Pasti ada asap, makanya ada api. Tidak mungkin seseorang dengan tiba-tiba membenci jika tidak ada sebab.
Itu yang di alami Adara gadis 25 tahun yang mendapatkan kebencian dari William laki-laki berusia 30 tahun.
Hanya karena sakit hati. Pria yang dulu mencintainya yang sekarang berubah menjadi membencinya.
Pria yang dulu sangat melindunginya dan sekarang tidak peduli padanya.
Adara harus menerima nasibnya mendapatkan kebencian dari seorang yang pernah mencintainya.
Kehidupan Adara semakin hancur dikala mereka berdua terikat pernikahan yang dijalankan secara terpaksa. William semakin membencinya dan menjadikan pernikahan itu sebagai neraka sesungguhnya.
Mari kita lihat dalam novel terbaru saya.
Apakah 2 orang yang saling mencintai dan kemudian berubah menjadi benci. Lalu benci itu bisa kembali berubah?
Terus di ikuti dalam Novel ini. Jangan lupa like, koment dan subscribe.
Follo Ig saya.
ainunharahap12.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 8. Penolakan secara tegas.
Setelah melakukan perjalanan hampir setengah jam dan akhirnya mobil itu memasuki gerbang utama yang menjulang tinggi ke atas berwarna hitam. Mobil itu melaju sampai tiba tepat di depan istana mewah milik Ambar.
Banyak mobil mewah yang terparkir yang mungkin belum dimasukkan ke dalam garasi dan juga terlihat mondar-mandir pengawal yang berpakaian rapi berjas hitam dengan alat yang terdapat di telinganya dan ada juga pelayan wanita dengan seragam yang sama.
Mata Adara melihat keluar jendela. Dia masih mengingat kapan terakhir kali dia menginjakkan kaki di kediaman itu dan mungkin sudah hitungan beberapa tahun yang lalu. Tidak ada yang berubah sama sekali.
Dalam lamunan Adara tanpa dia sadari sopir sudah membukakan pintu. Adara menundukkan kepala mengucapkan terima kasih dan keluar dari mobil yang mana Ambar sudah keluar terlebih dahulu.
Sangat bersamaan dengan mobil yang juga berhenti di belakang mereka. Penghuni mobil itu yang tak lain adalah Raka yang sedang menyetir dan William yang berada di belakangnya yang memejamkan mata dengan memijat kepalanya, dia tidak tidur mungkin terlihat pusing dengan banyak pekerjaan.
Raka mengerutkan dahi yang mencoba untuk melihat jelas wanita yang bersama Ambar itu benarkah Adara atau tidak.
"William, Adara ada di sini," ucap Raka setelah memastikan.
"Apa kau tidak bisa tidak menyebutkan nama wanita itu? Kenapa kau tidak pernah mendengarkan apa yang aku katakan," sahut William dengan nada kesal tanpa membuka mata.
"Aku tidak akan menyebutnya jika dia tidak ada di sini, dia ada di sini bersama dengan nenek Ambar," ucap Raka menegaskan.
Mendengar kata Nenek, membuat William langsung membuka mata dan yang benar saja dia juga melihat jelas Ambar bersama dengan Adara.
"Apa-apaan ini!" ucap William yang sudah mulai terlihat begitu kesal dan Wiliam yang langsung keluar dari mobil dan begitu juga dengan Raka.
Melihat kedatangan William membuat Adara langsung menunduk yang tampak mulai takut dengan jari-jarinya yang saling memencet.
Entahlah apa yang sekarang dirasakan Adara yang pasti tidak tenang dan apalagi terlihat laki-laki Itu tampak tergesa-gesa yang seolah ingin menyerang dirinya.
"Kenapa Nenek ada di sini?" tanya William tanpa mempedulikan Adara.
"Saya baru sampai dan bisa-bisanya kamu berkata seperti itu yang sangat tidak menyukai kehadiran saya," jawab wanita itu tampak tersinggung.
"Aku jelas bertanya seperti itu. Karena nenek datang tiba-tiba dan apa yang nenek lakukan di sini dan...."
Mata William melihat ke arah Adara dan pasti nenek sudah mengerti apa maksud dari pertanyaan William.
"Nenek!" Raka mendekati Ambar dan mencium punggung tangan Ambar.
"Ternyata keturunan orang lain lebih mempunyai sopan santun daripada keturunan sendiri!" sindir Ambar pada William yang memang tidak ada manis-manisnya saat pertama kali bertemu dengannya dan mungkin yang diharapkan nenek seperti yang ditunjukkan oleh Raka.
William tidak menanggapi dan hanya menghela nafas.
"Masuklah! Ada hal yang harus kita bicarakan!" ucap Ambar yang melangkah terlebih dahulu.
"Untuk apa kau berada di sini?" tanya William.
"Jaga sikap kamu William. Dia adalah tamu saya!" tegas Ambar yang tidak memberikan kesempatan Adara untuk menjawab m
"Adara, ayo masuk!" ajak Ambar, Adara menganggukan kepala dan menyusul dengan cepat-cepat sebelum William bertanya lagi.
"Apa-apaan ini!" umpat William yang semakin kesal dan dia juga menyusul masuk ke dalam rumah dan begitu juga dengan Raka.
******
Ambar, Adara, William dan Raka yang sudah berada di ruang tamu. Raka tadinya tidak ingin berada pada keluarga inti itu dan dia bahkan sudah berpamitan untuk pulang. Tetapi Nenek menyuruh Raka untuk berada diantara mereka yang mungkin juga ada yang ingin disampaikan kepada Raka.
Ambar yang meletakkan tablet di atas meja tepat dihadapan William dan sedikit kasar, mata William melihat tablet tersebut yang merupakan artikel tentang pemberitaan dirinya yang mempublikasi hubungannya dengan seorang model yang kontroversi sehingga berita itu menyebar luas dengan cepat dengan penuh tanggapan yang berbeda-beda yang bahkan menimbulkan pro dan kontra.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Ambar.
"Apa aku harus menjelaskan, bukankah artikel itu adalah berita yang benar dan itu bukan hoax. Aku memang menjalin hubungan dengan Katty Hermes, wanita yang aku cintai," ucap William dengan tegas dan bahkan menekankan perkataannya yang seolah ingin membuat Adara panas.
Adara hanya berusaha untuk tenang, walau tidak bisa dipungkiri telinganya sedikit tidak menerima perkataan William, sejak tadi dia hanya menunduk dengan tangannya yang berada di atas dressnya dan wajahnya tampak gusar yang sangat tidak nyaman berada dalam situasi seperti itu.
"Aku tidak mempertanyakan seberapa besar ukuran cintamu kepada wanita itu. Yang aku tanyakan kenapa kamu begitu bodoh sekali mempublikasikan hubungan seperti ini yang hanya akan merusak citra hotel!" tegas Nenek.
"Merusak citra hotel! Apa yang di rusak! apa yang salah dengan hubunganku, aku sudah mengenal Katty cukup lama, dia wanita yang baik, wanita yang tahu cara berterima kasih, wanita setia dan tidak berkhianat!" tegas William dan lagi-lagi sorot matanya terlihat kepada Adara yang sengaja menyindir Adara.
Entahlah kenapa William berkata seperti itu yang pasti karena ada sesuatu yang terjadi sebelumnya antara William dan Adara.
"Bukankah aku sudah mengatakan kepadamu untuk tidak menjalin hubungan dengan wanita ini dan kau malah publikasikan hubungan ini. Aku tidak menyetujui hubungan kalian!" tegas Nenek.
"Tapi aku mencintainya dan aku ingin melanjutkan hubungan kami ke tahap pernikahan!" tegas William.
"Kau memang akan menikah dan hanya menikah dengan wanita yang aku pilihkan kepadaku!" tegas Ambar.
"Apa maksud nenek. Apa ini adalah zaman Siti Nurbaya yang penuh dengan drama perjodohan," sahut William.
"Aku tidak menjodohkan mu dengan wanita sembarangan dan aku tahu hanya wanita itu yang bisa mengendalikan dirimu!" tegas Ambar.
"Maksud Nenek apa?" tanya William menekan suaranya dia sangat tidak suka sekali dengan keseriusan wanita itu mengenai dirinya tepat di hadapan Adara.
"Kau akan menikah dengan Adara!" tegas Nenek yang membuat William kaget dengan mata mendelik.
Bukan hanya William saja, Raka sebagai pendengar yang baik di sana juga benar-benar terkejut dan langsung melihat kearah Adara. Raka menarik kesimpulan jika kehadiran Adara di tengah-tengah dua orang itu pasti memiliki hubungan dan ternyata ini kaitannya.
"Apa maksud Nenek?" tanya William dengan suara menekan.
"Apa aku harus mengulang kembali apa yang telah aku sampaikan kepadamu. Kau akan menikah dengan Adara," tegas nenek yang kembali mengulang pernyataannya.
"Itu tidak mungkin! Tegas William. Aku tidak ingin menikah dengan wanita ini. Aku sangat membenci dia, aku sangat jijik padanya dan sampai kapanpun aku tidak akan menikahinya!" tegas William yang langsung menolak mentah-mentah.
"Hentikan William!" sentak Ambar.
"Apa kamu tidak bisa bicara baik-baik, kamu harus tahu siapa wanita yang kamu ajak bicara, berani-beraninya kamu berkata seperti itu kepada Adara!" tegur Nenek
"Lalu aku harus berbicara seperti apa, apa aku harus berbicara lembut, memohon dan berlutut di kakinya, setelah itu apa, dia akan menginjak-injak ku. Apa yang aku katakan sangat pantas untuk wanita sepertinya!" tegas William yang tidak ada toleransi dalam berbicara dan itu sudah menggambarkan betapa bencinya dia kepada Adara.
Bersambung....