Kisah cinta si kembar Winda dan Windi. Mereka sempat mengidamkan pria yang sama. Namun ternyata orang yang mereka idamkan lebih memilih Windi.
Mengetahui Kakanya juga menyukai orang yang sama dengannya, Windi pun mengalah. Ia tidak mau menerima lelaki tersebut karena tidak ingin menyakiti hati kakaknya. Pada akhirnya Winda dan Windi pun tidak berjodoh dengan pria tersebut.
Suatu saat mereka bertemu dengan jodoh masing-masing. Windi menemukan jodohnya terlebih dahulu dibandingkan Kakaknya. Kemudian Winda berjodoh dengan seorang duda yang sempat ia tolak lamarannya.
Pada akhirnya keduanya menjalani kehidupan yang bahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gagal
Satu bulan kemudian.
Hilang sudah harapan keluarga Javier untuk melihat hari bahagia Javier bersama Kirana. Saat Javier dibawa berobat ke Singapura. kurang lebih dua minggu ia di sana, Kirana membatalkan pertunangannya dengan Javier. Alasannya karena Kirana tidak sanggup jika harus merawat Javier yang pada saat itu masih belum bisa berjalan normal dan kepalanya masih sering sakit akibat kecelakaan yang dialaminya. Hal tersebut membuat Javier sering mengamuk. Mau tidak mau orang tua Javier pun pasrah dengan keputusan Kirana. Ibu Kira tidak bisa membujuk anaknya lantaran ia juga tidak ingin melihat anaknya kesusahan mengurus Javier. Javier tentu sangat tidak keberatan dengan keputusan Kirana. Karena mungkin itu yang terbaik untuknya. Akhirnya semua persiapan hanya tinggal kenangan. Undangan yang sudah jadi hanya menjadi sampah. Untungnya undangan itu belum sempat disebarkan. Baju pernikahan, baju resepsi, pelaminan, dekorasi, hotel dan catering semuanya dibatalkan. Tentu saja dalam hal ini pihak Javier yang rugi. Karena semuanya Javier yang menanggungnya. tidak peduli dengan semua itu. Ia hanya bisa meratapi dirinya yang tidak sekuat kala itu.
Padahal sebenarnya, Kirana bukan hanya tidak ingin merawat Javier. Ia juga tidak mau hidup susah. Saat Javier sakit, semua urusan perusahaan dipegang oleh suami Kanzha. Ia menyangka Javier tidak akan menjadi sekaya dan berkuasa seperti sebelumnya. Karena ia sudah tidak bekerja dan hidup di bawah ketiak orang tua dan iparnya.
Flash back on
Saat Kirana menjaga di rumah sakit, ia mengatakan sesuatu dengan jelas dan dapat didengar oleh Javier di dalam alam bawah sadarnya.
"Maafkan aku, aku mungkin tidak akan bisa melanjutkan hubungan kita. Kamu sudah tidak berdaya, mana mungkin aku bisa pura-pura mau menerimamu. Bahkan mungkin kamu sudah tidak bisa memberiku apa-apa lagi. Jadi jangan salahkan aku, jika nantinya pernikahan kita batal."
Javier ingin sekali membalas ucapan Kirana. Namun ia tidak bisa. Bahkan untuk menggerakkan jarinya pun ia tak kuasa.
Flash back off
Hari ini Javier pulang dari Singapura. Ia masih menggunakan kursi roda karena kakinya belum memungkinkan untuk naik dan turun tangga. Khanza dan suaminya yang menjemputnya ke rumah sakit. Selama satu minggu terakhir, Javier hanya bersama dengan Tomi di apartemen. Setiap hari, Tomi mengantarkan Javier ke rumah sakit untuk terapi dan latihan berjalan.
Saat ini mereka baru turun dari pesawat.
"Bos kita sudah di Indonesia. Sebenarnya kita pergi nggak jauh-jauh amat sih, Bos. Singapura mah deket hidung. Tapi ini karena bos selalu diam di apartemen jadi berasa dipenjara gitu." Ujar Tomi seraya mendorong kursi roda Javier.
Javier tidak menjawab. Ia hanya memandang ke depan.
Mereka melanjutkan perjalanan pulang ke rumah.Babah dan Ummah sangat senang melihat putranya kembali pulang. Meski Javier tidak sepenuhnya pulih, namun harapan mereka melihat Javier kembali normal sangat besar.
"Selamat datang putraku. Ummah sudah membuatkan makanan kesukaanmu. Ayo makan. "
Javier hanya mengangguk dan tersenyum. Ia mapun makan masakan Ummah dengan lahap. Sebenarnya ada rasa bersalah dalam hatinya karena sudah memupuskan harapan orang tuanya untuk melihatnya menikah dan berkeluarga.
"Ummah, babah, maafkan aku."
"Maaf untuk apa?"
"Aku belum bisa memenuhi keinginan kalian."
"Ya Allah... Javier. Kami tidak apa-apa. Yang terpenting bagi kami adalah kesembuhanmu. Setelah kamu sembuh, kamu pasti bisa bangkit dan mencari calon istri yang lebih dari Kirana. Bukan begitu?"
"Hem... insyaallah."
"Iya, Javier kamu pasti bisa bangkit. Nanti kalau perlu aku carikan calon istri yang lebih segalanya dari Kirana." Sahut Khanza.
"Eh... tidak perlu. Aku masih ingin sendiri."
Sahut Javier.
Tiba-tiba Javier ingat pada sosok perempuan yang hadir di dalam alam bawah sadarnya. Perempuan yang membuatnya terbangun dari komanya selama 10 hari. Tidak terasa ia pun menyunggingkan senyumnya.
-
Kembali ke Windi
Selama satu bulan ini Windi sibuk dengan projek barunya. Winda usahanya sudah mulai berjalan sejak dua minggu yang lalu.
Satu minggu yang lalu Windi sudah meminta maaf kepada Reno. Mereka bertemu di salah satu acara. Dan Windi tidak ingin membuang kesempatan itu untuk meminta maaf. Reno tidak menyangka jika Winda menyukainya. Reno memaklumi tindakan Windi. Akhirnya Reno sudah bisa mengambil sebuah keputusan besar dalam hidupnya.
Hari ini Winda ada job di acara pertunangan. Ia turun langsung untuk mengkoordinir anak buahnya memasang dekorasi mini untuk engagement. Pihak perempuan yang memesan paket engagement dengan tema rustic. Windi membantu Winda mendesain nama untuk dipasang di dekor. Windi juga ikut menemani Winda ke lokasi karena memang sedang libur kerja. Tempat lokasi di daerah perbatasan Surabaya-Gresik. Mereka naik mobil ke sana.
Saat nama kedua calon dipasang, Windi baru ngeh dengan nama calon pria.
"Mbak aku baru sadar kalau nama calon pria yang tunangan ini Reno. Kok kebetulan sekali ya Mbak?"
"Ah iya, kamu benar sekali, dek. Tapi yang namanya Reno bukan satu saja kan?"
"Hehe, iya lah. Ehem, ngomong-ngomong Mbak masih suka sama, Kak Reno?"
"Udah nggak kok. Aku sudah nggak mikirin tentang itu. Aku sudah sibuk memikirkan bisnisku saat ini."
Setelah selesai memasang dekorasi dan lain-lain, mereka diberi konsumsi oleh tuan rumah.
Setelah itu mereka pamit pulang. Besok mereka akan kembali untuk membongkar dekorasi.
Keesokan harinya.
Anak buah Winda sudah berada di lokasi untuk membongkar dekorasi. Winda tidak ikut serta karena ia ada pekerjaan lain di Galery. Windi ikut ke Galery menemani Winda. Windi banyak membantu dalam bisnis yang dikerjakan Winda. Windi yang mendesain dekorasi dan contoh undangan.
Saat mereka tengah asik ngobrol, Tiba-tiba Jeje yang baru saja datang membeli makanan siang membuat kehebohan di galery.
"Hei hei hei...ada gosip hangat nih."
"Jeje, datang-datang bukannya ucap salam malah bikin heboh!" Tegur Windi.
"Aduh Win maaf lupa soalnya ini berita hangat bahkan panas."
"Berita apaan sih, Je?" Tanya Mila.
"Kak Reno... Kak Reno asisten dosen yang sering masuk kelasnya kita lho, Winda. Ke kelasmu juga masuk kan, Windi?"
"Iya, kenapa?"
"Ternyata sudah tunangan kemarin. Ini fotonya!"
Jeje menunjukkan foto dari salah satu instagram temannya.
"Lho iya. Ini Kak Reno." Sahut Mila.
Mila dan Jeje tidak tahu menahu masalah Winda, Windi dan Reno.
Winda dan Windi saling melirik.
"Owalah, aku baru sadar. Jadi benar ini Mbak, yang pakai dekor kemarin itu berarti calonnya Kak Reno. Iya kan?"
"Ah iya, kamu benar dek."
"Syukurlah kalau Kak Reno sudah menemukan yang terbaik. Perempuannya cantik kok." Sahut Windi.
"Iya, kita juga ikut senang." Ujar Mila.
"Ah, aku kapan? " Ujar Jeje.
"Kapan-kapan." Sahut Windi dan Mila bersamaan.
Sebenarnya ada sedikit rasa yang aneh di hati Winda. Namun ia menghempasnya dengan pikiran positif.
Bersambung....
...****************...
Tar nyesel lho kalau ditikung pria lain
Anak sama ibu sudah kasih lampu hijau
Ayo onty mimi bu dosen baru besuk Khaira ke rumah sakit, ajak bunda winda to menemani 😁😁😊