NovelToon NovelToon
One Night With Duda

One Night With Duda

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / One Night Stand / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:4M
Nilai: 4.5
Nama Author: weni3

Berawal dari penghianatan sang sahabat yang ternyata adalah selingkuhan kekasihnya mengantarkan Andini pada malam kelam yang berujung penyesalan.
Andini harus merelakan dirinya bermalam dengan seorang pria yang ternyata adalah sahabat dari kakaknya yang merupakan seorang duda tampan.
"Loe harus nikahin adek gue Ray!"
"Gue akan tanggungjawab, tapi kalo adek loe bersedia!"
"Aku nggak mau!"




Ig: weni 0192

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon weni3, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Andini masuk kamar dengan perasaan gamang, menyiapkan hati untuk kembali bersinggungan. Walaupun tak menyapa setidaknya keduanya berbagi udara.

Tarikan nafas dalam sekedar menguatkan. Wanita itu membuka pintu dengan perlahan, mengira Rai ada di dalam tetapi tak ada sosok yang sejak tadi membuatnya galau. Mengedarkan pandangan kemudian membuang nafas kasar.

"Nggak ada, aman.... seenggaknya gue bisa cepet-cepet tidur buat menghindar."

Andini segera mengganti baju tidur lanjut membersihkan muka dan menggunakan cream malam. Secepat kilat semua ia lakukan kemudian masuk ke dalam selimut tebal.

"Ya Allah....kalah jet sama gue. Sekarang tidur keburu kak Rai masuk kamar."

Setelah mengerjakan beberapa pekerjaan, Rai menyandarkan tubuhnya di kursi kerja. Menumpukan semua beban hidup yang ada dan memahami rasa yang ia punya. Pernikahan yang tak ia rencanakan hingga masuknya wanita ke rumahnya saat ini merupakan sesuatu yang di luar kehendaknya. Ingin menerima dengan tulus tapi sang istri membuat benteng besar untuk hubungan mereka.

Hanya dalam hitungan Minggu mereka akan berpisah jika tak ada penguat di antara keduanya. Kembali menyandang status duda dan saat ini pun sudah menjadi calon duda.

Memutuskan masuk kamar setelah hatinya berusaha untuk ikhlas. Melangkah mendekat ranjang dan merebahkan tubuhnya di sana. Hangat saat tubuhnya masuk ke selimut yang sama. Melirik wanita yang memunggungi dirinya. Senyum tipis tercetak, mengecup gemas pundak polos di depannya. Kemudian mundur dan memejamkan mata menyisakan debaran jantung yang bertalu dari wanita nya.

deg

"Itu tadi, OMG jantung gue lari-lari, kak Rai loe sungguh meresahkan. Jadi begini kelakuan kalo gue udah tidur. Dasar suami mesum tak berperasaan, seenaknya dia tidur setelah buat jantung gue berdisco ria."

Andini berbalik, melirik Raihan yang sudah tidur nyenyak. Mengambil posisi menghadap pria itu hingga begitu jelas terlihat wajah rupawan yang menjadi idaman wanita.

"Ini wajah bos yang sangat di agung-agungkan seluruh karyawati di kantor. Tampan sich, tapi...." tangan Andini dengan iseng menyusuri wajah tampan Rai, perlahan jemarinya menyentuh setiap inci kulit mulus suaminya.

"Kok hati gue begini ya rasanya, aargh nggak ngerti lah..."

Kini keduanya tertidur dengan nyenyak, tanpa sadar memberi kehangatan yang membawa keduanya semakin damai dalam lelap. Hingga pagi menyapa tak ada yang mau melepaskan.

Andini terjaga saat merasakan hembusan nafas yang begitu hangat menerpa wajah. Matanya terbuka sempurna, wajah Rai menyapa paginya. Andini akui ketampanannya bertambah berkali lipat dari semalam ia pandang.

"Sudah puas memandangiku?"

deg

Jantungnya kembali berdebar, olahraga pagi yang Rai berikan begitu dahsyat hingga debarannya begitu terasa.

"Pede banget sich kak!" elak Andini kemudian matanya menangkap tangan Rai yang melingkar di pinggulnya. "Ini ngapain tangan kakak begini, curi-curi kesempatan sukanya. Lepas!"

Rai pun melepaskan pelukannya, membuat Andini lega. Wanita itu segera turun dari ranjang tetapi lagi-lagi gagal karena Rai yang tiba-tiba memeluknya dari belakang.

Hati Andini seperti tersengat lebah dengan madu yang pagi ini Rai suguhkan, begitu manis perlakuannya. Andai saja hubungan mereka seperti kebanyakan, sudah tentu saling menyambut dan menjadi pagi yang hangat.

"Lepas kak!"

"Sebentar...."

Andini tak berkutik, Rai terlalu kuat menahan tubuhnya. Hanya bisa diam dengan wajah yang sudah bersemu. "Kapan jadwal kamu masuk periode?"

"Dua Minggu lagi."

"Sudah ada tanda-tanda kehadiran?"

"Bukannya sejak awal tak di harapkan?"

"Jika aku berharap bagaimana?"

Andini menggigit bibirnya, dia tak dapat lagi menjawab. Otaknya tiba-tiba tak dapat berfungsi dengan benar.

"Hhmm?"

"Jangan banyak berkhayal kak!"

"Tak ada khayalan yang seindah ini, Andini jika aku berubah pikiran bagaimana?" Raihan menyusup di sela leher Andini membuat tubuh wanita itu meremang tak karuan.

Andini menggelengkan kepala, kemudian berusaha melepaskan pelukan Raihan dan berlari masuk kekamar mandi setelah menarik handuk yang tergantung tapi.

Raihan mengusap kasar wajahnya, dia tak mengerti bisa seperti ini. Terduduk di ranjang dengan menatap pintu kamar mandi yang sudah tertutup rapat.

"Apa aku sudah mulai mencintainya..."

Andini memesan taksi online setelah menghabiskan sarapan yang telah di sediakan oleh simbok. Raihan dengan tenang menyeruput kopinya, kemudian mengeluarkan dompet dan menarik satu kartu ATM miliknya.

"Ini untuk kamu!"

Andini melirik kartu ATM yang Rai sodorkan ke hadapannya. Kemudian menatap Rai dengan wajah penuh tanda tanya.

"Itu nafkah dariku untuk istriku." Mendengar ucapan Rai seketika Andini membuang muka menutupi semburat merah yang sudah menghiasi wajahnya.

Sebuah senyuman samar terlihat dari wajah Rai, memperhatikan wajah sang istri yang sedang menahan rasa.

"Ambillah!"

"Maaf kak, statusku memang istrimu tapi hubungan kita belum bisa menggambarkan itu. Aku belum bisa mengambilnya, karena aku tidak pantas mendapatkannya."

Andini beranjak dari sana tapi cekalan tangan Rai menghentikan langkahnya. "Sampai kapan hatimu membatu? pernikahan ini sakral dan aku mengucap ijab dengan sepenuh jiwa. Apa tak ada getaran sedikitpun untuk mengubah keputusanmu?"

Andini bimbang, dia ragu untuk melangkah, ada rasa kecewa yang belum kunjung reda. Rasa sakitpun masih menganga di dada. Dia belum yakin akan hatinya, apa lagi semua di awali karena kesalahan semalam. Yang berawal dari penghianat, masih butuh waktu untuk memulihkan hati yang terluka.

"Hatiku belum bisa semudah itu menerima kak, mengertilah...."

"Apa karena Tara?"

"Aku dan Tara sudah tak ada hubungan apa-apa," tegas Andini.

"Lalu apa? sedangkan kalian masih sering bersama? dan aku tau hubungan kalian yang terjalin cukup lama."

"Kakak nggak tau apa-apa tentang aku, lepas kak! aku mau berangkat, taksi pesananku sudah menunggu." Andini melepaskan tangan Rai yang sedikit membuat pergelangan tangannya memanas.

Andini segera melangkah cepat menuju taksi yang berada di luar pagar. Air matanya jatuh setelah masuk kedalam. Sepanjang perjalanan hati Andini tak menentu, dia bahkan tak tau harus bagaimana bersikap pada Rai.

Untuk mengakhiri pun sebenarnya Andini masih ragu, dia masih memikirkan akan masa depannya kelak. Tapi untuk lanjut, dia pun tak yakin karena cinta itu tak kunjung hadir.

Sampai di kantor dengan hati berantakan, moodnya hancur dan pikiran yang kacau. Beruntung ada Tara yang membantu, mbak Erna pun cukup baik dan tak banyak mengkritik, percaya jika Tara dan dirinya bisa bekerjasama untuk menyelesaikan pekerjaan.

"Makasih ya....kalo nggak ada loe mungkin gue udah kena marah sama pak Heru." Ucap Andini saat keduanya kini berjalan menuju kantin.

"Sama-sama kan kita tim, lagian beruntung kita di tempatkan di divisi ini. Pak Heru dan mbak Erna cukup santai dan nggak ribet yang penting kerjaan kelar."

"Iya bener banget, tapi gue salut sich sama loe. Pinter juga, bermanfaat juga jadi patner kerja gue!"

Mereka berjalan dengan sesekali bercanda dan bersenda gurau. Tanpa sadar ada dua pasang mata yang mengamati sejak tadi.

"Loe mulai jatuh cinta sama adik gue?"

Raihan tak menjawab tapi Andika tau jika jawabannya itu iya, dia paham betul tatapan Raihan yang begitu tajam bercampur amarah.

"Loe nggak bisa nutupin dari gue, lagian gue kan udah bilang. Gue kenal banget sama loe, dari awal loe tergoda sama adik gue juga sebenarnya loe udah ada rasa tapi loenya aja yang nggak peka."

"Andini susah di taklukkan, pusing gue mikirin adek loe!"

"Eh kampreeet kalo loe emang serius ya usaha lebih lagi. Nggak cukup waktu yang nentuin!"

Kini keduanya berjalan berbelok menuju lobby, membiarkan Andini dan Tara berjalan dengan arah yang tak sama.

"Sebenarnya Andini sama Tara udah putus belum sich?"

"Mana gue tau, setau gue mereka baik-baik aja. Loe tau sendiri Andini bucin banget sama Tara."

"Tapi Andini bilang, meraka udah nggak ada hubungan apa-apa!"

"Nanti gue coba cari tau, loe lupa kalo ada belahan hati gue di divisi mereka. Siapa tau dia bisa bantu juga buat cari tau."

"Dia bini orang, loe nggak usah nyari gara-gara. Yang perawan aja banyak, nyari penyakit aja loe!"

"Gue nggak ngerasa putus sama dia, anggap aja lakinya nggak ada, toh emang nggak pernah ada rasa tanggung jawab. Nggak masalah seandainya dapet janda, dari pada dapet perawan tapi nggak mau di ajak mainan kuda-kudaan!"

"Bangk3!"

1
Ridho Salju
mantap..👍sosor aja😄😄😄😄
Ridho Salju
😄😄 lucu sekali..,
Diny Julianti (Dy)
ha ha ha Andika kena getahny.... kocak asli
Diny Julianti (Dy)
🤣🤣🤣🤣Dika bner2 ye
Diny Julianti (Dy)
lucu parah nih cerita
Diny Julianti (Dy)
🤣🤣🤣
Diny Julianti (Dy)
asli ngakak sama Andika bisa2 ny pake bungkus wajik, perkosa adeny biar tek dung
Diny Julianti (Dy)
lucu bneran niy cerita sukaaa bgt
Diny Julianti (Dy)
ngakak minuman OB dksh Andin🤣🤣🤣🤣😉
Diny Julianti (Dy)
bneran lucu, Rai ny sabar udh dewasa
Diny Julianti (Dy)
🤣🤣🤣🤣
Diny Julianti (Dy)
ha ha ha lucu
Diny Julianti (Dy)
lucu
Mahyuni Suanti
Luar biasa
Mahyuni Suanti
ya ampunnnn gilak thorr😂😂🥰🥰❤️❤️🙏 ini mah seruuuu bangett aku bacanya thorr. trhiburrrr bangettt
mkasih bnyak thorr🫰
Mahyuni Suanti
sumpahhhh ngakak aku thor😂😂😂
Mu'rifatul Laili
Luar biasa
Sri Utami
seru suka banget karakter ceweknya gak lebay
Hrawti
Luar biasa
Tama Ngenana
waduh senang banget jadi 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!