SUN MATEK AJIKU SI JARAN GOYANG, TAK GOYANG ING TENGAH LATAR. UPET-UPETKU LAWE BENANG, PET SABETAKE GUNUNG GUGUR, PET SABETAKE LEMAH BANGKA, PET SABETAKE OMBAK GEDE SIREP, PET SABETAKE ATINE SI Wati BIN Sarno.... terdengar suara mantra dengan sangat sayup didalam sebuah rumah gubuk dikeheningan sebuah malam.
Adjie, seorang pemuda berusia 37 tahun yang terus melajang karena tidak menemukan satu wanita pun yang mau ia ajak menikah karena kemiskinannya merasa paling sial hidup di muka bumi.
Bahkan kerap kali ia mendapat bullyan dari teman sebaya bahkan para paruh baya karena ke jombloannya.
Dibalik itu semua, dalam diam ia menyimpan dendam pada setiap orang yang sudah merendahkannya dan akan membalaskannya pada suatu saat nanti.
Hingga suatu saat nasibnya berubah karena bertemu dengan seseorang yang memurunkan ajian Jaran Goyang dan membuat wanita mana saja yang ia kehendaki bertekuk lutut dan mengejarnya.
Bagaimana kelanjutan kisah Adjie yang berpetualang dengan banyak wanita...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
daster meresahkan
Wati membuka warung dan kali ini ia terlihat cerah, sebab sudah memiliki rumah sendiri. Karena belum sempat memasak, ia berniat membeli makan siangnya diwarung sebelah.
Ia berjalan dan memasuki rumah makan tersebut, lalu melihat lauk apa yang akan menjadi pilihannya.
Saat bersamaan, wanita yang merupakan pemilik dari rumah makan itu menghampirinya.
Hari ini ia menggunakan daster dibawah lutut, dan hal itu tak biasa ia lakukan. Bahkan yang lebih ekstremenya lagi, ia sengaja tidak menggunakan bra.
Tentu saja hal itu membuat sesuatu miliknya menonjol dengan jelas.
"Mau beli apa, Mbak?" tanyanya berusah ramah. Meskipun didalam hatinya ia sangat gelisah.
"Ini, Mbak. Saya mau beli nasi pakai rendang daging dengan gulai usus tambusunya, ya." jawab Wati, sembari menunjuk jenis gulai yang terbuat dari usus sapi dengan isian telur dan tahu didalamnya.
"Baik, Mbak," jawab wanita berdaster itu dengan ramah, lalu menyiapkan pesanan untuk pelanggannya.
Sesat Wati memperhatikan daster pemilik rumah makan dan tercengang saat mengetahui jika wanita itu tak mengenakan bra.
Akan tetapi, ia berfikir jika itu sebuah trik marketing agar dagangannya laris manis.
"Namanya siapa, Mbak? Soalnya kita tetanggaan, masa iya gak tau, nama," Wati iseng bertanya.
"Nama saya Mawar, Mbak. Kalau nama Mbak sendiri siapa?" tanyanya balik.
"Oh, Mawar ya. Kalau nama saya Wati,"
Wanita itu mengulas senyum tipis dan memberikan pesanan tersebut kepada Wati, lalu menyebutkan harganya.
Wati mengulurkan uang lima puluh ribu rupiah dan menunggu kembaliannya.
Ia memperhatikan wanita itu saat kembali menghampirinya.
Wat melihat jika dua buah melon milik Mawar memiliki size yang lumayan jumbo dan berguncang saat berjalan. "Besar banget," gumam Wati dalam hati.
"Ini kembaliannya, Mbak." Mawar menyerahkan uang tersebut kepada Wati.
"Oh, iya. Terimakasih." Wati mengambilnya dan akan pergi.
"Mbak, nama suaminya siapa?" tanya wanita itu yang membuat Wati menghentikan langkahnya.
Ia merasa jika pertanyaan Mawar hanyalah sebuah keingin tahuan semata karena mereka tetanggaan. "Adjie," jawabnya, lalu bergegas pergi karena terdengar suara anak kecil yang memanggilnya untuk membeli jajajan.
Saat bersamaan, ia melihat sebuah mobil memasuki halaman rumah makan, dan seorang pria tampan turun dengan membawa seorang bayi mungil. Pria itu adalah suaminya Mawar, sebab Wati sudah dua kali melihatnya.
*******
Hari sangat terik, udara sangat gerah, tetapi tidak bagi Sarah yang sepertinya ingin menguras habis tenaganya.
Setelah ia tak lagi sanggup mendayung untuk mendapatkan kepuasannya, ia kelelahan dan terkapar diatas ranjang, lalu perlahan tertidur tanpa ia sadari, wanita itu mengalami micro sleeping, sebab sudah beberapa hari tak dapat tidur karena memikirkan sang pujaan hatinya.
Melihat hal tersebut, Adjie beringsut dari ranjangnya, dan diam-diam pergi meninggalkan Sarah, dan tak lupa menutupi wanita itu menggunakan selimut.
Hari ini ia bernasib mujur karena sang wanita kelelahan dan tidak menguras sari anunya. Ia bergegas menuju sepeda motornya dan pergi melaju.
Setelah beberapa saat kemudian. Ia kembali dengan keranjang rotan yang memiliki dua buah wadah dikanan kirinya khusus untuk sepeda motor.
Ia membawa banyak barang dagangan dan tentu saja membuat Wati merasa senang. "Wah Akang. Banyak banget belanjaannya," ucapnya dengan sumringah, lalu menurunkan beberapa barang dan membawanya kedalam warung.
Adjie datang membawa lima karung beras dipundaknya dan menyusunnya.
"Kang,"
"Iya, Sayang," jawab Adjie.
"Nama tetangga kita itu Mawar," Wati menyampaikan informasi yang pastinya sangat begitu penting bagi Adjie. Sebab selama ini ia ingin bertanya, tetapi para karyawan serta suami si calon korbannya selalu saja memperhatikannya.
"Oh, kok Adik, tau?" Adjie semakin penasaran.
"Tadi iseng-iseng tanya," jawabnya "Akang tau gak?" Wati semakin ingin bergosip. Namun ia.salah memilih teman curhat.
"Gak tau, kan Adik belum kasih tau," jawab Adjie menggoda sang istri.
Wati menghampiri suaminya. "Tadi Mawar tidak pakai bra, mana melonnya ukuran jumbo, kan jadi berguncang kalau lagi jalan," Wati berbisik dan ia merasa jika Adjie hanya satu-satunya orang yang dapat dijadikan teman untuk membagi unek-uneknya.
Akan tetapi, keputusannya dalam membuka rahasia Mawar adalah hal yang fatal.
Ternyata Adjie masih memiliki nyali yang sedikit keder saat melihat suami wanita yang ia ketahui namanya Mawar karena selalu berada dirumah.
Akan tetapi, ia sudah mempelajari waktu-waktu kapan suami sang wanita incarannya itu keluar dari rumah dan pergi berbelanja ke pasar.
Adjie menghela nafasnya dengan berat."Kamu kenapa memperhatikan melon orang, Dik? Kamu sendiri-kan punya melon juga," jawab Adjie, yang mana sebenarnya ia sangat suka dengan apa yang disampaikan oleh sang istri.
"Namanya juga terlihat, ya terpaksa dipandang," jawab Wati.
Obrolan mereka terhenti saat seorang pria datang ke warung mereka untuk membeli sebungkus rokok.
Wati melayani pembelinya, dan Adjie memilih duduk didepan warung. Ia memperhatikan rumah makan milik tetangganya dan memperhatikan wanita bernama Mawar yang sepertinya sengaja sedang menyapu lantai bagian depan rumah makannya.
Benar saja apa yang dikatakan oleh Wati, jika Mawar memiliki dua buah melon berukuran jumbo dan tanpa menggunakan bra. Hal ini membuat Adjie tersenyum licik. Dalam diam membacakan mantra ajian jaran goyang kepada wanita itu, sebab ini adalah waktunya yang sangat tepat.
Saat bersamaan, suami sang wanita keluar dengan membawa puteri mereka yang masih bayi bersama seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu mertua Mawar.
Sepertinya mereka akan keluar umtuk berbelanja sesuatu.
Setelah mobil itu menghilang, Adjie menatap lekat pada sang wanita yang sat ini ia ketahui sedang gelisah.
Adjie tersenyum licik. Lalu ia berjalan menuju tempat si wanita dan berpura-pura untuk membeli.
Mawar yang sudah merasa gatal, sangat senang sat Adjie menghampirinya dan memesan seporsi asam pedas ikan nila, lalu memberikan uang lima puluh ribu rupiah tanpa meminta kembaliannya.
"Akang tunggu dibelakang," bisiknya pada sang wanita dan ia berjalan keluar menuju rumahnya.
Mawar yang sudah tak tahan akan hasratnya, merasa mendapatkan penawar yang ia inginkan. Ia berpesan pada karyawatinya untuk melayani pembeli karena alasan sakit perut.
Ia.menuju kamar mandi belakang yang dikhususkan untuk para pelanggan jika sesak ingin buang air.
Adjie yang sedari tadi sudah menunggu, menyambut wanita itu dengan tatapan rakus. Keduanya memasuki kamar mandi dan benar saja apa yang dikatakan Wati, milik Mawar sangat jumbo dan tentu saja itu membuat Adjie merasa lapar.
Mawar yang sudah tidak lagi dapat berfikir jernih, hanya pasrah dengan perlakuan Adjie yang sudah melanggar etika.
Rasa penasaran pria itu selama berminggu-minggu akhirnya terbayar sudah dan menggarapnya dengan sangat bersemangat.
~Wahai para pemilik ajian pengasih. Janganlah kalian merusak keharmonisan rumah tangga orang lain demi memperturutkan hawa naf-sumu yang sesat saja. Ingatlah karma yang akan datang menghampirimu,.cepat atau lambat, tapi pasti.
pindah judul nya dg bab cerita yg nanggung dan gantung