Tujuh tahun lalu saat masih duduk di Universitas Viona Natasya menyukai seorang pria.
Dia pria itu Bernard Antonius, pria yang dianggap keluarganya sendiri seperti sampah.
Pria bertato yang tidak dicintai keluarganya. Viona selalu diam-diam memperhatikan dari jauh.
Saat itu usia Viona baru tujuh belas tahun. Dan Bernard berusia dua puluh enam tahun.
Dan sekarang dia bertemu kembali dengan pria itu, dan menjadi suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Kata 'suamiku' sangat berpengaruh.
Semua orang yang berada dalam cafe tidak percaya melihat Bernard bisa memukul orang.
Selama ini yang mereka tahu Bernard adalah seorang pengecut, dan tidak pernah menghajar orang.
Memang pengaruh wanita dalam kehidupan seorang pria bisa membuat kepribadiannya berubah.
Apalagi menyangkut masalah asmara, jangan kau sentuh milikku! Pasti Itu yang ada dalam pikiran seorang pria bila ada yang mencoba mendekati belahan jiwa nya.
Ternyata Bernard bisa menunjukkan sisi tersebut.
Melihat Darius di tinju Bernard, Viona cepat-cepat berlari menghalangi Bernard untuk bertindak lebih jauh.
"Ayo kita pulang suamiku!" kata Viona memegang tangan Bernard, " Jangan pedulikan dia, ayo!"
Wajah Bernard yang sangat gelap, perlahan kembali normal mendengar Viona memanggil dirinya dengan kata 'suamiku'.
Satu kata itu sangat berpengaruh juga ternyata, Bernard langsung luluh dan berubah.
Di dalam hati Bernard sangat bahagia mendengar Viona akhirnya memanggilnya dengan sebutan 'suami' lagi.
Dia menggenggam tangan Viona dan membawanya keluar dari cafe tersebut.
Mengabaikan tatapan orang-orang yang terkejut dengan tindakan nya barusan.
Sementara Lidia dan Anna masih shock ditempat mereka duduk, masih merasakan ketakutan dengan tubuh yang masih gemetar.
Mereka tidak percaya Bernard menghajar Darius karena cemburu.
"Darius kamu tidak apa-apa?" tanya Anna menghampiri Darius yang masih terduduk dilantai memegang rahangnya yang sakit.
"Iya..tidak apa-apa!" jawabnya mengangguk. Dia perlahan bangkit dari lantai.
Di luar cafe Bernard membawa Viona masuk ke dalam mobilnya, membuka pintu untuk Viona dan dirinya.
Perlahan mobil dikemudikan Bodyguard Bernard meninggalkan parkiran cafe.
Di dalam mobil Viona dan Bernard saling diam, mereka duduk dalam diam tidak ada yang bicara.
Sampai mobil tersebut melaju di jalan raya suasana di dalam mobil masih hening.
Bodyguard Bernard yang lagi mengemudikan mobil didepan merasakan atmosfir di dalam mobil sangat mencekam.
Dia sebagai bawahan hanya bisa diam saja tidak berani ikut campur masalah majikannya.
Selang beberapa saat Bernard tidak tahan dengan aksi diam Viona. Dia menarik Viona mendekat padanya, mengangkat Viona ke atas pangkuannya.
Viona kaget ditarik oleh Bernard dan didudukan di atas paha Bernard.
"Suamiku!" jerit nya terkejut.
Bernard tersenyum menatap Viona, dia suka Viona akhirnya kembali memanggilnya dengan sebutan spesial.
"Iya istriku" jawab Bernard mengelus pipi Viona.
Wajah Viona merona mendengar suara Bernard yang lembut memanggilnya.
"Kenapa kamu tarik aku..turunkan aku!" kata Viona mencoba untuk turun dari pangkuan Bernard.
"Tidak, kamu terlalu jauh duduk diujung sana!" kata Bernard memainkan rambut Viona, mengelus rambut Viona yang terasa lembut ditangannya.
"Bagaimana dengan Irina..apakah dia baik-baik saja?" tanya Viona mencoba mencari topik lain.
"Bisakah tidak membicarakan orang lain di antara kita istriku?" kata Bernard menatap bibir Viona yang menggoda.
"Dia kan bukan orang lain..dia teman dan cinta pertama suamiku!" kata Viona memalingkan wajahnya dari tatapan Bernard.
Bernard mengetatkan geraham nya tidak senang mendengar perkataan Viona, dia tidak suka mendengar Viona seolah-olah memang tidak mempunyai rasa suka padanya.
Seolah-olah Viona merelakan dirinya kembali ke pada Irina, menyetujui Bernard kembali pada masa lalunya yang sudah di kuburnya dalam-dalam.
Bernard meraih dagu Viona menghadap kembali ke arahnya.
"Sudah kukatakan aku tidak menyukai nya lagi!" kata Bernard menatap mata Viona, "Dia hanya masa lalu yang sudah kulupakan dan tidak pernah mengingat lagi kenangan yang kami jalani, aku tidak ingat sama sekali pernah jalan dengannya!"
Bersambung.....