Kecelakaan mobil menewaskan kedua orangtua Aleesya saat berusia 5 tahun. Hanya Aleesya yang selamat dari kecelakaan maut itu. Dia diasuh oleh tante dan om-nya yang jahat.
Siap-siap banjir airmata yaa Readers !
Bagaimanakah nasib Aleesya selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Honeymoon
Sorenya mereka pulang, Alarich membawa mobil mamahnya. Lalu Kenny membawa mobil Alarich pulang. Mereka telah sampai dirumah. Papah Arya pulang telat karena masih ada sedikit pekerjaan. Karena besok Alarich dan Aleesya akan bulan madu jadi papah Arya yang menghandle pekerjaan anaknya.
Alarich membawa sang istri ke kamarnya, Aleesya hanya menurut tidak membantah. "Beli apa aja tadi?" Tanya Al penasaran, dia ingat omongan mamahnya tadi.
Aleesya mengeluarkan beberapa lingerie, dia agak malu sebenarnya tapi mau gimana lagi. Memang sudah seharus nya kan tugas istri melayani suaminya. "Ini mas!" Aleesya nampak ragu memperlihatkan lingerie yang sangat transparan itu.
Mata suami Aleesya itu berbinar "Terima kasih mamah, aku akan segera memberi mamah cucu...yessss!". Alarich tersenyum kecil.
"Cobain !"
"Hah? Se-sekarang mas?" Otak Aleesya mendadak ngeblank dengan perintah sang suami. "Apa? Pakai baju tipis gini? Malu banget aku!". Wajah Aleesya mendadak pucat.
"Iya sayang sekarang ayo !" Alarich mendorong pelan istrinya ke walk in closet. Dia menunggu di sofa depan kasur. Tak lama Aleesya perlahan jalan ke suaminya. Dia sungguh malu sekali, dia juga menarik narik baju itu kebawah, sungguh sangat minim sekali hanya sejengkal dari pinggang.
"Mm-mas aku udah!" Ucap Aleesya menunduk malu.
Alarich berdiri dia bagaikan melihat bidadari walaupun belum tahu bentuk bidadari seperti apa. Lingerie merah yang membalut tubuh sang istri membuat Alarich panas. Alarich juga merapatkan pinggang mereka. "Cantik sayang!"
Dia mulai menciumi wajah sang istri dengan lembut, dia juga menciumi leher jenjang istrinya. Aleesya melenguh nikmat, tangannya sudah mengalung ke leher suaminya. Pertempuran panas itu terjadi. Alarich menggempurnya hingga 2 jam lamanya. Dia banyak mengeluarkan benih cintanya ke rahim istrinya.
Sungguh permainan panas yang menyenangkan bagi pengantin baru itu. "Mas aku laper!" Lirih Aleesya yang memang kelaparan sejak tadi sore tapi karena Alarich jadi dia tahan. "Ya ampun maafin aku sayang, kita mandi dulu yah nanti aku bawain makanan ke atas!" Alarich langsung menggendong istrinya ala bridal ke kamar mandi.
-
-
Alarich turun duluan ke bawah, sementara Aleesya tengah ganti baju. Alarich membawakan makanan untuk dirinya dan Aleesya.
"Astaga mbok! Ngagetin aja!" Alarich mengusap ngusap dadanya, mbok Inem tiba tiba muncul di depan Alarich.
"Hehehe lagian Aden ngapain malem-malem? Laper?" Tanya si mbok. "Itu mbok tahu, istriku lapar mbok!" Ucap Al yang masih menyiapkan makanan di atas nampan
"Kebanyakan aden, nanti si mbok aja yang bawa. Aden bawa minumannya aja gimana?" Tawar si mbok. Al sudah biasa dengan tingkah mboknya yang agak absurd ini. "Oke deh!" Al membawa nampan berisi minuman dan cemilan itu.
-
-
Alarich ke kamarnya bersama si mbok yang mengekor di belakangnya. Keduanya masuk menyimpan makanan dan minumannya di atas meja. Si mbok pamit keluar.
"Banyak banget mas." Mata Aleesya berbinar melihat banyak makanan yang menggoda. "Kita makan dulu, habis itu tidur yah, besok kita berangkat pagi. Bastian sudah siapkan private jet." Ucap Alarich datar.
UHUK UHUK UHUK Aleesya tetiba tersedak. "Apa?? Private Jet? Jadi dia punya pesawat pribadi.". Alarich menepuk punggung istrinya itu dia memberikan segelas air putih
"Kenapa sayang keselek lagi hmm?" Al nampak khawatir. "Engga apa apa mas, iya sedikit hehehe!" Mereka makan berdua dikamar hingga kekenyangan. Tak lama mbok inem ke kamar tuannya mengambil piring piring itu.
-
-
-
Pagi pagi sekali supir dan si mbok sudah memasukan 2 koper ke dalam bagasi mobil. Orangtua Alarich pun ikut mengantar anak dan menantunya ke bandara. Bastian tetap ikut, dia janji akan diberikan bonus dari papah Arya.
"Mah, pah kami pergi dulu." Alarich memeluk papah dan mamahnya ,begitu juga dengan Aleesya sama.
"Semoga nanti pulang kalian bawa kabar baik ya sayang!" Mamah Winda memeluk erat menantu kesayangannya itu. Dia sungguh sangat menyayangi Aleesya. Sama seperti mamah Winda yang menyayangi Nania sahabatnya.
"Iya mah terima kasih mah, pah!" Ucap Aleesya lembut sekali.
Keduanya pun sudah masuk pesawat pribadi keluarga Dewantara. Terdapat kamar pribadi di dalam pesawat itu. Ini pertama kalinya untuk Aleesya. Dia sangat cemas dan takut. Dia juga merapalkan doa ketika duduk di kursi.
Tangan Alarich menggenggam tangan sang istri. "Jangan takut ada aku!" Suara bariton dan berat itupun membuat hati Aleesya sedikit lega. Alarich mengajak istrinya ke dalam kamar, dia mengajaknya tidur agak tidak takut. Aleesya menurut patuh.
-
-
Belasan jam mereka mengudara akhirnya mereka sampai di negara Eropa. Alarich membawa istrinya bulan madu kesana. Mereka menuju hotel mewah bintang 5 dengan fasilitas lengkap di dalamnya.
Ketika masuk ke dalam kamar mewah itu, Aleesya menganga. Dia terkejut melihat kamar itu, dia tertarik keluar balkon, dia membuka pintu balkon kamar itu, dia juga merentangkan kedua tangannya. Memandang indah gedung gedung aesthetic itu. Tangan Alarich melingkar diperut istrinya. Dia mengecup pipi istrinya.
"Suka sayang?" Tanya Alarich
"Suka banget mas, makasih ya mas. Aku...bahagia mas. Terima kasih mas untuk semuanya. Aku ...mencintaimu mas!" Ucapan itu telontar dari bibir mungil Aleesya dia juga menitikan air mata bahagianya.
Alarich terharu mendengar ucapan cinta istrinya. Dia sangat bahagia. Siapa sangka, ternyata Aleesya adalah anak dari sahabat mamahnya. itulah takdir. Alarich percaya jika Aleesya adalah jodohnya ketika pertama berjumpa.
"Nanti besok kita jalan jalan yah, kita akan lama disini selama 2 minggu. Kamu prioritas aku sekarang sayang. Apapun yang terjadi kedepannya, percaya padaku." Tegas Alarich pada istrinya.
Aleesya mengerti dia akan menjadi istri yang penurut untuk suaminya. Dia bahagia sekali hari ini. Suaminya sangat meratukan dirinya. Hal kecil pun diperhatikan suaminya. Aleesya sangat beruntung di peristri Alarich
Keduanya kini tengah menikmati bulan madu, mereka bercocok tanam berjam jam dan tak keluar kamar. Sedari tadi pegawai hotel sudah 2x balikan membawakan makanan untuk pengantin baru ini.
"Ahhh mas ... Ahhh sssh...!" Aleesya makin mendesah di atas suaminya. Aleesya sudah mulai bisa memimpin permainan sesuai arahan suaminya.
Alarich dengan cepat membalikan posisi mereka. Kini istrinya sudah ada di bawah kukungan suaminya. Alarich memompa lembah nirwana itu tanpa henti. Mereka sangat menikmati hari itu. Seharian hanya dikamar saja.
"Ouch... Kamu sempit sekali sayang, padahal sudah ke gempur berkali kali nikmat sekali ahhh ahhh...!" Alarich terus mendesah nikmat.
Pakaian mereka sudah berserakan di lantai. Bahkan Alarich merobek baju istrinya ketika ingin bercinta.
"Kau canduku sayang!" Ucap Alarich.
"I LOVE YOU MY WIFE ahhhhhh ....!" Alarich menyemburkan lahar panas hasil percintaan mereka. Alarich ambruk diatas ceruk leher istrinya. Aleesya juga sama lelahnya melayani nafsu suaminya yang tinggi. Dia perlahan mengimbangi juga permainan panas itu.