NovelToon NovelToon
Siswi Pintar Bekerja Sebagai Bartender

Siswi Pintar Bekerja Sebagai Bartender

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Teen School/College
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Pria Bernada

Dulu, nilai-nilai Chira sering berada di peringkat terakhir.
Namun, suatu hari, Chira berhasil menyapu bersih semua peringkat pertama.

Orang-orang berkata:
"Nilai Chira yang sekarang masih terlalu rendah untuk menunjukkan betapa hebatnya dia."

Dia adalah mesin pengerjaan soal tanpa perasaan.

Shen Zul, yang biasanya selalu mendominasi di Kota Lin, merasa sedikit frustrasi karena Chira pernah berkata:
"Kakak ini adalah gadis yang tidak akan pernah bisa kau kejar."

Di reuni sekolah beberapa waktu kemudian, seseorang yang nekat bertanya pada Shen Zul setelah mabuk:
"Ipan, apakah kau jatuh cinta pada Chira pada pandangan pertama, atau karena waktu yang membuatmu jatuh hati?"

Shen Zul hanya tersenyum tanpa menjawab. Namun, pikirannya tiba-tiba melayang ke momen pertama kali Chira membuatkan koktail untuknya. Di tengah dentuman musik yang memekakkan telinga, entah kenapa dia mengatakan sesuatu yang Chira tidak bisa dengar dengan jelas:
"Setelah minum minumanmu, aku milikmu."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pria Bernada, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ujian Bulanan

"SMA Nanshi," Chira bilang pelan.

Nabila langsung bengong, "Itu Nanshi yang gw tau? Bukannya itu di selatan? Lo pindah dari jauh gitu?"

Chira ngangguk, emang sekolah lamanya jauh banget dari sekolah barunya di Linshi.

"Rara, Nanshi itu kan sekolah keren banget, kenapa lo pindah ke sini di tahun ketiga SMA?" tanya Nabila.

"Soalnya rumah gw di sini." Chira senyum, tapi senyumnya nggak nyampe ke matanya.

"Rara, Nanshi itu kan sekolah hebat, nilai lo pasti bagus banget, ya?"

"Nabila, di sekolah hebat sekalipun, pasti ada aja yang nilainya ancur." Chira mulai ngerasa lumayan cocok sama Nabila.

"Yang nilainya ancur tuh pasti bukan lo, kan?"

Akhirnya ujian bulanan pertama dateng juga, dan Chira tetep kerja di bar tiap malem.

Yang agak aneh, hampir tiap malem dia ngeliat cowok namanya Zul muncul, tapi biasanya dia nggak ngedeket.

Chira jelas ogah campur tangan urusan orang lain.

Pas hari ujian, Chira masuk ke ruang ujian. Dia nggak suka belajar dadakan, tapi juga nggak suka dateng terlalu awal. Begitu dia tiba, hampir semua orang udah duduk di tempatnya.

Cuma kursinya sama kursi di depannya yang kosong. Chira duduk, ngelirik ke jam dinding di atas, ada 15 menit lagi sebelum ujian dimulai.

Sampai 5 menit sebelum ujian, orang yang duduk di depan Chira akhirnya datang terlambat. Cewek dengan rambut panjang. Chira ngelirik sekilas, nggak ngeliat mukanya dengan jelas, tapi dia liat matanya yang agak bengkak.

Lembar ujian dibagikan, Chira diem beberapa menit sambil ngeliatin soal-soal ujian, akhirnya dia ambil pensil dan mulai ngerjain.

Dua hari ujian berlalu cepet banget. Pas Chira balik ke kelas, dia ngedenger Nabila lagi ngeluh sambil tengkurap di meja, "Ini soal ujian dari siapa sih? Susah banget, mereka nggak kasih gw kesempatan hidup apa? Ujian pertama abis liburan, kok begini sih?" Chira diem sebentar dan coba nenangin Nabila. "Nggak masalah, kalau lo ngerasa susah, yang lain juga pasti ngerasa gitu."

"Gw ngerasa ujian ini bikin gw males liat jawabannya."

"Udah, Nabila, emang kapan lo punya semangat buat liat jawaban?" suara Fajar tiba-tiba muncul.

Nabila langsung kepancing denger ejekan itu, "Fajar, gw sih nggak kayak lo yang selalu tenang duduk di peringkat terbawah kelas."

Nabila dan Fajar dulu sekelas di kelas dua, jadi udah sering debat sama berantem.

Nabila pernah ikut lomba pidato tingkat kota dua kali, dalam hal ngomong, Fajar jelas nggak ada tandingannya.

Chira cuma nyengir, emang dua orang ini lucu banget.

"Rara," tiba-tiba Nabila inget sesuatu, "Lo malem-malem kemana aja sih, kok tiap malem nggak pernah belajar di kelas?"

"Ada apa?" tanya Chira.

"Lo nggak tau rasanya sepi gw di sini sendirian tiap malem tanpa lo."

Chira ngelirik ke arah Fajar, yang udah tau alesannya dan langsung ngehindar.

"Gw ada urusan tiap malem, nanti kalo ada kesempatan gw cerita," jawab Chira. Dia tau, rasa penasaran orang nggak bakal ilang cuma dengan jawaban kayak gitu.

Setidaknya, Nabila ngerti kalau Chira nggak pengen ngebahas itu, jadi dia nggak nanya lebih jauh.

Hasil ujian keluar cepet banget. Karena ini tahun ketiga yang penting, sekolah minta guru-guru buat koreksi ujian dalam beberapa hari. Begitu peringkat diumumin, semua orang kaget.

Peringkat pertama di ujian sains seluruh kelas kali ini bukan dari kelas unggulan yang biasanya ngegengsiin murid berprestasi, bukan juga si cantik dan cerdas idola sekolah, atau siswa yang sering tenggelam di lautan soal sambil pake kacamata tebel. Yang berhasil ngeraih peringkat pertama malah siswa pindahan dari kelas biasa.

Namanya Chira, dan dia cewek.

Semua orang di sekolah langsung pada penasaran sama si anak baru ini, tapi sayangnya Chira rendah hati banget, jadi banyak yang bahkan nggak pernah denger tentang dia.

Beberapa siswa sampai diem-diem dateng ke kelasnya buat nanya, siapa sih sebenernya murid pinter yang berani banget ini? Baru dateng tapi langsung nyomot peringkat pertama.

Chira sendiri nggak begitu kaget sama peringkatnya. Justru teman sebangkunya, Nabila, yang heboh banget.

“Rara, lo keren banget, hahahaha! Lo tau nggak sih, puas banget gw ngeliat anak-anak di kelas unggulan yang kelihatan kesal karena lo ngerebut peringkat pertama dari mereka, hahaha!”

Chira cuma bilang, “...”

“Rara, nilai lo setinggi ini, jadi temen sebangku lo nih beruntung banget, kan?”

“Makanya, lo harus hargain gw.” Chira tiba-tiba ngulurin tangan terus angkat dagu Nabila.

Wajah bulat Nabila langsung terangkat, dan matanya ketemu sama sepasang mata hitam pekat Chira yang bikin jantungnya deg-degan.

Ya ampun, cewek mana yang bisa ngegoda kayak gini? Cantik, keren, bahkan lebih keren dari cowok. Gimana gw, seorang pecinta cowok tampan, bisa nggak kepikiran sama dia?

Chira senyum tipis, terus pelan-pelan lepasin tangannya, lalu cepet-cepet jentikkin jari di jidat Nabila, “Sadar, woy.”

Nabila cuma bisa bengong, “...”

Di lapangan basket, setiap kali kelas 8 lagi olahraga, lapangan itu selalu penuh dikerumunin orang.

Alasannya jelas: si idola sekolah, Zul, suka main basket, dan tiap kali dia main, itu jadi kayak tontonan seru buat penonton.

Chira lebih suka menyendiri pas pelajaran olahraga. Sekolah Linshi ini masih baru buat dia, jadi muter-muter liat-liat sekolah nggak terlalu bosenin. Pas dia lewat lapangan basket yang rame, Chira nggak tertarik buat ngeliat ke sana. Tapi cuma karena dia nggak liat, bukan berarti orang lain nggak ngeliat dia.

Pas istirahat, Fajar ngelap keringat di dahinya sambil liat Zul yang lagi ambil botol minum dari cewek yang ngasih.

“Woy kampret, kenapa nggak ada cewek yang ngasih gw minum juga?” Fajar ngedumel dengan nada bercanda.

Zul yang juga basah sama keringat cuma senyum, “Menurut lo kenapa?”

“…” Bercandanya terlalu nyakitin, Fajar jadi ngerasa kena mental.

Dia nggak ngerasa nggak populer; gimana pun, dia lumayan ganteng dan pernah punya beberapa mantan. Tapi sayangnya, di bawah pesona Zul, cuma dikit yang bener-bener ngeliat kegantengan dia.

“Zul kampret, kali ini yang dapat peringkat pertama bukan si cantik idola sekolah kita,” Fajar bergosip sama Zul.

Zul sih nggak pernah peduli sama peringkat nilai. Buat dia, nilai jeleknya udah nggak bisa diselamatin lagi, jadi dia nggak pernah mikirin itu.

“Bukan? Ya udah, apa yang perlu diributin?” Zul bahkan nggak liat ke arah dia.

Fajar tampak nggak puas sama sikap acuh tak acuh Zul, “Zul, yang menarik tuh, peringkat pertama bukan dari anak kelas unggulan, tapi murid baru yang pindah ke kelas kita.”

“Chira?” Zul akhirnya nengok ke arah Fajar, “Nggak keliatan ya, ternyata nilainya bagus.”

“Namanya juga tampang nggak selalu sesuai sama isi otak,” Fajar mendeketin suaranya, “Tapi denger-denger, sebelum pindah, Chira sekolah di tempat yang keren, dan katanya ada yang coba-coba cari tahu nilai dia sebelum pindah. Nilainya tuh dulu berantakan.”

“Maksud lo?” Zul nyenderin dagunya di tangan, bertanya tanya.

1
Pria Bernada
tenang kak proses😍😘❤️🔥
Sol Ronconi
Thor, kapan update lagi nih?
SHAIDDY STHEFANÍA AGUIRRE
Saya sangat terkesan dengan perkembangan karakter yang konsisten.
Rizky Mwe
Terima kasih kepada author, sudah menyajikan cerita indah yang menghibur hati ini.
Yoseph Bambang: ayo mulai bacanovelnya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!