NovelToon NovelToon
PACAR TARUHAN

PACAR TARUHAN

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Office Romance / Cinta Karena Taruhan
Popularitas:4.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: HANA ADACHI

🏆 Juara 3 YAAW 2024 Periode 2🏆

"Permisi Mas, kalau lagi nggak sibuk, mau jadi pacarku?"

———

Daliya Chandana sudah lama memendam rasa pada sahabatnya, Kevin, selama sepuluh tahun. Sayangnya, Kevin tak menyadari itu dan malah berpacaran dengan Silvi, teman semasa kuliah yang juga musuh bebuyutan Daliya. Silvi yang tidak menyukai kedekatan Daliya dengan Kevin mengajaknya taruhan. Jika Daliya bisa membawa pacarnya saat reuni, ia akan mencium kaki Daliya. Sementara kalau tidak bisa, Daliya harus jadian dengan Rio, mantan pacar Silvi yang masih mengejarnya sampai sekarang. Daliya yang merasa harga dirinya tertantang akhirnya setuju, dan secara random meminta seorang laki-laki tampan menjadi pacarnya. Tak disangka, lelaki yang ia pilih ternyata seorang Direktur baru di perusahaan tempatnya bekerja, Narendra Admaja. Bagaimana kelanjutan kisah mereka?Akankah Daliya berhasil memenangkan taruhan dengan Silvi? Atau malah terjebak dalam cinta segitiga yang lebih rumit?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6. Bayaran

Sejak masuk ke dalam mobil Ren, Daliya terus menangis tanpa henti. Ren yang merasa kebingungan hanya bisa diam saja sambil sesekali memberikan tisu untuk wanita itu mengelap ingus.

"Kevin bodoh! Jahat! Nggak peka! Memangnya gara-gara siapa aku sampai bawa-bawa pacar ke sana? Kalau dia nggak pacaran sama Silvi, aku nggak perlu cari-cari cowok random untuk jadi pacarku!" Omel Daliya sembari mengelap ingusnya. "Sudah gitu, dia bilang selama ini aku hanya dianggap seperti adiknya! Huhuhu.. Padahal aku udah suka sama dia selama sepuluh tahun!"

Ren menghela napas panjang mendengarkan ocehan Daliya. Dia memilih untuk tidak berkomentar apapun dan membiarkan saja Daliya meluapkan kekesalannya. Sebenarnya dia juga bingung bagaimana caranya menghibur seorang wanita yang sedang menangis, apalagi saat ini dirinya baru kenal dengan Daliya sekitar setengah jam yang lalu.

"Silvi bodoh! Dasar wanita licik! Dia pasti sengaja pacaran sama Kevin karena tahu aku suka sama Kevin! Huh! Dia pasti melakukan itu hanya untuk membuatku kesal! Menyebalkan!" Daliya memukul-mukul dashboard mobil yang ada di depannya dengan sekuat tenaga sambil membayangkan itu adalah wajah Silvi.

Ren mendelik kaget. "Eh, jangan dipukul!"

Ren menahan tangan Daliya yang masih memukul-mukul dashboard mobil yang harganya ratusan juta itu. Selain mahal, Ren baru saja menggantinya dua hari yang lalu!

"Kenapa?" Daliya menatap Ren dengan air mata merebak. "Apa sekarang kamu juga akan memarahi aku?"

Melihat tatapan Daliya, mau tidak mau Ren menjadi tidak tega. Ia akhirnya melepaskan tangan Daliya dan pasrah saja saat wanita itu kembali memukul-mukul dashboard mobilnya dengan brutal.

Barulah, setelah satu jam menangis dan meluapkan emosi, Daliya merasa lega dan mulai tenang.

"Maaf," ujarnya kemudian dengan kepala tertunduk. "Aku malah jadi ngerepotin kamu,"

"Hmm.. Nggak apa-apa kok," Ren menatap ngeri dashboard mobilnya yang untung tidak lecet sedikitpun. Sepertinya harganya memang sepadan dengan kualitasnya. "Kamu sudah puas menangis?"

Daliya menganggukkan kepalanya dan mulai melihat ke sekeliling. Tampak di sekitar bangkunya terdapat banyak tisu bekas air mata dan cairan ingusnya. Gadis itu menggigit bibirnya dan menjadi malu.

"Apa aku yang menghabiskan semua tisu ini?"

"Tentu saja, menurutmu siapa lagi?" Ren menunjuk kotak tisu di depan Daliya yang sudah kosong melompong.

"Maaf.." ucap Daliya lagi. "Aku akan mengganti tisunya.. Oh iya," Daliya merogoh tasnya dan mengeluarkan ponsel dari sana.

"Tolong kasih nomor rekeningmu. Aku akan membayar kamu atas jasa pura-pura jadi pacarku, sekaligus untuk mengganti tisu yang sudah aku habiskan," Daliya mengacungkan ponselnya pada Ren.

Ren tersenyum. "Aku tidak butuh uangmu. Aku melakukannya karena aku mau. Lagipula saat itu aku sedang suntuk dan butuh hiburan,"

Daliya mengernyitkan dahinya heran. Apa pura-pura menjadi pacarnya bisa disebut sebagai hiburan?

Belum sampai Daliya bertanya, suara handphone Ren berbunyi nyaring. Lelaki itu tampak merogoh sakunya dan menghela napas kesal saat melihat siapa yang menelepon.

"Sh*t," umpat lelaki itu saat melihat nama 'Mama' di sana. "Gue lupa lagi,"

Ren tampak tidak tertarik mengangkat telepon itu sampai akhirnya layar ponselnya menjadi hitam karena panggilan berhenti.

"Ini nih yang Gue nggak suka waktu balik ke Indonesia, dipaksa ngelakuin hal-hal nggak penting," omelnya tanpa sadar masih ada Daliya di sampingnya.

"Eng.." Daliya yang sedari tadi memperhatikan Ren hanya bisa diam dan bingung mau berkata apa. Barulah saat itu Ren menyadari kalau ia masih bersama Daliya.

"Eh, sorry, sorry, aku lupa kalau kamu masih di sini," Ren buru-buru menyimpan handphonenya lagi. "Jadi, ya gitu.. Seperti yang aku bilang tadi, kamu nggak perlu bayar aku, aku mau pura-pura jadi pacarmu karena keinginanku sendiri,"

"Tapi.." Daliya berkata ragu-ragu. "Aku nggak bisa kalau harus hutang budi sama orang. Apalagi tadi kita sudah.." Daliya menyentuh bibirnya sendiri dan otomatis otaknya kembali memutarkan adegan ciumannya dengan Ren. "Kalau bukan bayaran pura-pura jadi pacar, gimana kalau kamu terima kompensasi karena ciuman?"

"Kamu mau membayarku untuk ciuman tadi?" Ren mengernyitkan dahi. "Astaga, lagipula itu bukan ciuman kan? Bibir kita kan hanya sekedar menempel saja,"

Daliya sontak mengerucutkan bibirnya. "Tetap saja. Bukankah definisi ciuman adalah bibir bertemu bibir? Meskipun ciuman itu terjadi bukan karena keinginanku, tetap saja aku berinisiatif untuk memberi kamu kompensasi,"

Apalagi itu ciuman pertamaku! Tambah Daliya di dalam hati.

Ren berpikir sejenak. Dia jadi bingung sendiri kenapa gadis itu tiba-tiba menjadi kesal. Apa karena dirinya tak mau dibayar?

"Kalau begitu, kamu bisa membayarku dengan cara lain," ujar Ren yang mengira kalau kekesalan Daliya karena ia tak mau dibayar. "Aku seharusnya ada janji dengan seseorang sepuluh menit yang lalu, tapi aku lupa. Apa kamu mau menemani aku sebagai gantinya?"

"Hm? Menemani kemana?" Kali ini wajah kesal Daliya berubah menjadi penasaran.

Ren tersenyum misterius. "Nanti kamu juga tahu,"

...----------------...

Sebuah restoran bintang lima tempat para konglomerat bertemu tampak tenang seperti biasa. Ren berjalan menuju meja yang telah dipesan atas namanya. Sesuai dugaan, di sana sudah menunggu seorang wanita cantik dengan pakaian minim. Awalnya wajah wanita itu terlihat kesal, tapi setelah melihat Ren datang, wajahnya langsung berubah cerah.

"Hai Ren!" Wanita itu menyapa Ren dengan ceria dan beranjak dari tempat duduk, bermaksud merangkul Ren. Tapi Ren menghindar dan memilih untuk langsung duduk.

"Sorry, aku habis perjalanan jauh, jadi agak bau," ucap Ren bohong.

"It's okay, kamu mana mungkin bau sih," Wanita itu kemudian menyusul Ren dan duduk di sampingnya.

"Kamu tahu, aku sudah menunggu kamu setengah jam. Aku kira kamu nggak bakal datang," Wanita cantik itu mulai mengeluarkan jurus-jurusnya untuk menggoda Ren.

"Mana mungkin. Ini kan pertemuan yang diatur keluarga kita, jadi aku harus datang," Ren menjawab santai, meskipun sebenarnya dia jengah sekali melihat wanita itu berusaha menggodanya.

"Aku senang," Wanita itu menyentuh dadda bidang Ren. "Kalau gitu, apa kita langsung membahas tanggal pernikahan kita?"

"SAYAAANG!" suara teriakan seseorang membuat Ren dan wanita itu sontak menoleh ke sumber suara. Tampak ada Daliya yang berjalan ke arah mereka dengan menunjukkan wajah kesal.

"Kamu kemana aja sih? Aku sudah telepon dari tadi nggak diangkat! Ternyata malah ketemuan sama perempuan lain!" teriak Daliya sambil menatap tajam wanita yang ada di samping Ren. "Eh, mbak, jangan jadi pelakor ya! Dia itu calon suamiku!"

"What?" Wanita di sebelah Ren membelalakkan matanya, lalu ia berdiri berhadapan dengan Daliya. "Eh, Lo tuh siapa? Asal Lo tahu ya, Ren itu calon suami Gue! Gue udah dijodohin sama dia! Lo siapa ngaku-ngaku jadi calon istrinya, hah?"

"Memangnya Ren nggak bilang apa-apa sama kamu? Memangnya Ren nggak bilang kalau aku sudah hamil anaknya?"

Ucapan lantang Daliya sontak membuat semua pengunjung restoran kaget, kecuali Ren yang malah terkekeh kecil melihat akting Daliya. Memang, mereka berdua sudah bekerjasama untuk menggagalkan kencan buta Ren sebagai bayaran menjadi pacar pura-pura Daliya.

"Hamil?" Wanita di depan Daliya terlihat shock. Ia kemudian menoleh pada Ren dengan air mata berderai. "LO BRENGSEK!"

Setelah itu, wanita cantik itu pergi meninggalkan restoran sambil menangis tersedu-sedu.

Melihat wanita itu pergi, sontak Ren dan Daliya langsung tertawa terbahak-bahak. Rencana mereka berhasil. Meski Daliya agak berlebihan dengan berkata dia hamil anak Ren, setidaknya itu membuat pasangan kencan buta Ren langsung pergi tanpa kembali lagi.

"Good job," Ren mengacungkan jempolnya. "Kalau gitu sekarang kita—"

"Ren?" suara seorang wanita membuat mereka berdua sontak menoleh ke asal suara. "Siapa yang hamil?"

Mata Ren sontak terbelalak lebar. "MAMA?"

1
Katherina Ajawaila
Luar biasa
Katherina Ajawaila
ngapain lg kevin, ribet ada maunya pasti
Katherina Ajawaila
bocor abis, Ren bicara nya bikin yg baca aja bisa ikutan mesem2
Katherina Ajawaila
Ren bokis akut 😎
Katherina Ajawaila
Ren, Gentle, cuek, keren lah 🤩
Katherina Ajawaila
jgn mau di banyakin Kevin Liya 🥲
Katherina Ajawaila
semoga jodoh ya thour😇
Katherina Ajawaila
nak kepergok SPM deh, Ren😁
Katherina Ajawaila
somplak berdua 🤣
Katherina Ajawaila
ketemu lg mantan pacar dua jam setengah 😁
Katherina Ajawaila
Ren and Deilya double Job 🥰
Katherina Ajawaila
kevin, naik darahnya k otak, pasti Diam2 Kevin ada hati sm Dailya, keren Ren, outhou main kan😜
Katherina Ajawaila
kerja sama yang baik. Dailya
Katherina Ajawaila
sombongnya Silvi ngk injak bumi, jabanin Dai 😎
⚘️ɛ.
thankyou thor, ceritanya ringan, kocak dan sangat menghibur.. 🫰🏻
tulisannya juga rapi dan enak dibaca..
semangat terus dlm berkarya, ya! 😘
⚘️ɛ.
keluarga konglomerat paling santuy.. 😂
⚘️ɛ.
langsung ijab qabul aja ntar di rumah Ren..
⚘️ɛ.
gausah tergoda, Dal..
ujian menjelang pernikahan itu..
⚘️ɛ.
di atas Ren masih ada Aurora..
jadi, gausah geer ya anda, Pak Direktur..
⚘️ɛ.
gue kira si Jo minta dikawinin, eh, dinikahin..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!