NovelToon NovelToon
Cahaya Di Balik Gunung

Cahaya Di Balik Gunung

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Reinkarnasi / Romansa / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:920
Nilai: 5
Nama Author: Ihsan Fadil

Raka adalah seorang pemuda biasa yang bermimpi menemukan arti hidup dan cinta sejati. Namun, perjalanan hidupnya berbelok saat ia bertemu dengan sebuah dunia tersembunyi di balik mitos dan legenda di Indonesia. Di sebuah perjalanan ke sebuah desa terpencil di lereng gunung, ia bertemu dengan Amara, perempuan misterius dengan mata yang seakan memiliki segudang rahasia.

Di balik keindahan alam yang memukau, Raka menyadari bahwa dirinya telah terperangkap dalam konflik antara dunia nyata dan kekuatan supranatural yang melingkupi legenda Indonesia—tentang kekuatan harta karun kuno, jimat, serta takhayul yang selama ini dianggap mitos.

Dalam perjalanan ini, Raka harus menghadapi berbagai rintangan, termasuk rasa cintanya yang tumbuh untuk Amara, sembari berjuang mengungkap kebenaran yang tersembunyi di balik cerita rakyat dan keajaiban yang mengikat mereka berdua. Akan tetapi, tidak semua yang bersembunyi bisa dipercaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ihsan Fadil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4: Pertemuan dengan Amara

---

Langit Fajar dan Sebuah Janji

Raka terbangun dengan mata yang masih berat. Semalam adalah malam terpanjang yang pernah ia jalani sejak petualangan ini dimulai. Pertemuan dengan Arjuna membawa banyak pertanyaan, namun tak ada jawaban pasti. Ia menoleh ke arah Amara, yang tengah duduk di dekat api yang sudah hampir padam. Cahaya matahari pagi perlahan-lahan menembus dedaunan, menyelimuti wajah Amara dengan rona lembut.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Raka sambil menghampiri.

Amara mendongak, menatapnya dengan mata yang masih dipenuhi keraguan. "Aku memikirkan apa yang Arjuna katakan tadi malam. Jika semua ini benar, kita tidak hanya mencari simbol-simbol pada peta itu, Raka. Kita sedang masuk ke dalam perangkap yang jauh lebih besar."

Raka mengangguk, mengerti kekhawatiran Amara. "Kita tidak punya pilihan selain melanjutkan. Jika benar ini terkait dengan masa lalu dan kekuatan kuno, kita harus tahu apa yang sebenarnya terjadi."

Amara terdiam sejenak. "Tapi... bagaimana jika kita salah? Bagaimana jika kita hanya akan membahayakan diri kita sendiri?"

Raka menepuk pundak Amara pelan. "Kita tidak tahu sampai mencobanya. Lagipula, kau tidak sendirian. Kita akan melewati semua ini bersama."

---

Arjuna dan Kunci Rahasia

Tak lama setelah mereka bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan, Arjuna muncul dari balik pepohonan. Ia membawa sesuatu di tangannya—sebuah gulungan kertas tua yang terlihat rapuh.

"Ini adalah peta asli," ujar Arjuna tanpa basa-basi. "Peta yang kalian miliki hanyalah salinan. Banyak detail penting yang hilang darinya."

Raka mengernyit. "Dari mana kau mendapatkan ini?"

Arjuna menatapnya tajam. "Ada hal-hal yang lebih baik tidak kalian ketahui sekarang. Fokuslah pada apa yang harus kalian temukan."

Ia membuka gulungan itu dan menunjukkan sebuah simbol besar di bagian tengahnya—lambang matahari yang bersinar, dikelilingi oleh lingkaran dan garis-garis aneh. "Ini adalah kunci pertama. Kalian harus menemukannya sebelum malam ini berakhir. Jika tidak, jalur berikutnya akan tertutup selamanya."

Amara menatap simbol itu dengan bingung. "Apa maksudnya? Apakah ini semacam teka-teki?"

Arjuna mengangguk. "Betul. Ini bukan hanya perjalanan fisik, tapi juga ujian untuk pikiran dan keberanian kalian. Setiap langkah akan membawa kalian lebih dekat ke kebenaran, atau semakin jauh ke dalam bahaya."

---

Perjalanan ke Desa Hilang

Setelah menerima petunjuk dari Arjuna, Raka dan Amara segera melanjutkan perjalanan mereka. Mereka harus mencapai desa kecil di lereng gunung sebelum matahari terbenam. Desa itu, menurut Arjuna, adalah tempat di mana mereka bisa menemukan kunci pertama. Namun, jalan menuju ke sana tidaklah mudah.

Hutan yang mereka lewati semakin lebat, dengan pohon-pohon tua yang menjulang tinggi dan akar-akar besar yang menjalar di mana-mana. Suara burung dan binatang liar sesekali terdengar, menambah kesan mencekam di sekitarnya.

"Apa kau yakin ini jalannya?" tanya Amara, suaranya sedikit gemetar.

Raka mengangguk sambil memperhatikan peta di tangannya. "Ya, kita hampir sampai. Menurut peta, desa itu seharusnya ada di balik bukit ini."

Namun, sebelum mereka bisa melangkah lebih jauh, suara gemerisik terdengar dari semak-semak di depan mereka. Raka langsung menarik Amara ke belakang, melindunginya dari potensi bahaya.

Dari balik semak, muncul seekor macan kumbang besar. Mata binatang itu bersinar tajam, menatap mereka dengan penuh kewaspadaan.

"Jangan bergerak," bisik Raka.

Amara menahan napas, sementara macan kumbang itu mendekat dengan langkah perlahan. Suasana menjadi sangat tegang, hingga akhirnya suara keras terdengar dari arah lain—sebuah pohon tumbang. Macan kumbang itu terkejut, lalu melarikan diri ke dalam hutan.

"Astaga..." Amara menghela napas lega. "Aku pikir kita akan jadi santapan malamnya."

Raka tersenyum kecil, meskipun jantungnya masih berdebar kencang. "Kita beruntung kali ini. Tapi kita harus lebih berhati-hati."

---

Desa yang Tersembunyi

Ketika mereka akhirnya mencapai desa yang dimaksud, suasana di sana terasa aneh. Desa itu tampak sepi, seperti telah ditinggalkan oleh penduduknya. Rumah-rumah tua berdiri dengan kondisi yang memprihatinkan, sebagian besar sudah ditumbuhi tanaman liar.

"Apakah kita terlambat?" Amara bertanya dengan nada cemas.

Raka menggeleng. "Tidak. Arjuna bilang kunci itu ada di sini. Kita hanya perlu menemukannya."

Mereka mulai menjelajahi desa, mencari petunjuk apa pun yang bisa mengarahkan mereka ke kunci yang dimaksud. Di salah satu rumah, mereka menemukan sebuah simbol yang sama dengan yang ada di peta—lambang matahari. Simbol itu terukir di atas pintu kayu yang sudah lapuk.

"Ini dia," kata Raka sambil membuka pintu itu.

Di dalam, mereka menemukan sebuah ruangan kecil dengan dinding yang dipenuhi ukiran-ukiran kuno. Di tengah ruangan, terdapat sebuah patung kecil berbentuk matahari dengan sinar yang memancar ke segala arah.

"Ini pasti kuncinya," ujar Amara dengan nada yakin.

Namun, sebelum mereka bisa mendekat, suara langkah kaki terdengar dari luar. Mereka langsung bersembunyi di balik dinding, mengintip untuk melihat siapa yang datang.

Dua pria berpakaian hitam masuk ke dalam ruangan, wajah mereka tertutup oleh topeng. Salah satu dari mereka mengambil patung itu dan memasukkannya ke dalam tas.

"Kita harus menghentikan mereka," bisik Raka.

Amara mengangguk, meskipun wajahnya terlihat tegang. Mereka berdua melangkah keluar dari tempat persembunyian mereka, siap menghadapi para pencuri itu.

---

Pertarungan di Desa Sunyi

Pertarungan pun tak terelakkan. Raka menggunakan tongkat kayu yang ia temukan di dekatnya untuk melawan salah satu pria, sementara Amara mencoba merebut tas yang berisi patung tersebut. Meski tidak terlatih untuk bertarung, mereka menunjukkan keberanian yang luar biasa.

Namun, para pencuri itu bukan lawan yang mudah. Mereka bergerak dengan cepat dan penuh perhitungan, membuat Raka dan Amara kewalahan. Saat Raka hampir kehilangan kendali, sebuah suara keras terdengar—suara senapan.

Arjuna muncul di ambang pintu, menodongkan senapan ke arah para pencuri. "Lepaskan patung itu, atau kalian tidak akan keluar dari sini hidup-hidup."

Para pencuri itu terpaksa menyerah. Mereka meletakkan tas yang berisi patung itu di lantai, lalu melarikan diri ke dalam kegelapan.

Raka dan Amara menghela napas lega, meskipun tubuh mereka terasa lelah. Arjuna mengambil tas itu dan memberikannya kepada mereka.

"Ini baru awal," katanya. "Kalian harus bersiap untuk tantangan yang lebih besar."

---

Akhir Bab 4

Malam itu, di tengah desa yang sunyi, Raka dan Amara merenungi apa yang baru saja terjadi. Mereka tahu bahwa perjalanan ini bukan sekadar mencari simbol atau harta karun. Ini adalah perjalanan untuk menemukan kebenaran tentang dunia mereka—dan mungkin juga tentang diri mereka sendiri.

Bagian ini menciptakan ketegangan dan aksi yang semakin dalam, sekaligus menambah elemen misteri untuk melanjutkan cerita ke bab berikutnya. Apakah sesuai dengan ekspektasi Anda?

1
anggita
sip⭐ lah
anggita
👍👍👌👌..,,
anggita
😱.. wouu 🐉👹
anggita
like👍iklan ☝☝. moga novelnya lancar.
Ihsan Fadil: aamiin makasih
total 1 replies
anggita
novelnya cukup menarik. mungkin sering promosi aja biar pembacanya bertambah👏.
anggita
Raka.. Amara,, 😘
Leni Martina
semangat Thor,baca dulu ya
Ihsan Fadil: oke semangT
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!