Perjalanan Cinta Gadis Kembar

Perjalanan Cinta Gadis Kembar

Hati si kembar

Hari ini Winda dan Windi diwisuda untuk gelar S1 mereka. Keduanya memang kuliah di kampus yang sama, namun Fakultas yang berbeda. Winda yang mengambil jurusan komunikasi, sedangkan Windi mengambil jurusan desain grafis.

Mereka berdua sudah siap dengan memakai setelan kebaya modern. Winda memakai warna maroon, sedangkan Windi warna pink. Keduanya juga memakai selempang nama. Meski mereka sudah dimane up dan susah dibedakan, namun ada yang menjadi ciri khas keduanya. Windi badannya lebih langsung daripada Winda.

Sebelum acara Wisuda dimulai, seorang pria muda yang berstatus sebagai asisten dosen menghampiri Windi dengan membawa bucket bunga. Pria tersebut bernama Reno. Pria dengan pembawaan dewasa, sabar dan berwibawa menjadi idaman banyak mahasiswi di kampus tersebut.

"Windi, selamat sudah mau wisuda."

"Terima kasih, kak."

"Iya, sama-sama."

"Ini untukmu."

"Untukku?"

"Iya. Em.... kalau kamu ada waktu aku mau ajak kamu jalan."

"Duh, maaf Kak. Nggak mungkin diizini sama Abi."

"Kalau begitu aku minta nomor handphone mu saja. Kamu kan sudah lulus, berarti aku boleh simpan nomor handphone-mu?"

"Oh iya, nanti aku chat Kakak kalau begitu."

"Oke, aku tunggu."

"Iya kak. Bay the way, Terima kasih bunganya."

"Iya, sekali lagi selamat karena sudah lulus."

"Iya kak."

Hati Windi seperti taman yang penuh dengan bunga-bunga bermekaran. Bagaimana tidak? Pria yang selama ini ia dambakan, Tiba-tiba memberinya bucket bunga.

Mengetahui sang adik didekati seorang pria, Winda pun menahan diri untuk menghampirinya. Ia memperhatikan mereka dari kejauhan. Ada sedikit nyeri di hatinya, namun ia berusaha untuk menetralisir rasa itu, karena ternyata pria yang mendekati Windi adalah Pria yang ia suka.

Suara protokol memanggil para wisudawan dan wisudawati untuk segera memasuki ruang wisuda .Mereka berbaris dan duduk di kursi masing-masing sesuai latihan gladi bersih. Tentu saja Winda dan Windi duduk terpisah. Mereka menjalani prosesi wisuda sampai kurang lebih empat jam. Windi berhasil mendapatkan nilai tertinggi dalam fakultasnya. Tentu saja hal tersebut membuat keluarganya bangga. Meski begitu, keluarganya tetap bangga pada keduanya. Karena baik Winda maupun Windi sudah berusaha menjadi yang terbaik.

Setelah wisuda selesai, mereka mencari keluarga masing-masing.

"Dek selamat untukmu." Ucap Winda seraya memeluk kembarannya.

"Selamat juga untukmu, Mabok. Akhirnya kita lulus bareng."

"Ehem... Mbak kamu punya janji lho sama aku. Nanti aku tagih. Aku juga nanti bakal cerita kok. Jadi kita satu sama, Ok?"

Deg

Hati Winda mendadak gelisah. Ia baru ingat janjinya kepada Windi. Ia berjanji akan memberitahukan pria idamannya kepada Windi. Namun setelah melihat Reno dan Windi tadi, ia tidak mungkin menceritakan yang sebenarnya kepada Windi.

"Mbak, woy! Kok ngelamun sih?

"Winda... Windi.... " Panggil Bunda Salwa. Ibu mereka.

"Bunda... "

"Dari tadi dicariin, kalian malah di sini. Selamat ya sayang."

"Makasih, Bunda."

"Abi... "

Mereka berdua juga mendapatkan pelukan hangat dari Abi Tristan, Ayah mereka. Disusul saudara dan kakak ipar mereka yang lain beserta keponakan juga ikut menghadiri wisuda tersebut.

Mereka langsung mampir ke restoran untuk merayakan kelulusan putri bungsu Abi Tristan.

"Terus setelah lulus rencana mau ke mana, dek?" Tanya abang Fatan, Kakak pertama mereka.

"Kalau aku sih, mau kerja bang. Di salah satu perusahaan produk luar negeri." Ujar Windi.

"Tidak bisa!" Sahut Abi Tristan.

"Lho, kenapa bi? Bukannya aku kuliah untuk mengembangkan kemampuanku. Jadi agar ilmuku bermanfaat aku harus bekerja dong bi."

"Iya, tapi kamu tidak perlu bekerja di perusahaan luar. Perusahaan almarhum Kakekmu juga ada untuk mengembangkan bakatmu itu."

"Yah, masih dalam kandang dong aku, bi?"

"Di perusahaan Kakek atau tidak sama sakali?"

Windi tertunduk lesu.

Sedangkan Winda masih belum menjawab pertanyaan abangnya.

"Kamu gimana, dek?"

"Hah, apa?"

"Ya salam... ngelamun dia." Sahut Bang Fadil, Kakak kedua mereka.

"Em... aku belum ada rencana apa-apa kok."

"Lanjutkan nanti di rumah ngobrolnya. Sekarang makan dulu!"

"Iya, Bunda."

Mereka pun akhirnya melanjutkan makan. Setelah selesai makan mereka pulang ke rumah masing-masing.

Malam harinya.

Setelah selesai makan malam, Windi mengintip pintu kamar Winda.

"Mbak... "

"Iya."

"Boleh masuk?"

"Tumben nanya, biasanya main nyelonong saja kamu dek."

"Hehe... soalnya takut mengganggu."

Windi masik dan duduk di tempat tidur bersama Winda.

Melihat wajah bahagia adiknya, Winda dapat menebak apa yang dirasakannya saat ini.

"Em... kamu lagi seneng ya dek?"

"Kok tahu?"

"Wajahmu nggak bisa bohong."

"Ish, tapi aku juga kesel, Mbak."

"Kenapa?"

"Denger sendiri tadi kata Abi, kan?"

"Ya sudah, turuti saja!"

"Ah Mbak mah gitu! Aku kan ingin berkembang di luar sana Mbak Bukan di perusahaan sendiri."

"Memangnya kamu bisa menentangnya?"

Windi menggelengkan kepala.

"Ya sudah dek, nurut saja!"

"Aku ke sini mau nagih janji lho, mbak."

"Janji apa?" Winda pura-pura lupa.

"Siap Mr R yang kamu maksud, hem?"

"Eh, aku kebelet... "

Winda buru-buru masuk ke kamar mandi. Ia memang sedang sakit pertama dan ingin buang air besar.

Tidak sengaja Windi melihat buku diary Winda yang sedang terbuka di atas meja belajarnya. Sebenarnya ia tida berniat untuk membacanya. Namun matanya langsung tertuju pada satu nama yang tertulis dalam buku tersebut

"Reno"

Rasa penasarannya pun lansung hilang, saat ia membaca isi hati seindah yang tertera di lembaran buku tersebut.

Ceklek..

Pintu kamar mandi terbuka

Blug...

Buku diary terjatuh.

"Dek... kamu.... "

"Maaf... maaf Mbak."

Winda langsung memungut buku diary-nya.

"Dek, kamu tidak punya hak untuk membaca buku ini."

"Maaf Mbak, aku tidak sengaja tadi."

"Sengaja atau tidak, seharusnya kamu tidak perlu membacanya."

Emosi Winda lebih kepada sedih bukan marah. Ia takut jika adiknya mengetahui isi diary tersebut, maka adiknya akan merasa tidak enak hati. Dan hal tersebut sudah terjadi saat ini. Windi benar-benar tidak menyangka, jika pria yang selama ini Winda sukai adalah Reno. Sosok yang sama dengan pria yang ia idamkan selama ini.

"Mbak, maafkan aku." Windi menggenggam tangan Winda.

"Dek, maaf bukan maksudku marah. Tapi.. "

"Iya, iya aku tahu."

"Dek maaf, jangan hiraukan buku itu. Semua sudah berakhir. Aku hanya menyukainya belum mencintainya. Lagi pula belum tentu dia menyukaiku juga. Buktinya tadi dia ngasih kamu bunga, kan?"

"Kok Mbak tahu?"

"Hem... maaf tadi aku lihat kalian."

"Iya, bunganya aku titipkan ke temanku. Aku takut dimarahi Abi."

"Terus bagaimana, apa dia mengatakan sesuatu?"

"Ck... kenapa kita harus menyukai orang yang sama Mbak?"

"Mungkin karena kita pinya type yang sama."

Windi tidak mau menceritakan yang sebenarnya kepada Winda karena ia tidak ingin melukai hati Winda lebih dalam lagi. Sekarang ia sudah tahu apa yang harus dilakukannya.

Bersambung....

...****************...

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

krn kembar seiras kt upin ipin mah..jd sama de

2024-10-31

0

david 123

david 123

kisah awal yg baik.lanjut thor

2024-10-13

1

seblak dower

seblak dower

nyimak dulu, ya:)

2024-09-21

1

lihat semua
Episodes
1 Hati si kembar
2 Patah hati
3 Hari Pertama Kerja
4 Rencana
5 Ngaku-ngaku
6 Menolong
7 Keluarga Javier
8 Mimpi
9 Kecelakaan
10 Operasi
11 Cerita Windi
12 Gagal
13 Bertemu
14 Rumah sakit
15 Time zone
16 Batin Windi
17 Pengakuan
18 Abi vs Babah
19 Launching
20 Javier vs Windi
21 Calon
22 Kagum
23 Makan malam
24 Butir
25 Pengajian
26 Sah
27 Resepsi
28 Dunia milik berdua
29 Ikan cupang
30 Berpuasa
31 Cemburu
32 Rumah Babah
33 Erlangga
34 Kesiangan
35 Pemandangan indah
36 Manisan
37 Minyak Nyong-nyong
38 Periksa
39 Keluarga Erlangga
40 Ulang tahun Erlangga
41 Tujuh Bulanan
42 Batin Winda
43 Salah paham
44 Menjenguk
45 Malu
46 Baby Sultan
47 Terungkap
48 Jamu
49 Bertamu
50 Ke rumah Pras
51 Menjemput Erlangga
52 Pras vs Winda
53 Tidak sengaja
54 Akad Nikah
55 Zonk
56 Ulah Erlangga
57 Sambutan hangat
58 Tidur bertiga
59 Gara-gara kamu
60 Sudah tak tahan
61 Serangan Fajar
62 Lombok
63 Tak bosan
64 honey moon
65 Pulang
66 Biang kerok
67 Keputusan
68 Windi-winda
69 Hamil berjama'ah
70 Gado-gado
71 Ngidam
72 Rujakan
73 Vertigo
74 Membangunkan Macan
75 Kecelakaan
76 Adopsi
77 Kampung
78 Cemburu
79 Dubai
80 Pesawat
81 Tujuh bulanan double
82 Keluarga besar
83 Melamar
84 Musyawarah
85 Pernikahan
86 Suite room
87 Syakira-Syakir
88 Kebahagiaan yang bertubi-tubi
89 Surga dunia
90 Dua Tahun Kemudian
91 Liburan di kampung
92 Salak sepet
93 Jambu monyet
94 Kebobolan
95 Gadis kecil
96 Mimi vs Khaira
97 Bertemu lagi
98 Tentang Noval
99 Khaira sakit
100 Menjenguk Khaira
101 Payung
102 Tidak mau pulang
103 Menjemput Khaira
104 Istikharah
105 Kulkas lagi konslet
106 Ayo Mas
107 Dadakan
108 Suami-istri
109 Novel baru
110 Shubuh pertama
111 Ending
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Hati si kembar
2
Patah hati
3
Hari Pertama Kerja
4
Rencana
5
Ngaku-ngaku
6
Menolong
7
Keluarga Javier
8
Mimpi
9
Kecelakaan
10
Operasi
11
Cerita Windi
12
Gagal
13
Bertemu
14
Rumah sakit
15
Time zone
16
Batin Windi
17
Pengakuan
18
Abi vs Babah
19
Launching
20
Javier vs Windi
21
Calon
22
Kagum
23
Makan malam
24
Butir
25
Pengajian
26
Sah
27
Resepsi
28
Dunia milik berdua
29
Ikan cupang
30
Berpuasa
31
Cemburu
32
Rumah Babah
33
Erlangga
34
Kesiangan
35
Pemandangan indah
36
Manisan
37
Minyak Nyong-nyong
38
Periksa
39
Keluarga Erlangga
40
Ulang tahun Erlangga
41
Tujuh Bulanan
42
Batin Winda
43
Salah paham
44
Menjenguk
45
Malu
46
Baby Sultan
47
Terungkap
48
Jamu
49
Bertamu
50
Ke rumah Pras
51
Menjemput Erlangga
52
Pras vs Winda
53
Tidak sengaja
54
Akad Nikah
55
Zonk
56
Ulah Erlangga
57
Sambutan hangat
58
Tidur bertiga
59
Gara-gara kamu
60
Sudah tak tahan
61
Serangan Fajar
62
Lombok
63
Tak bosan
64
honey moon
65
Pulang
66
Biang kerok
67
Keputusan
68
Windi-winda
69
Hamil berjama'ah
70
Gado-gado
71
Ngidam
72
Rujakan
73
Vertigo
74
Membangunkan Macan
75
Kecelakaan
76
Adopsi
77
Kampung
78
Cemburu
79
Dubai
80
Pesawat
81
Tujuh bulanan double
82
Keluarga besar
83
Melamar
84
Musyawarah
85
Pernikahan
86
Suite room
87
Syakira-Syakir
88
Kebahagiaan yang bertubi-tubi
89
Surga dunia
90
Dua Tahun Kemudian
91
Liburan di kampung
92
Salak sepet
93
Jambu monyet
94
Kebobolan
95
Gadis kecil
96
Mimi vs Khaira
97
Bertemu lagi
98
Tentang Noval
99
Khaira sakit
100
Menjenguk Khaira
101
Payung
102
Tidak mau pulang
103
Menjemput Khaira
104
Istikharah
105
Kulkas lagi konslet
106
Ayo Mas
107
Dadakan
108
Suami-istri
109
Novel baru
110
Shubuh pertama
111
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!