben," lanjutnya.

Bart bukan tidak ada yang mau. Banyak pebisnis menawarkan perjodohan bisnis. Tetapi, kecantikan dan kelembutan mendiang istrinya tak mampu digantikan oleh siapapun.

"Maisya Elizabeth, aku merindukanmu," ujarnya lirih.

Beda Bart beda juga Remario. Pria berusia empat puluh sembilan tahun ini sedikit gelisah. Ia tak bisa memicingkan mata.

"Sayang!" pekiknya dengan peluh bercucuran.

Matanya memang tak terpejam. Tetapi ingatannya pada genangan darah sang istri yang tewas dan janin yang dipaksa keluar dari rahimnya.

"Sayang, maafkan aku tak bisa melindungimu waktu itu," ujarnya penuh penyesalan.

"Hachi!"

Remario mengusap peluh. Ia mendengar seseorang bersin di luar pintunya. Ia membuka pintu.

"Rosa?"

"Ah ... maaf Tuan. Apa saya membangunkan anda?" tanyanya. "Hachi!"

"Istirahat lah Rosa. Kamu sudah cukup lelah!" perintah Remario.

"Iya Tuan. Terima kasih atas perhatiannya," ujar gadis itu membungkuk hormat.

Remario menatap Rosa yang berjalan, seperti sempoyongan. Pria itu sedikit gusar. Walau dilatih seperti apapun. Tubuh wanita tentu berbeda dengan pria.

"Rosa!"

Romario sedikit berpekik ketika melihat tubuh Rosa menggelosor ke lantai.

"Rosa ... sadar!" ujarnya menepuk pipi gadis cantik itu.

"Michael!" pekiknya.

Sayang, rupanya hanya Rosa yang berjaga di dalam villa. Sedang yang lain berada di luar. Ia tak melihat Dian mengikuti Rosa. Kemungkinan gadis itu berjaga di tempat lain.

Remario mengangkat tubuh kecil pengawal cantik itu dan membawanya ke kamar.

Ia meletakkannya di ranjang. Memberinya wangi-wangian ke hidung gadis itu. Remario mencoba menelepon Dahlan.

"Ck! Mana mereka?!" dumalnya pelan.

Remario kembali menelpon Dahlan. Signal tiba-tiba terputus.

"Ah ... bangsat!" makinya.

Remario menatap kesal pada Rosa yang belum sadar. Ia tak berani membuka baju atau melonggarkan celana gadis itu.

"Ah ... pegawai hotel!" ujarnya semangat.

Pria itu berlari menuju resepsionis, ia mendapat dua petugas kebersihan wanita. Remario segera membawanya.

"Dia pingsan tolong buka baju dan longgarkan celananya!" perintah pria itu.

Tak lama Dahlan datang bersama Fio dan Dian. Mereka langsung membawa Rosa ke kamar perawatan.

"Huff!" ujar Remario duduk di ranjangnya.

Sekilas wajah Rosa membayang. Pria itu menggeleng kuat.

"Jangan jadi playboy Sanz!" dumalnya pada diri sendiri.

Bersambung.

Ah ... papa, jadi sama spasa ... sama othor aja ya 🤭

next?

1
nuraeinieni
onty zaa paling pintar di antara semua bayi;,,pintar ngeles waktu di suruh mamax baca alfatiha.
Neneng Sumiarsih
pinter'a si onty zaa ngeles/Facepalm//Facepalm/ jd ketawa kan kak may pas part terakhir.. mks kak up'a /Drool//Drool/
Bak Mis
emang best tuh onty zaa /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Masnhy Benu
bisa aje aunty zaa😁😁
Nur Lailla
baby zaa btul2 bossy bget
Aisyah Putri Angel
Onty baby Zaa bisa aja ngeles nya
evvylamora
jago ngelesnya nih Aunty Zaa /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
sella surya amanda
lanjut kak
nuraeinieni
wah wah baby bariana luar biasa.
aidernia_Novelia
oh namanya sarah ntu baby jadi salah deh 😅 bahasa bayi sih
aidernia_Novelia
kurangin kopi wuyuy biar sehat terus..
Dee
next thorrrr
Lilo Stitch
klu org uda tua emang kdg keras kepala uda balek lg ke tingkah anak kecil jd di maklumi ja
Lilo Stitch
*kami bukan kamu
Lilo Stitch
*pagi bukan lagi
Atik Marwati
aamiin...
semoga berjalan lancar ya baby cal...
Sugiharti Rusli
ah kang Calvin ternyata sama sholihnya yah dari Kean🥰🥰🥰
puji indari
lanjut
Forian Sari
semoga lancar acaranya babi.....♥️♥️♥️
Lina Maulina
setiap manusia punya pemikiran yg berbeda2
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!