Obsesi Mafia kondang pada seorang gadis yang menjadi jaminan hutang kontrak nya dengan ayah gadis tersebut.
Kisah keluarga yang saling menyakitkan namun menyembuhkan kedua nya saat bertemu. Sang kakek yang mempunyai rencana lain untuk menyatukan kedua nya, untuk mengatur Cucu nya dia butuh Gadis itu.
Tak disangka Mafia tersebut membawa gadis itu keluar dari dunia nya yang tidak baik-baik saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon OrchidCho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pearl Pond
Saat ditangga Hana turun namun langkah Hana terhenti ketika melihat senyum sumringah Leon bersama wanita bernama Anna tersebut.
"Oyy! Kalian terlihat senang, kau tidak lihat istrimu sendirian" tegur Jey membuat mereka menoleh.
"Oh, dia saudara tampan mu itu? Kau Jey benarkan" tutur Anna melihat Jey.
Kakeknya yang sedari tadi mendengar pun muncul. Tidak menjawab Jey langsung menoleh ke kakeknya.
"Apa yang kau lakukan disini? Masuk dan istirahat. Besok kalian pergi ke Pearl Pond" tutur kakeknya dengan nada tegas yang jelas tidak menyukai wanita itu.
"Pulau itu??" Ulang Jey tidak percaya, sambil melihat kakeknya yang duduk disofa.
"Anda begitu mengeluarkan banyak uang, kakek" jawab Leon yang tak percaya kakeknya yang memilih tempat bulan madu mereka. Sedangkan Hana masih ditangga melihat mereka.
Melihat mereka memanas, Anna tersenyum miring.
"Kalau begitu, aku pergi dulu, ini hadiah untuk mu" ujar Anna yang menyodorkan sebuah minuman alkóhol yang mahal.
"Oh, aku akan minum dengan baik. Terimakasih" jawab Leon yang menerima hadiah tersebut.
Anna pun pergi begitu saja meninggalkan mereka.
"Apa aku sudah katakan.. jika kau menyakiti Hana, aku tidak akan diam" peringat Jey pada Leon.
"Aku akan ingatkan lagi, kini Hana bukan teman atau kau anggapnya adik mu, tapi sekarang dia ipar mu, kau harus tahu batasan" balas Leon lalu melengos pergi dan menaiki tangga sampai ditengah melihat Hana yang masih berdiam berdiri ditempatnya.
Leon pun meraih tangan Hana dan mengajak nya naik, mata Leon melirik remeh ke arah Jey sambil berjalan, yang menyiratkan kalau wanita disampingnya adalah milik nya.
Didalam kamar Hana memberanikan diri untuk bertanya.
"Anna sejak kapan kau berte-"
"Kau duluan mandi atau mandi bersama?" Leon menyela perkataan Hana, sukses membuat Hana terdiam.
"Oh..aku dulu" jawab Hana yang langsung melengos pergi ke arah kamar mandi.
...
Didalam kamar mandi, suara kucuran air terdengar, Hana memejamkan matanya dibawah kucuran air hangat. Sampai Hana tidak menyadari kalau Leon sudah masuk dan berendam dibathub berisi air sabun mandi.
"Arhkkk!!!" Jerit Hana yang terkejut melihat Leon yang sudah berada di bathtub, reflek menutup tubuh polosnya dengan tangan nya.
"Jangan berlebihan, aku sudah melihat semuanya" ujar Leon dengan suara beratnya sambil memejamkan matanya menikmati air bathtub.
"Baiklah, tetap tutup mata!" jawab Hana yang melanjutkan keramasnya.
Tak lama Leon pun ikut bergabung di bilik shower dan langsung menghimpit tubuh polos Hana di dinding kamar mandi. Bibir tipis Leon sudah mendarat menuntut di bibir Hana.
Tangan kekar Leon memegang kedua pergelangan Hana, sehingga pergerakan Hana terbatas.
"Uhm.." Hana berusaha melepas dan mendorong tubuh Leon agar menjauh.
Leon makin gencar bahkan meremas bókóng Hana dengan gemas, merasakan kulit lembut nan kenyal.
Dengan mendorong kuat pundak Leon, namun belum berhasil menjauhkan Leon, ia masih asik mélumát bibir Hana dengan menggebu-gebu. Hana pun mulai berontak tenaganya pun jauh kalah dengan Leon.
Pungutan bibir mereka terlepas, Hana melihat dengan dekat wajah Leon, meski tinggi mereka tidak setara membuat Hana sedikit mendongak.
"Jangan. Kalau ada yang dengar bagaimana?" Bisik Hana yang mendongak sedikit melihat Leon.
"Biarkan saja, kita pengantin baru" Tutur Leon yang mengelus pinggang belakang Hana.
"Jangan..." Bisik lagi Hana.
Namun tidak didengar oleh Leon, yang malah menggoda Hana dengan mengendus tengkuk Hana dengan hidung nya.
"Aahhh..jangan" Suara Hana sedikit keras sembari mendorong dada bidang Leon.
Hana ingin melarikan diri karena Leon terus menggodanya namun tangan Leon menahan perut rata Hana, sebelum pergi Leon mengecup pundak polos Hana.
Cup
Setelah itu Hana keluar dari bilik shower dan melilit handuk ditubuhnya.
...
Setelah 30 menit dikamar mandi Leon keluar menggunakan kaos putih, kulit putih nya terlihat menyaru dengan kaos nya.
Di kasur Hana sibuk memainkan ponselnya, sedangkan Leon memerhatikan Hana sejak keluar dari kamar mandi, bahkan ia berdiri dekat Hana yang memerhatikan nya memainkan ponselnya.
"Nama tempatnya Pearl Pond.. tapi..kucari dimana pun tempat seperti itu tidak ada" ujar Hana yang sedang mencari informasi tentang tempat yang ia akan datangi.
"Ssss.." desis Leon lalu ia merunduk dan mendekatkan wajahnya ke arah Hana.
Cup
Kecupan sekilas mendarat tepat dibibir Hana yang sibuk dengan ponselnya, yang langsung mendongak ke arah Leon.
"Kenapa selalu mencuri ciumán ku!" protes Hana melihat ke arah Leon.
"Oh..tunggu sebentar, ada sesuatu" tunjuk Leon ke wajah Hana.
"Apa?" Tanya Hana.
Leon dengan jahil menangkup kedua pipi Hana dan mengecup bibirnya lagi.
Cup
Setelahnya ia naik ke kasur sambil merangkak dengan senyumnya tanpa rasa bersalah.
Jengkel Hana yang menatap Leon mulutnya komat-kamit.
"Cepatlah tidur, atau ku pastikan besok pagi kau tidak memakai pakaian mu" peringat Leon.
Hana mendengarnya langsung menaruh ponselnya di nakas, dan merebahkan dirinya dengan selimut.
"Kemari" Leon membuka selimut dengan tangannya, menyuruh Hana tidur mendekat.
"Kau tidak melakukan hal aneh kan?" Curiga Hana.
"Tidak, hanya tidur" ujar Leon.
Hana mendekat ke arah Leon, ia langsung memeluk tubuh mungil Hana, tangan nya meraba punggung Hana yang hanya memakai kaos tipis.
"Kau sedang menggodaku?" Tanya Leon.
"Apanya?" Tanya balik Hana yang sambil memejamkan matanya.
"Kau tidur tanpa memakai brá? Aku tidak bisa menahan nya" terang Leon dengan suara serak nan menggodanya.
"Aku seharian memakai pakaian yang membuat dada ku sesak, aku tidak bisa bernafas, biarkan" dumel Hana yang tidak perduli.
Leon melihat ke Hana memejamkan matanya yang tidur di pelukan nya, lalu tangan nya menyingkirkan beberapa anak rambut Hana.
"Kau dalam masalah, jika aku sudah terobsesi padamu. Kau tidak akan bisa lepas dariku" ucap Leon dengan suara beratnya hingga nafasnya pun terdengar sampai ke telinga Hana.
"Apa kau cinta padaku??" Tanya Hana tiba-tiba sambil mendongak menunggu jawaban dari Leon. Namun Leon hanya diam cukup lama jadi Hana mengerti kalau Leon tidak akan menjawabnya.
"Cih, tidak bisa menjawabnya. Tidur saja" pungkas Hana lagi, yang mengganti posisi tidur membelakangi Leon.
Leon hanya tersenyum melihat punggung Hana, lalu tangan Leon menarik tubuh Hana mendekat sedikit dan memeluknya dari belakang sambil memejamkan matanya. Hidung nya pun mencium tengkuk belakang Hana dengan nyaman.
...
Waktu menunjukkan pukul 8.30 pagi, namun dua insan di dalam kamar masih terlelap, apalagi Hana yang masih tertidur tanpa memakai baju nya, tubuh ya ia tutup dengan selimut.
"Ehmm ..." Lenguh Hana yang mulai mengerjapkan matanya untuk bangun.
Hana juga melihat mata sipit Leon sudah terbuka.
"Morning" sapa Leon dengan suara seraknya.
"Hmm" hanya deheman yang dijawab Hana, tangannya terjulur ke lengan Leon seperti memeluk. Tapi ada aneh, tubuhnya terasa polos, Hana menunduk ternyata ia tidak memakai bajunya.
"Bajuku" reflek Hana memegang dadanya dan menatap Leon matanya langsung melebar.
"Apa yang kau lakukan padaku? Pas semalam?" Tanya Hana pada Leon.
"Hmm ...semalam..kita berkeringat sama" lugas Leon yang dengan smirknya.
"Icccshhh" kesal Hana. Apa mungkin, karena dia tidak ingat apapun.