"Mimpi Anak Desa"
Anggara Al-fikri, pemuda berbakat dari desa kecil di Malang, mendapat kesempatan emas untuk mewujudkan mimpinya menjadi pemain profesional. setelah mencuri perhatian pelatih selama seleksi di Borussia Dormound II, Angga berkembang pesat dengan bantuan sistem misterius yang meningkatkan kemampuan fisik dan teknik yang diatas rata-rata. di tengah persaingan ketat dan berbagai tantangan, Angga memimpin timnya juara liga remaja jerman dan mencatak prestasi luar biasa, namun perjalanan Angga masih baru dimulai, karena ia kini harus membuktikan kemampuanya dipanggung yang lebih besar_liga profesioanal.
"mimpi anak desa" adalah kisah perjuangan seorang remaja Indonesia dalam meraih kejayaan didunia sepak bola internasional.
novel ini tidak menganut jadwal dan regulasi liga eropa secara menyeluruh, demi perkembangan jalan cerita, jadi mohon dimengerti bila ada jadwal melenceng jauh, seperti liga champion, piala AFF, dan kualifikasi piala dunia 😂🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pria_Misterius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Meningkatkan Kemampuan
................
Malam ini keluarga nya menelpon, dan menanyakan kabar dari sang buah hati, adik nya yang bernama Lina mengucapkan selamat ulang tahun ke-16 kepada kakak nya. Angga hanya diam dan berlinang air mata karena di hari bahagia ini dia merayakan nya tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang bisa makan bersama keluarga nya.
Tapi ia dengan gembira mengabarkan bahwa ia sudah beradaptasi dengan sepak bola di sini, dan dia menceritakan banyak teman-teman dekat nya yang terus memberikan support.
Keluarga nya sangat bahagia mendengarnya, sang ibu hanya berharap agar Angga bisa terus sehat dan bisa mengejar mimpi nya. Sang ayah tidak banyak berucap tapi di dalam hatinya selalu mendo'akan agar anak nya agar sukses.
Sejak bergabung dengan Borussia Dortmund II, kehidupan Angga berubah secara dratis, Angga tidak perlu lagi terbebani masalah uang, karena setiap minggu club akan memberikan uang saku kepada peserta pelatihan.
Meskipun tidak banyak, tapi masih bisa di pakai oleh Angga membayar sewa kamar dan makan setiap hari. Karena sebelum menandatangani kontrak resmi, para peserta tidak diberikan mess untuk menginap, jadi mereka harus mencari penginapan sendiri.
Saat itu, pendaftaran sebenarnya sudah di tutup jauh sebelum angga tiba di Jerman, dan pelatihan sudah berjalan satu bulan. Namun, karena Jacob secara pribadi memberikan rekomendasi, Angga diberi kesempatan langka ini. Bagi para pemain muda yang lolos seleksi, mereka akan menandatangani kontrak pemain muda dengan club dan berlaga di liga remaja Jerman. Mereka yang menunjukkan performa gemilang akan direkomendasikan untuk naik ke U-17 Borussia Dortmund, yang berlaga di liga 3 Jerman, dan ketika performa mereka semakin meningkat, mereka akan menandatangani kontrak sebagai pemain profesional dan masuk ke dalam squad Borussia Dortmund yang berlaga di Bundes Liga.
Angga selalu menyadari betapa berharganya kesempatan ini, ia harus bekerja keras, karena banyak dari peserta lainnya yang sudah beradaptasi dengan ritme latihan. Namun, berkat bantuan sistem yang ia miliki, Angga mulai mengejar ketinggalannya dengan cepat.
...............
Setiap hari, pelatihan fisik dan teknik selalu menjadi bagian dari rutinitas yang menguras tenaga. Namun, Angga justru semakin menikmati setiap sesi. Apalagi, setiap misi dari sistem memberikan tantangan yang membuatnya terus berkembang. Sudah banyak misi yang ia selesaikan dalam dua bulan ini, seperti membuat hat-trick dalam latihan, menjadi pelari tercepat, hingga berhasil melakukan dribbling tanpa kehilangan bola selama sesi latihan.
"sudah berapa misi yang selesai, ya." pikir Angga suatu sore setelah latihan selesai, ia membuka sistem yang hanya bisa dilihat nya sendiri.
Nama : Anggara Al-fiksi
Umur : 16 tahun
Tinggi : 170 cm
Berat : 70 kg
Kecakapan kaki kiri/kanan : 50/100
Atribut teknik
Passing :53
Shooting : 60
Dribbling : 51
Shot accuracy : 54+10
Heading : 40
Atribut fisik
Kekuatan : 67
Kecepatan : 68+10
Stamina : 63
Serangan : 50
Inventori :
Skill yang dimiliki
- Dribble ala Ronaldinho : kemampuan mengelabuhi lawan, dengan dribble cepat dan teknik luar biasa.
- Kecepatan ala Thierry Henry : berlari cepat saat transisi dari bertahan ke menyerang.
- Tembakan jauh ala Frank Lampard : ketepatan dalam menembak dari luar kotak pinalti.
- Visi permainan ala Inzaghi : kemampuan membaca permainan dan mencari posisi ideal di dalam kotak pinalti.
Angga tersenyum puas, berkat bantuan sistem. kini ia berada dia atas rata-rata para pemain lainnya. Meski begitu, ia tetap rendah hati dan fokus untuk terus mengasah kemampuannya.
......................
Setelah sesi latihan selesai, seperti biasa, Angga menghampiri pelatih Roger untuk meminta izin menggunakan gym club.
"Pak Roger, apakah saya boleh menggunakan gym lagi hari ini?" tanyanya sambil mengatur nafas setelah latihan berat.
Pelatih Roger menatap Angga sejenak, kemudian mengangguk. " Tentu saja, Angga. Aku lihat perkembangan fisikmu luar biasa selama dua bulan terakhir, teruskan usahamu, ototmu sudah mulai terbentuk dengan baik.
Angga tersenyum, " terima kasih, pak. Saya akan bekerja keras."
Pelatih Roger, yang biasanya keras dan tegas memberikan senyuman tipis. "jangan terlalu keras pada diri sendiri, Angga. Kau masih muda, tapi semangatmu itu yang luar biasa, jaga kondisi tubuhmu dan jangan sampai cedera."
Angga mengangguk paham, lalu bergegas ke tempat gym. Setiap kali ia di sana, ia memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk memperkuat otot dan daya tahan tubuh nya hal ini sangat penting. Terutama saat bersaing di sepak bola Eropa yang penih dengan pemain berpostur besar dan berotot.
Di gym, ia selalu merasa nyaman, kadang-kadang ia menghabiskan waktu berjam-jam di sana, memperkuat tubuhnya yang jauh lebih bugar.
.........
Setiap minggu berlalu, Angga semakin menguasai setiap latihan yang diberikan oleh pelatih. Bahkan, diberi beberapa kesempatan, ia mulai menjadi pusat perhatian di antara pemain lain. Salah satu misi yang ia selesaikan adalah menjadi pemain tercepat dalam latihan sprint, dan hasilnya membuat pelatih Roger terkagum-kagum.
Suatu hari setelah sesi latihan sprint, pelatih Roger mendekatinya.
"Angga, aku harus bilang, kecepatanmu di lapangan luar biasa, aku melihat ada gaya berlari seperti Henry disana."
Angga tertawa kecil, menyembunyikan fakta bahwa ia memang memiliki skill kecepatan dari Thierry Henry berkat sistem. "Terima kasih, pak. Saya hanya berusah terbaik."
Roger menatap Angga dalam-dalam. " aku rasa kau tahu, tapi kecepatanmu aset yang sangat penting, jangan sampai hilang. Tapi ingat juga, dalam sepak bola, tidak hanya soal fisik dan kecepatan, kau harus mengasah visi permainanmu dan cara mengatur tempo.
Angga mengangguk, " ya, pak. Saya akan terus bekerja untuk meningkatkan semuanya."
"Bagus, besok kita adakan mink-tournament antar tim, ini kesempatan bagus untuk melihat sejauh mana kau berkembang, aku ingin melihatmu tampil di sana."
.........
Esok harinya, mini-tournament di mulai. Angga ditempatkan di posisi striker, posisi yang ia sukai, turnamen ini adalah kesempatan bagi pemain muda untuk menunjukkan performa terbaik mereka, dan bagi Angga sendiri, ini adalah panggung untuk membuktikan bahwa ia layak untuk menjadi bagian dari pemain Borussia Dortmund II.
Pertandingan berjalan sengit, tapi berkat bantuan sistem dan kemampuannya yang semakin terasah, Angga mencetak dua gol dan memberikan satu assist dalam pertandingan ini. Para pemain lain nampak mulai memperhatikan kemampuannya yang terus berkembang, bahkan pelatih Roger yang biasanya tenang, tampak puas dengan melihat pemainan Angga.
Di ruang ganti setelah turnamen. Sven, menghampirinya lagi. "luar biasa, Angga! Kamu bermain hebat hari ini, dua gol dan satu assit, pelatih pasti semakin memperhatikanmu sekarang."
Angga tersenyum, mengelap keringatnya dengan handuk. "aku hanya berusaha melakukan yang terbaik, Sven. Semua orang di sini juga hebat."
Sven, menepuk bahunya. "kamu tidak hanya melakukan yang terbaik, kamu sedang dalam jalur untuk pemain bintang, Angga. Teruslah begini."
Ucapan Sven membuat Angga semakin termotivasi. Dia tahu, dengan bantuan sistem, dan kerja kerasnya, ia sedang berada di jalur yang tepat untuk meraih impiannya menjadi pemain sepak bola profesional. Meskipun masih ada dua bulan tersisa, dalam pelatihan ini, Angga semakin yakin bahwa ia bisa lolos seleksi.
...****************...
Bersambung
Sampai jumpa di bab selanjutnya para warga...
tetap dukung timnas kesayangan kita