Seorang gadis cantik berusia 22 tahun ikut dengan bibinya bekerja sebagai seorang pembantu di rumah besar milik keluarga kaya raya untuk membantu perekonomian keluarganya.
.
Di sisi lain seorang pria tampan berusia 29 tahun yang terkenal akan sikap dingin, cuek dan irit bicara itu tak segan-segan melakukan hal kasar kepada orang yang dia anggap hama, namun pesonanya jangan pernah diragukan lagi.
Namun karena sebuah kesalahpahaman membuat adanya pernikahan antara pembantu dan juga anak majikannya itu.
Entah bagaimana nasib gadis cantik itu setelahnya, apakah dia akan bahagia dengan pernikahan ini atau malah ternyata neraka yang dia ambil???
Yukkk kepoinnnn ceritanya!!
🥕🥕🥕
Follow Instagram @lala_syalala13
Follow TikTok @Lala_Syalalaa13
Follow Facebook @Lala Syalala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PMTM BAB 30_Kekerasan
**KALAU ADA TYPO BOLEH LANGSUNG KOMEN DI PART-NYA YAAAA**
🥕🥕🥕
Setelah tak lama Gavin pergi, tiba-tiba saja pintu kamar nya di ketuk dengan begitu keras sekali membuat Kyra terkejut dibuatnya.
"Si... siapa ya?" tanya Kyra membaut orang di luar sana berteriak begitu kencang sekali.
"Ck buruan keluar, atau lo mau gw berbuat yang enggak enggak hah!" teriak nya dari luar siapa lagi kalau bukan Nila membuat Kyra buru membuka pintu.
CEKLEK
"Ck lama lo!" sentak nya sambil masuk ke dalam kamar tersebut.
"Mbak jangan masuk, ini kamar aku sama mas Gavin." seru Kyra mempertahan kan tempat tidurnya karena ini adalah privasi untuk dirinya dan sang suami.
"Lo bisa diem gak sih berisik." ucap Nila sambil tiba-tiba mencengkram rahang Kyra membuat wanita itu mengaduh kesakitan.
"Mbak sa... Sakit," seru Kyra mencoba melepaskan tangan Nila dari rahangnya.
"Makanya diem!" tegas wanita itu sambil menghempas rahang Kyra.
"Wah enak banget ya jadi lo, dari yang awalnya jadi pembantu sekarang malah jadi nyonya yang bisa tidur satu ranjang sama majikannya hahahaha," seru Nila dengan songong nya sambil tidur tiduran di ranjang tersebut.
"Mbak Kyra mohon mbak keluar dari kamar aku sama mas Gavin, mas Gavin nanti marah kalau tahu ada orang yang masuk ke sini." seru Kyra takut sang suami marah.
"Ck berisik banget sih jadi orang." seru Nila sambil berdiri dan menghampiri Kyra.
"Awww mbak tolong lepaskan!" pekik Kyra karena Nila menarik tangannya begitu kencang sekali.
Mereka menuju ke kamar mandi di lantai bawah, Nila menyalakan shower hingga membasahi tubuh Kyra dengan air dingin yang menyala begitu kencang hingga tubuhnya menggigil kedinginan.
"Rasain ini karena elo udah berani sama gw terakhir kali nya." seru Nila menghantam tubuh mungil Kyra Kedinding hingga pelipis wanita itu berdarah dan juga memukul ke sembarang arah yang langsung tertuju ke tubuh mungil itu.
Ingin melawan Kyra sudah tidak punya tenaga lagi karena sudah sudah cukup lemas sekarang ini.
Setelah nya Nila membawa Kyra ke gudang di lantai bawah dengan badan yang basah kuyup, di mana di sana cukup berantakan karena hanya ada beberapa sofa dan meja, di sana juga ada kasur yang sudah tidak di gunakan lagi.
"Tidur lo di sini." ucap Nila kemudian mengunci pintu gudang tersebut.
"Mbak tolong bukain Kyra, mbak Kyra takut!" teriak Kyra yang begitu ketakutan karena di sana cukup gelap.
"Lo salah berurusan sama siapa anak s\*alan." ucap Nila dengan bangga nya.
Tubuh Kyra sudah sangat lemas, bahkan dia sudah tidak kuat untuk berteriak dan ambruk di buatnya, kemudian Nila pun pergi dari sana menuju ke mansion utama dengan perasaan senangnya karena sudah berhasil memberikan wanita itu pelajaran.
"Ck nanti juga bis bangun sendiri, lagian ruangannya juga gw buka lagi tadi." seru Nila bodoh amat.
.
Di sisi lain Gavin merasa ada yang tidak beres, perasaan nya dari tadi merasa ada yang mengganjal tapi apa dia tidak tahu.
"Lo kenapa bro?" tanya Niel melihat Gavin yang seperti sedang gelisah itu.
"Gw gak tahu, tapi gw ngerasa ada yang gak beres deh." jawab Gavin.
"Mungkin elo cuma kangen kali sama istri elo, udah sana pulang aja, ini juga udah sore mau malem." jawab Simon dan di angguki oleh yang lainnya.
"Ya udah gw balik dulu ya, kalau ada apa-apa kabari gw." ucap Gavin berpamitan, mungkin apa yang di ucapkan oleh sahabat nya itu memang benar adanya.
Tak lama setelah itu Gavin pun sampai di apartemen, suasana cukup sepi karena pembantu sudah pergi pikir Gavin.
Dia pun menuju ke kamar nya dimana sang istri pasti di sana, namun saat membuka pintu dia tidak menemukan adanya sang istri.
"Kyra, Kyra!" panggil Gavin namun tidak ada sahutan dari lantai atas, bahkan dia mencari di perpustakaan di mana sang istri biasanya di sana pun tidak ada.
Dia melihat ke hp nya siapa tahu sang istri menghubungi nya, namun tetap tidak ada membuat Gavin mulai cemas dan khawatir karena setiap sang istri akan keluar pasti akan memberitahukan nya terlebih dahulu.
"Kyra!" panggil Gavin lagi menuju ke dapur hingga ke area jemuran baju namun tidak ada.
"Oh CCTV!" seru nya baru teringat kalau dia sudah memasang CCTV saat dia ke luar negeri, dia memang memerintahkan Max untuk menyuruh orang untuk memasang CCTV untuk jaga-jaga jika ada keadaan darurat.
Baru dia akan menuju ke ruang kerjanya tiba-tiba suara panggilan sang istri mengalihkan perhatian nya.
"Mas, tolong." ucap Kyra yang begitu lemah lirih lirih menerpa indra pendengarannya.
Dia tadi hampir saja memejamkan matanya karena sudah sangat lelah, namun dia mendengar suara teriakan namanya membuat sebisa mungkin Kyra bangkit dan meminta tolong.
Gavin yang mendengar suara itu langsung mencari sumber suara dan dia mendengar di area gudang yang begitu jelas sekali.
Gavin langsung membuka pintu tersebut yang tidak di kunci namun karena Kyra yang sudah kesusahan untuk menuju ke arah pintu pun tidak tahu kalau pintu itu tidak di kunci.
"Kyra!" teriak Gavin melihat tubuh mengenaskan sang istri.
Dia langsung menggendong tubuh mungil tersebut yang sudah sangat pucat dan dingin sekali, rasa khawatir Gavin akhirnya terjawab kenapa nya.
Gavin menggendong tubuh tersebut menuju ke kamar utama, dia mengganti pakaian sang istri dan dia juga sudah memanggil dokter pribadi keluarga Ivander khususnya untuk para wanita, karena memang dokter di keluarga Ivander ada dua yaitu wanita dan pria sehingga sesuai kebutuhan akan di perlukan yang mana nya, tenang mereka juga suami istri yang begitu kenal dengan keturunan Ivander.
"Dok bagaimana keadaan istri ku?" tanya Gavin yang memang berbicara informal seperti itu karena memang sudah sangat kenal dan dokter Rani juga yang menyuruhnya untuk berbicara santai dari dulu.
"Seperti nya dia mendapatkan kekerasan karena aku melihat ada beberapa lebam di tubuhnya, kamu juga pasti sudah melihatnya bukan?" tebak dokter Rani yang memang benar sekali.
Saat menggantikan pakaiannya tadi Gavin terkejut melihat punggung hingga perut sang istri yang kebiru-biruan seperti bekas kena pukul dan seperti baru saja terjadi, hal itu membuat Gavin naik pitam dan marah semarah marah nya.
"Aku sudah meresepkan obat dan biar nanti suster ku yang datang ke sini untuk memeriksa kepada istri mu, kau harus segera usut tuntas masalah ini." ucap dokter Rani yang tidak tega melihat Kyra berbaring lemah seperti itu.
"Pasti dok, terima kasih dan aku mohon jangan kasih tahu mama terlebih dahulu karena aku ingin mencari tahu siapa pelakunya." ucap Gavin dan di angguki oleh dokter Rani.
Setelah itu dokter Rani pun pergi dari sana, baru lagi Gavin menghampiri sang istri yang masih terbaring lemas di tempat tidur, dia mengelus lembut tangan mungil itu yang terlihat sangat pucat.
TOK TOK TOK
Suara pintu di ketuk membuat Gavin mengalihkan pandangannya dan melihat Max masuk ke dalam setelah dia suruh masuk.
"Bagaimana?" tanya Gavin yang emang menyuruh Max untuk mengusut tuntas semuanya masalah ini dan mencari pelakunya karena Gavin ingin menemani sang istri tadi.
"Saya sudah menemukan siapa pelakunya tuan muda." jawab Max.
.
.
Bersambung.....
...**ULASAN DAN BINTANG LIMA NYA🌟**...
...**FAVORITKAN CERITA INI ❤️**...
...**VOTE 💌**...
...**LIKE 👍🏻**...
...**KOMENTAR 🗣️**...
...**HADIAHNYA 🎁🌹☕**...
sungguh² mantap sekali ✌️🌹🌹🌹🌹🌹
terus berusaha berkarya dan sehat selalu 😘😘