Cella adalah seorang koki terkenal dengan wawasan luas dan kecerdasan yang luar biasa. Namun, hidupnya yang gemilang terhenti ketika ia tertabrak bus saat menolong seorang nenek menyeberang jalan. Bukannya masuk surga, jiwa Cella justru terbangun di tubuh Fifi Zara Kiana Gibson, seorang istri dari CEO kaya, Darius Armand Gibson.
Darius mencintai Fifi sejak kecil, tetapi pernikahan mereka penuh kebekuan karena Fifi tak pernah mencintainya. Fifi terperangkap dalam cinta buta terhadap Kelvin, pria yang memanfaatkan dirinya untuk merebut harta Darius. Dalam hidup sebelumnya, Fifi berkhianat, anaknya diracun, dan Darius bunuh diri setelah kehilangan keluarganya. Semua harta berpindah ke Kelvin dan Dara, adik tiri Fifi, yang menjadi dalang kekacauan itu.
Kini, dengan jiwa Cella di dalam tubuh Fifi, ia bertekad untuk mengubah segalanya. Cella berjanji untuk melindungi Darius dan Dinda, anak perempuannya, sekaligus membalas kejahatan Kelvin dan Dara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Balas Dengan Elegan
Pagi itu berjalan seperti biasa di mansion keluarga Darius. Fifi sibuk dengan rutinitasnya, menyiapkan sarapan dan memastikan segala kebutuhan suami dan anaknya terpenuhi. Saat mereka sarapan, Darius membuka percakapan.
“Nanti malam kita diundang ke acara Pak Rian di Villa X. Oh ya, Dinda juga kita ajak malam ini. Jadi, kita bertiga harus hadir” katanya sambil tersenyum ke arah Fifi.
Fifi mengangguk antusias “Baiklah, nanti aku akan siapkan pakaian yang cocok untuk kita semua. Sekalian pakai baju couple, bagaimana?”
“Bagus” balas Darius sambil tersenyum hangat.
Setelah mengantarkan Dinda ke sekolah, Fifi mampir ke butik ternama untuk memilih pakaian. Ia memilih baju couple bernuansa elegan: dress panjang untuk dirinya, setelan jas dengan aksen senada untuk Darius, dan gaun manis untuk Dinda. Semua tampak sempurna.
Ketika malam tiba, Fifi tampil memukau dengan gaun yang ia pilih. Darius yang menunggu di ruang tamu mendongak dan terpana saat melihat istrinya turun dari tangga, menggandeng Dinda yang tak kalah cantiknya.
“Kau cantik sekali, istriku” ucap Darius penuh kekaguman.
Namun, ucapan itu membuat Dinda mengerucutkan bibir. “Papa! Aku juga cantik, kan?”
Darius tersenyum, berjongkok di depan Dinda “Tentu saja, Putri Papa juga cantik sekali malam ini”
Dinda tersenyum lebar, menggandeng tangan Papa dan Mamanya menuju mobil.
Begitu mereka bertiga sampai dan memasuki ruangan, perhatian tamu langsung tertuju pada mereka. Bisikan-bisikan terdengar di antara tamu undangan.
“Lihat itu, bukankah itu Nyonya Darius, Fifi benar-benar luar biasa. Siapa sangka istri Tuan Darius bisa secantik ini?”
“Dan anak mereka juga lucu sekali. Keluarga sempurna”
Di sisi lain, Kelvin sedang berbincang dengan Dara tentang menjebak Fifi. Ketika berbincang, Ia mendengar nama Fifi disebut dan segera menoleh. Ketika melihat Fifi menggandeng suami dan anaknya, matanya menyipit.
“Dia terlihat bahagia. Terlalu bahagia” ujar Kelvin dengan nada sinis.
Dara yang berada di dekatnya tersenyum kecil, melangkah mendekati Fifi “Hai, Kak Fifi! Kelvin mencarimu tadi. Katanya dia ingin bicara”
Fifi yang sedang mengatur napas karena perhatian yang terlalu banyak, menghela napas dalam “Dara, kau tahu kan suamiku ada di sini? Jangan membuatnya salah paham”
Dara memasang wajah menyesal “Maaf, Kak. Aku hanya menyampaikan pesan”
Kelvin mendekat, menyapa dengan senyum pura-pura ramah “Fifi, kau datang. Aku khawatir kau tak akan hadir. Kupikir aku harus menjemputmu”
Fifi tersenyum tipis “Terima kasih atas perhatianmu, Kelvin. Tapi aku tidak pernah sendirian. Aku punya suami yang tampan dan anak yang cantik selalu di sisiku”
Kelvin tertawa kecil, meskipun jelas terlihat ia terganggu dengan ucapan Fifi “Aku hanya ingin memastikan kau tetap sehat. Aku bahkan menyiapkan obat kesehatan untukmu”
Darius yang mendengar percakapan itu mendekat. Dengan nada tenang tapi tegas, ia berkata “Tak perlu khawatir, Kelvin. Aku bisa membeli banyak mengurus Fifi dengan sangat baik. Semua kebutuhannya terpenuhi.”
Kelvin hanya tersenyum canggung, sementara Fifi menambahkan, “Aku sangat bersyukur punya suami seperti Darius. Kau tahu, dia segalanya untukku.”
Setelah berbincang sebentar, Fifi menggandeng Darius dan Dinda menuju meja tempat dessert. Dinda bersorak riang saat melihat kue-kue manis favoritnya.
“Mama, aku mau yang ini!” seru Dinda, menunjuk kue cokelat mungil.
Fifi tertawa kecil “Ambil saja, Sayang. Mama juga mau mencicipi yang ini”
Mereka makan bersama dengan gembira, sementara Darius meminta izin untuk berbicara dengan salah satu rekan bisnisnya. Namun, suasana hangat itu berubah ketika seorang anak perempuan berlari dan menabrak Fifi dan Dinda hingga terjatuh. Bukannya meminta maaf, anak itu menatapnya tajam.
Melihat sang anak terjatuh, Ibu itu justru datang dengan sikap kasar.
“Anakmu itu tidak lihat-lihat kalau jalan? Ini semua salah kalian!” sergah wanita itu dengan nada tinggi hingga ia mendorong Dinda dan hampir terjatuh jika tidak ada Fifi di belakangnya.
Fifi yang biasanya sabar, langsung kehilangan kesabaran. “Maaf? Anak Anda yang menabrak kami, dan Anda malah menyalahkan anak saya?”
Tanpa banyak kata, Fifi menampar wanita itu dua kali. “Jika Anda tidak bisa mendidik anak Anda, setidaknya jaga mulut Anda. Dan jangan berani menyentuh anak saya!”
Wanita itu terkejut, memegang pipinya yang memerah.
Wanita itu tidak mau kalah “Kalian ini keluarga dari mana, hah? Aku akan melaporkan kalian ke suamiku. Suami ku adalah kepercayaan dari Tuan Darius”
Tepat saat itu, Darius datang “Apa yang terjadi di sini?” tanyanya dengan nada tegas.
Wanita itu menunjuk Fifi. “Dia... Dia… Menabrak anak saya dan juga menampar saya!”
Darius menatap dingin wanita itu, lalu beralih ke pria yang datang menghampiri “Saya sudah liat dari awal kejadian, anakmu yang menabrak nya. Mereka berdiri hanya makan dessert, anakmu berlari dan terjatuh sendiri. Apakah ini istri Anda, Pak Hendro? Begini cara Anda mendidik keluarga?”
Pak Hendro merupakan salah satu karyawannya, langsung menampar dan memarahi istrinya di depan semua orang “Minta maaf sekarang juga!” Setelah menampar istrinya pelan sebagai peringatan, ia menunduk ke arah Darius dan Fifi. “Maafkan kami, Tuan Darius”. Mereka berdua meminta maaf kemudian pergi.
Setelah pasangan itu pergi, Darius menggenggam tangan Fifi “Kau baik-baik saja?”
Fifi tersenyum “Aku baik-baik saja, Sayang. Terima kasih sudah membelaku”
Setelah kejadian berlalu, Fifi izin kepada sang suami dan anaknya untuk ke Toilet.
drama banget, anak udh berumah tangga dicampuri urusan nya..
di part ini kurang suka aq Thor, wibawa anak laki2 hilang Krn tokoh mamanya Darius..
kalo memang menyayangi anaknya kenapa gk dari dulu..
sekarang baru sibuk datang dan mukul orang seenaknya..