Spin off "Touch me mr. Cassanova"
🍁🍁🍁
"Kak, ini beneran kita menikah?"
Pertanyaan itu lolos begitu saja dari bibir mungil seorang Mikhayla Nolan.
Belasan tahun menyandang status sebagai seorang adik, kini tiba tiba ia berganti status menjadi seorang istri.
Kok bisa?
Kenapa?
Mikha merasa seperti mimpi buruk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
...~Happy Reading~...
Langit sore mulai memerah ketika Calvin dan Mikha melaju pulang dalam mobil. Jalanan lengang, hanya suara roda yang berputar di atas aspal yang menemani perjalanan mereka. Tidak ada obrolan seperti biasanya. Mikha, yang biasanya ceria dan tak henti berbicara tentang apa saja, kini hanya duduk diam sambil memandangi pemandangan di luar jendela.
Calvin tetap fokus menyetir, meski pikiran nya jauh dari jalanan di depan. Tangan nya menggenggam erat setir, bukan karena marah, melainkan karena ia sedang berusaha menenangkan pikiran nya yang kusut.
Mikha sesekali melirik Calvin, mencoba membaca ekspresi nya. Suaminya terlihat tenang, tapi Mikha tahu ada sesuatu yang mengganggu nya.
‘Segitu marahnya kakak, sampai diem terus dari tadi kaya orang bisu!’ pikir Mikha. Ia merasa bersalah karena insiden di sekolah tadi.
"Kak Calvin," Mikha akhirnya membuka suara, memecah keheningan. "Maaf ya... soal tadi di sekolah."
Calvin meliriknya sebentar, lalu kembali fokus ke jalan. "Gapapa," jawabnya singkat, tanpa nada emosi.
Mikha menggigit bibir, merasa tak puas dengan jawaban itu. "Kakak marah, kan sama Mikha?’’
Calvin menghela napas pelan, namun tidak segera menjawab. Ia ingin mengatakan bahwa ia tidak marah. Tapi pikiran nya terus menerus kembali ke Flora.
Melihat Calvin diam, Mikha merasa semakin gelisah. Ia tak tahan dengan suasana ini. "Kak Calvin, kalau kakak marah, bilang dong. Mikha tahu Mikha salah, tapi Mikha juga sudah minta maaf. Jangan diam seperti ini! Kakak kaya orang bisu tahu gak!’’
Calvin menoleh lagi, kali ini menatap Mikha dengan mata yang lembut namun penuh beban. "Aku gak marah, Mikha," katanya pelan. "Aku hanya... sedang memikirkan sesuatu."
Mikha mengernyitkan dahi. "Memikirkan apa?"
‘’Gapapa, lupakan saja!’’ jawab Calvin, lalu segera menambah laju kendaraan nya agar segera tiba di rumah.
...🍁🍁...
Calvin mematikan mesin mobil dan segera membuka pintu, mengisyaratkan Mikha untuk turun. “Ayo, turun,” katanya singkat. Namun, nada suaranya datar, tidak seperti biasanya.
Mikha masih duduk di kursi penumpang, memeluk tasnya erat erat. Ia merasa ada yang tidak beres. Biasanya, Calvin akan mengusap kepalan ya atau menunggu hingga Mikha turun lebih dulu. Tapi kali ini, sikap Calvin begitu dingin.
“Kakak!’’ panggil Mikha pelan.
Calvin menoleh, ekspresinya tetap tenang. “Apa lagi, Mikha? Ayo turun, sudah sore, kakak capek mau mandi!’’
Mikha mengerutkan bibir, mencoba merajuk seperti biasa. Ia berharap Calvin akan menyerah dan membujuknya, seperti yang selalu dilakukannya saat mereka bertengkar kecil. Namun, kali ini berbeda.
“Aku nggak mau turun kalau kakak masih diam seperti ini,” ujar Mikha sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi.
Calvin menghela napas panjang. Ia berjalan ke sisi Mikha, membuka pintu mobil, lalu berkata, “Mikha,sumpah, kakak capek banget. Aku masuk dulu.”
Tanpa menunggu jawaban, Calvin berbalik dan melangkah menuju rumah.
Mikha tertegun. Ia memandang punggung suaminya yang semakin menjauh dengan perasaan tidak percaya. Biasanya, Calvin akan memutar tubuhnya, tersenyum, atau setidaknya mengajaknya bicara dengan lembut. Tapi kali ini, Calvin benar benar meninggalkannya.
“Kakak beneran marah?’’ gumam Mikha pada dirinya sendiri. Hatinya terasa sesak.
Setelah beberapa menit termenung di mobil, Mikha akhirnya turun. Ia berjalan perlahan masuk ke dalam rumah, berharap Calvin sedang menunggu nya di ruang tamu seperti biasa. Tapi ketika ia membuka pintu, rumah itu terasa sunyi. Lampu ruang tamu menyala, tapi Calvin tidak ada di sana.
Dengan hati hati, Mikha melangkah ke dapur. Tidak ada. Ia melangkah ke kamar Calvin, namun ternyata sudah di kunci. MIkha mendengus, lalu menghela napas nya kasar.
Bingung, kesal namun juga sangat ingin marah. Ini semuanya gara gara Shera, kalau saja gadis itu tidak memancing emosi nya, tentu Mikha tidak akan terlibat pertengkaran, dan Calvin tidak akan di panggil guru BK. Dan kini, dirinya tidak akan di abaikan oleh suami nya.
‘’Bodo amat! Marah aja terus, ngambek aja kakak kaya anak kecil ! Mikha udah jelasin kalau Mikha gak salah, kalau kakak masih mau marah sama Mikha ya udah, Mikha gak akan jelasin apapun lagi ! Bye !’’ Mikha berteriak di depan pintu kamar Calvin sambil berkacak pinggang.
Brugg !
‘’Anjirr sakittt !’’ umpat Mikha kesakitan saat ia menendang pintu kamar Calvin yang mana malah berujung kakinya sakit.
‘Senjata makan tuan, ini ceritanya. Kamprettt!’ umpat nya lagi lalu berjalan tertatih menuju kamar nya sendiri.
Sementara itu, Calvin berdiri di bawah kucuran shower, membiarkan air hangat mengalir deras di atas kepalanya. Suara gemericik air memenuhi ruangan kecil itu, menyelimuti tubuh dan pikirannya. Ia memejamkan mata, merasakan beban di dadanya perlahan lahan melebur bersama aliran air. Namun, meskipun fisiknya diam, pikirannya berputar liar, seperti pusaran yang sulit dikendalikan.
...🍁🍁🍁...
Makan malam semua keluarga berkumpul. Kehangatan dan keceriaan seperti biasanya, entah mengapa mala mini terasa sangat redup. Tidak ada lagi suara berisik dari Mikha atau pun Keynan. Hingga tiba tiba papi Edward membuka suara nya di sela makan.
"Calvin, bagaimana tadi?"
"Seperti biasa Pi, berantem sama Shera lagi! " jawab Calvin pelan.
Edward menghela napas berat, lalu menatap putri nya, "Sayang, kamu—"
Ting!
Belum selesai Edward bicara tiba tiba Mikha meletakkan sendok garpu nya dengan kasar, "Berhenti nyalahin Mikha atau nyuruh Mikha ngalah juga ke Shera. Udah cukup kakak yang marahin Mikha, Papi gak usah lagi. hati Mikha udah sakit! Mikha kenyang, mau tidur!"
Mikha langsung beranjak dari kursi dan pergi ke kamar nya dengan langkah tertatih. Membuat semua pandangan mata langsung menatap heran kearah nya, kecuali Calvin.
"Dia berantem sama Shera sampai pincang gitu?" Tanya mami Faiza tak habis pikir.
Calvin terdiam sesaat, ia mengingat kembali saat di sekolah tadi, Mikha masih baik baik saja. Lantas kenapa sekarang jadi pincang. Makan malam yang seharus nya menjadi momen kebersamaan berubah menjadi penuh ketegangan. Di meja makan yang biasanya dipenuhi obrolan hangat, kini hanya ada keheningan bingung.
Calvin menatap pintu kamar Mikha yang baru saja tertutup keras, lalu beralih menatap keluarganya. Papi Edward masih memegang sendok garpu di tangannya, seolah-olah sedang memikirkan apakah dia salah bicara. Sementara itu, mami Faiza menatap Calvin dengan sorot mata penuh pertanyaan.
"Calvin," panggil mami Faiza, nadanya serius.
Calvin mengusap wajahnya, mencoba mengingat apa pun yang mungkin terlewat. "Di sekolah tadi Mikha baik-baik saja, Mi. Dia cuma marah sama Shera seperti biasa, tapi nggak ada apa-apa yang terjadi secara fisik."
Edward menghela napas panjang, meletakkan sendok garpu di atas piringnya. "Kenapa sih kalian berdua nggak bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik? Mikha dan Shera sudah terlalu sering bertengkar. Calvin,. Kamu sebagai suami MIkha, apa gak bisa mengarahkan dia lebih baik lagi!’’
Calvin menoleh ke arah ayahnya, menahan amarah yang mulai muncul. "Pi, aku selalu berusaha. Tapi Shera juga nggak pernah berhenti cari masalah. Kalau Papi cuma nyalahin Mikha terus, ya wajar kalau dia merasa disudutkan."
Mami Faiza mengangkat alis, lalu memotong pembicaraan. "Tapi sekarang masalahnya bukan hanya pertengkaran itu. Kamu lihat jalan nya Mikha sampai begitu, berarti emang serius! Shera sudah bermain fisik!’’
...To be continue …. ...
Shera : Mom, aku loh gak ada nendang kaki mIkha! Kenapa aku di salahin?
Mommy : Lah yang nyalahin mereka, bukan mommy loh!
Shera : Tapi kan secara gak langsung, Mommy yang giring opini!
Mommy : Mommy tak tahu!
Shera : Mom, gelut aja yuk sama aku!
Mommy : Kamu berani?
Shera “ Berani gak berani, daripada kena fitnah begini! Pelaku nya pintu kamar kenapa jadi aku coba?
Mommy : Aku sudah tidur.
Semangattt terus mbak penulis sehat selalu 💪💪🙏🙏🌹🌹
dah tau kan siapa sebenarnya flora....
beruntung calvin tidak menikah dgn sijalang flora tidak tulus mencintai calvin....
Reza dan davin jd korbannya sijalang flora,,,kirain flora itu sangat polos dan lugu ternyata kelakuannya hanya manfaatin pria2 beruang....
Belajarlah membuka hatimu tuk istri kecil itu...
lanjut thor...,